Indonesia, Uni Eropa, WHO Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Tangani Covid-19
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes), Uni Eropa (EU), serta Badan Kesehatan Dunia (WHO) sepakat meningkatkan kerja sama dalam menangani pandemi Covid-19 guna menghentikan laju penyebaran virus Corona di kawasan.
"Kita sangat senang mendapatkan dukungan dari Uni Eropa dan WHO dalam rangka memerangi pandemi Covid-19," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, saat peluncuran kemitraan WHO-EU-Kementerian Kesehatan untuk kesiapsiagaan dan respons pandemi Covid-19 di Jakarta, Jumat (12/3).
Peluncuran kemitraan WHO-UE-Kementerian Kesehatan untuk kesiapsiagaan dan respons pandemi Covid-19 dihadiri Menkes Budi Gunadi Sadikin, perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan, dan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia di pertemuan Konsultasi? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Budi mengatakan dukungan dari Uni Eropa dan WHO terus mengalir ke Indonesia dalam memastikan masyarakat dapat menjalankan protokol kesehatan.
"Kami memastikan bahwa kami mendapatkan dukungan dari organisasi-organisasi internasional untuk kesiapsiagaan dan respons pandemi Covid-19 mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah atau Presidensi Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) Tahun 2022," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Navaratnasamy Paranietharan mengatakan kemitraan WHO-EU-Kementerian Kesehatan RI untuk kesiapsiagaan dan respons pandemi Covid-19 bertujuan untuk mendukung Indonesia dalam menangani pandemi dengan lebih baik melalui tes virus Corona, penelusuran kontak erat, tindak lanjut perawatan, maupun ketersediaan laboratorium.
"Kemitraan ini memastikan bahwa kita mencegah wabah lain tidak hanya untuk hari ini tapi juga untuk masa depan," ujar Paranietharan, sambil mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 sudah satu tahun hadir di Indonesia.
Selama kurun waktu satu tahun itu, Indonesia mengambil serangkaian tindakan ketat dalam mengatasi penyebaran Covid-19. Selain penerapan protokol kesehatan, Indonesia juga sudah menjalankan vaksinasi Covid-19.
"Indonesia salah satu negara berkembang yang memulai lebih awal vaksinasi Covid-19. Dengan vaksinasi kita berharap dapat mengakhiri pandemi. Selama vaksinasi dijalankan, protokol kesehatan tetap dipatuhi dan dilaksanakan oleh masyarakat," ujar dia.
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket, mendukung upaya kerja sama multilateral dalam mengatasi pandemi Covid-19 beserta dampak yang ditimbulkan dari virus Corona itu.
"Uni Eropa merupakan mitra bagi Indonesia dalam mengatasi pandemi Covid-19. Presiden Jokowi menyebutkan bahwa tidak ada orang yang aman dari pandemi ini. Untuk itu kami mendukung upaya multilateral untuk mengendalikan Covid-19," ujar Dubes Piket.
Sebelumnya, Uni Eropa mengucurkan dana bantuan hingga 20 juta euro atau sekitar Rp 341 miliar untuk penanganan Covid-19 di negara-negara Asia Tenggara. Dana bantuan itu merupakan bagian dari upaya mendukung kapasitas kesiapsiagaan dan tanggap darurat mitra-mitra di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket, Selasa (15/8).
Baca SelengkapnyaIndonesia-Afrika bersepakat untuk mencegah penyebaran mpox bukan hanya di Indonesia dan Afrika tetapi juga di dunia.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaBKSAP DPR bertemu dengan Director of the European Parliament in ASEAN Antoine Ripoll di Gedung DPR RI, Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi menutup malam terakhirnya sebagai kepala negara, dengan menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden China Han Zheng.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menghadiri KTT G20 di New Delhi, India.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, saat ini sudah saatnya suara dan juga kepentingan dari negara-negara berkembang harus didengarkan oleh dunia.
Baca SelengkapnyaAnin menjelaskan bagaimana kebijakan luar negeri Presiden Prabowo, khususnya di bidang perekonomian.
Baca SelengkapnyaProgram pendanaan ini akan berlangsung dalam durasi tiga tahun.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKerja sama yang dibahas meliputi penguatan perdagangan, investasi, kerja sama kesehatan, kerja sama pembangunan IKN, hingga kerja sama riset serta teknologi.
Baca SelengkapnyaPertemuan tersebut secara khusus membahas soal peran SBY sebagai penasehat khusus aliansi sedunia untuk membasmi Malaria
Baca Selengkapnya