Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ingatkan sejarah masa lalu, Puti menangis di depan ribuan Soekarnois Malang

Ingatkan sejarah masa lalu, Puti menangis di depan ribuan Soekarnois Malang Puti di depan Soekarnois Malang. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno, meneteskan air mata saat menyampaikan orasi politiknya di hadapan ratusan Soekarnois dan Nasionalis Malang.

Puti menangis, saat mengenang orang tuanya, Guntur Soekarno Putra, yang merupakan anak pertama dari lima bersaudara, pasangan Soekarno dan istri Fatmawati. Guntur begitu besar jasanya harus melindungi keluarga orang orang tuanya. seperti saat Soekarno dipenjara dan diasingkan di pulau terpencil, begitu banyak stigma negatif menimpa keluarga Soekarno.

Diungkapkan Puti, begitu besar perjuangan Guntur Soekarno Putra saat-saat kondisi kakeknya lengser dari Presiden RI. Saat itu sang ayah harus banyak berjuang untuk melindungi terpaan stigma dan diskriminasi. "Begitu Bung Karno lengser dan muncul era orde baru ada perubahan yang sangat drastis terhadap nasib para Soekarnois dan Nasionalis di Indonesia saat itu," kata Puti, Kamis (22/2).

Lanjutnya, walaupun saat itu masih kecil dan belum tahu apa-apa. Namun, banyak cerita yang diterimanya dari orang yang cinta kepada Soekarno bahwa bagaimana merajut merah putih pada saat itu. "Saya percaya di sini sebagai anak muda yang kurang berpengalaman, tidak tahu persis apa yang terjadi terhadap keluarga Bung Karno yang diinjak-injak dan mendapat tekanan politik," kata Puti Guntur Soekarno, sambil mengusap air matanya.

Kata Puti, begitu besar beban tanggung jawab yang diemban Guntur Soekarno saat itu. Guntur sebagai putra pertamanya harus menjaga tekanan dan terpaan stigma negatif pemerintah. "Bung Karno sebagai mantan presiden harusnya banyak menerima fasilitas yang harus didapat. Tapi, justru tidak mendapatkan apapun," katanya.

Meski tidak mendapatkan fasilitas, keluarga besar Bung Karno, Fatmawati bersama lima anaknya yaitu Guntur Soekarno Putra, Megawati Soekarno Putri, Rachmawati Soekarno Putri, Sukmawati Soekarno Putri, dan Guruh Soekarno Putra, menjalani hidup dengan ikhlas.

Puti menilai, dalam jiwa neneknya, terdapat jiwa cinta pada tanah air. "Saya tahu rasa nasionalisme, kesadaran, dedikasi yang dikatakan Bung Karno sebagai satu kesadaran revolusioner itu ada pada setiap keluarga besar Bung Karno," katanya.

Diceritakan Puti bahwa stigma negatif itu terjadi saat di sekolah dasar dimana dalam sejarah diungkapkan Soekarno adalah pengkhianat bangsa. "Benarkah kakek saya Bung Karno itu seperti ini (pengkhianat bangsa). Begitu kejamnya rezim saat itu, dan saya tak bisa membayangkan betapa menyedihkan nasib para keluarga saat itu," kata Puti, yang kembali harus mengusapkan air matanya.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Achmad Basarah juga sempat meneteskan air mata saat berpidato di depan para Soekarnois.

"Saya mengawal figur, yang ada nama 'Soekarno' di belakangnya. Ini bukan sekadar tugas bagi saya, namun juga kehormatan. Terlebih untuk menjaga tahta, trah Bung Karno. Karena itu kita harus menangkan Mbak Puti yang merupakan trah dari Soekarno," kata Basarah. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Potret Lawas Orang Belanda Diusir dari Indonesia Tahun 1957, Berbondong-bondong Naik Kapal Laut
Potret Lawas Orang Belanda Diusir dari Indonesia Tahun 1957, Berbondong-bondong Naik Kapal Laut

Potret lawas orang-orang Belanda berbondong-bondong naik kapal laut saat diusir dari Indonesia beredar di media sosial.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Nangis Emosional Megawati Sampai Terima Kasih ke Presiden Prabowo Bantu Luruskan Sejarah Soekarno
VIDEO: Nangis Emosional Megawati Sampai Terima Kasih ke Presiden Prabowo Bantu Luruskan Sejarah Soekarno

Megawati juga mengucapkan terima kasih kepada Prabowo Subianto membantu meluruskan sejarah Soekarno

Baca Selengkapnya
Megawati: Sekarang Banyak Orang yang Stres
Megawati: Sekarang Banyak Orang yang Stres

Dia pun merasa heran kenapa saat Indonesia sudah merdeka justru banyak orang yang lebih stress

Baca Selengkapnya
PDIP: Soeharto Ketakukan Kalau Bung Karno Dimakamkan Dekat Jakarta
PDIP: Soeharto Ketakukan Kalau Bung Karno Dimakamkan Dekat Jakarta

Orba tidak merasa puas memakamkan Bung Karno di Blitar untuk menjauhkan rakyat.

Baca Selengkapnya
Peringati 28 Tahun Peristiwa Kudatuli, PDIP Gelar Wayang dengan Lakon ‘Sumatri Ngenger’
Peringati 28 Tahun Peristiwa Kudatuli, PDIP Gelar Wayang dengan Lakon ‘Sumatri Ngenger’

Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri pun menyaksikan pertunjukan wayang secara daring.

Baca Selengkapnya
Sejarawan: Pleidoi Indonesia Menggugat Bung Karno Relevan dengan Situasi saat Ini
Sejarawan: Pleidoi Indonesia Menggugat Bung Karno Relevan dengan Situasi saat Ini

Dia menyakini belum ada yang bisa menandingi pemikiran Bung Karno dalam pleidoi Indonesia Menggungat tersebut.

Baca Selengkapnya
Megawati Bicara Orde Baru Reborn, Gerindra Ungkit Pakta Integritas Pj Bupati Sorong
Megawati Bicara Orde Baru Reborn, Gerindra Ungkit Pakta Integritas Pj Bupati Sorong

Megawati Soekarnoputri yang menyinggung penguasa bertindak seperti rezim orde baru.

Baca Selengkapnya
Megawati: Saya Sudah Jengkel, Kenapa Kalian yang Baru berkuasa Bertindak Seperti Zaman Orde Baru?
Megawati: Saya Sudah Jengkel, Kenapa Kalian yang Baru berkuasa Bertindak Seperti Zaman Orde Baru?

Megawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.

Baca Selengkapnya
Airlangga Balas Megawati: Orde Baru Chapter yang Sudah Lewat
Airlangga Balas Megawati: Orde Baru Chapter yang Sudah Lewat

Airlangga menyatakan bahwa saat ini sudah masuk orde reformasi.

Baca Selengkapnya
Perintah Rahasia Letjen Soeharto ke Kostrad: Lindungi Mahasiswa yang Berdemo
Perintah Rahasia Letjen Soeharto ke Kostrad: Lindungi Mahasiswa yang Berdemo

Militer ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Bung Karno Bicara Kesederhanaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Kesaksian Bung Karno Bicara Kesederhanaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Proklamasi Kemerdekan 17 Agustus 1945 digelar dengan sangat sederhana. Bahkan Sukarno pun tak pernah membayangkan peristiwa besar digelar dengan sederhana.

Baca Selengkapnya