Ingin dapat simpati, kini Polri rajin tangkapi preman
Merdeka.com - 11 Personel Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan Kartosuro menghabisi nyawa empat orang tahanan yang disebut-sebut sebagai preman di wilayah DIY. Bukannya mendapat hujatan, pasukan elite itu malah mendapat pujian.
Alasannya, anggota Komisi III DPR dari FPDIP Achmad Basarah menganggap masyarakat saat ini sudah pesimis pada kemampuan Polri untuk menyelesaikan dan menghentikan berbagai aksi premanisme.
"Jadi menurut saya, masyarakat bukan mendukung aksi pembantaian yang dilakukan para oknum-oknum Kopassus itu, tapi sebenarnya lebih menaruh harapan kepada aparat negara agar bisa bekerja lebih baik lagi, bisa menuntaskan dan menghentikan aksi premanisme di berbagai daerah lainnya. Masyarakat merasa Polri belum bisa mengatasi secara efektif," ujar dia.
-
Siapa yang berhadapan dengan preman? Seorang wanita berhadapan dengan aksi preman di kawasan Palmerah, Jakarta Barat.
-
Apa yang dilakukan preman tersebut? Saat mengemudi, dia dikejutkan lantaran sang preman mengaku terserempet. Seketika, ada adu mulut terjadi. Bahkan, sang preman mengaku memiliki KTA Polri.
-
Mengapa preman itu menantang ke Polsek? Saat diajak, sang preman justru menantang. 'Diarahin papi ke Polsek Palmerah supaya masalah kelar,' imbuhnya. Bahkan, dia mengaku jika memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Polri.
-
Bagaimana preman itu bereaksi? 'Pakai ditunjuk-tunjuk, seram banget gue tremor. Tapi papi masih ladenin karena tahu kita benar dan tidak melanggar apa-apa,' lanjutnya.
-
Mengapa preman itu berubah? Akhirnya, preman tersebut merasa malu atas kekalahannya, mengakui kesalahannya, dan menyatakan keinginannya untuk belajar kepada Sunan Drajat.
-
Kenapa DPR RI apresiasi Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
Seolah menampik anggapan itu, aparat polisi wilayah Polda Metro Jaya bergerak menangkapi preman di Jakarta. 36 Preman yang biasa beroperasi di Gelora Bung Karno, Senayan diciduk.
"Kita sudah melaksanakan penangkapan terhadap 36 orang preman yang sering meresahkan masyarakat di sekitar Gelora Bung Karno (GBK) JCC dan Istora Senayan. Tindak lanjutnya, untuk 3 orang resmi dilakukan penahanan," ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan.
Polsek Tanah Abang berupaya membersihkan wilayahnya dari para preman. Sebanyak 26 orang yang diduga preman diamankan. Pihaknya menggelar razia di titik rawan kejahatan seperti di sekitaran Thamrin City dan Bongkaran. "Kita juga menyita narkoba jenis ganja 20 paket dan sabu tiga paket dari seseorang. Sekarang masih kita kembangkan," ujar Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang, Kompol Widarto.
Polresta Bekasi Kota tak ketinggalan dengan menjaring sebanyak 74 orang yang diduga preman saat menggelar razia di Kota Bekasi. Preman yang terjaring razia itu ditangkap karena kerap meresahkan masyarakat Bekasi semisal di beberapa tempat pusat keramaian.
"74 orang kita amankan karena, sudah banyak aduan dari masyarakat yang mengaku resah dengan keberadaan mereka," ujar Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Nuredy Irwansyah, Selasa (9/4).
Polsek Kebayoran Lama juga mengamankan 13 orang diduga preman yang meresahkan masyarakat. Razia dilakukan di beberapa titik, yakni Jalan Ciputat Raya, depan Gedung Fedex, Pondok Pinang 5 orang, Jalan Panjang, Cipulir 4 orang dan kawasan Pasar kebayoran Lama 4 orang.
"13 Preman diamankan. Dua diproses hukum karena kedapatan membawa senjata tajam dan sisanya dilakukan pendataan kemudian dibina," ujar Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Imam Yulisdianto, di Mapolsek Kebayoran Lama.
Sedikitnya 19 orang yang diduga preman terjaring dalam operasi yang digelar di terminal Kampung Rambutan. "Operasi ini dilakukan tujuannya untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga masyarakat yang datang maupun pergi di terminal ini. Diharapkan dengan cara seperti ini masyarakat tidak merasa takut lagi akan terjadi tindak kriminalitas," ujar Kepala Terminal Kampung Rambutan, Dwi Basuki. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saffarudin yang juga mantan anggota Polri meminta polisi mengaku saja jika memang benar.
Baca SelengkapnyaIlyas mengatakan polisi saat ini lebih memihak bagi pelapor yang punya uang.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial yang memperlihatkan aksi sekelompok pelajar yang membawa senjata tajam (sajam) di wilayah Kalideres, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaPolri meminta kepada masyarakat untuk segera melapor apabila menjadi korban intimidasi atau aksi premanisme oleh seseorang atau kelompok.
Baca SelengkapnyaDari tangan para preman, polisi turut mengamankan barang bukti uang tunai sebanyak Rp580 ribu
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaPelaku membersihkan got tanpa adanya permintaan dari pengurus lingkungan setempat.
Baca SelengkapnyaJenderal polisi peraih Adhi Makayasa berikan arahan kepada ratusan anggota reserse.
Baca SelengkapnyaMomen saat anggota Brimob cegah personel Propam yang akan bawa pendatang yang dicurigai sebagai preman.
Baca SelengkapnyaAdapun pembahasan rapat terkait persiapan penegakan hukum Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSaat tengah mengemudi, dia dikejutkan lantaran sang preman mengaku terserempet. Bahkan, sang preman mengaku memiliki KTA Polri.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo sempat memuji cara humanis Polwan saat berhadapan dengan massa.
Baca Selengkapnya