Ingin memilih bupati, warga Purbalingga seberangi sungai
Merdeka.com - Sedikitnya 120 warga yang memiliki hak pilih dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Purbalingga di Grumbul Jomblang, Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, harus menyeberangi sungai untuk memberikan hak piihnya. Seratusan pemilih tersebut terdaftar di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 8 Grumbul Mlayang di desa yang sama.
Seorang warga Grumbul Jomblang, Mad Samingun mengemukakan selama ini warga harus melewati Sungai Gintung selebar 75 meter yang membelah wilayah desa tersebut tanpa ada jembatan penghubung.
"Jika ada jembatan gantung, aktivitas kami ke Mlayang tentu sangat terbantu," ujarnya, Senin (7/12).
-
Kenapa warga Sukasari sulit beraktivitas sebelum ada Jalur Lingkar Barat? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.Belum lagi topografinya yang sebagian merupakan daerah hutan belantara sehingga semakin menyulitkan warga untuk mengakses jalan menuju wilayah kota.
-
Kenapa warga takut lewat jembatan rusak itu? 'Takut kalau lewat, gemetar mah ada. Terus harus pegang, takut ke bawah (jatuh) aja ini mah,' terangnya.
-
Mengapa Jalur Pantura Jawa Barat sepi? Sepinya jalur pantura karena banyak yang beralih ke Tol Cipali tak membuat mereka menyerah.
-
Mengapa warga Grobogan kesulitan mendapatkan air bersih? Krisis air bersih sudah berlangsung hingga berbulan-bulan. Kondisinya kian parah. Kehidupan warga makin susah.
-
Bagaimana warga melintas jembatan rusak itu? Warga harus bertaruh nyawa saat melintas di jembatan penghubung dua kecamatan itu.
-
Kenapa jalan di Lebak Jeunjing sulit dilalui? Untuk jalan di Lebak Jeunjing sebenarnya di beberapa titik sudah mulus dengan konstruksi cor beton dan susunan batu. Namun konturnya menanjak curam dengan belokan tajam di samping jurang. Kondisi jalan juga belum memiliki pembatas sehingga bagi yang belum menguasai wilayah dikhawatirkan akan terjun ke jurang.
Diakuinya, jika air sungai surut sebenarnya warga bisa menyeberang karena ketinggian air tidak terlalu tinggi. Namun yang terjadi beberapa hari terakhir, justru cuaca terus hujan dan kerap terjadi banjir. Sehingga warga tidak mungkin menyeberang dengan berjalan kaki.
"Kalau melalui jalan darat, kami harus memutar jauh," ucapnya.
Diperkirakan jarak untuk mencapai Grumbul Mlayang yang masih dalam satu desa tersebut, warga harus menempuh jarak 35 kilometer.
"Karena itu, warga sangat berharap adanya jembatan gantung, yang menghubungkan Jomblang dengan Mlayang. Kami sudah lama merindukannya, agar kami bisa Jumatan ke Masjid di Mlayang dengan mudah maupun aktivitas lainnya," ujarnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Purbalingga, Sri Wahyuni mengatakan pada hari pencoblosan 9 Desember 2015 nanti, warga Grumbul Jomblang akan disediakan perahu oleh pihak TNI.
"Nantinya, warga akan menyeberang menggunakan perahu karet yang disediakan TNI untuk mencoblos," katanya.
Diakuinya, saat ini warga Jomblang butuh perahu karet untuk melakukan pencoblosan suara di TPS 8 Mlayang, karena kondisi sungai saat ini sudah tidak bisa diseberangi tanpa perahu.
"Sekarang ini, kondisinya musim hujan. Sehingga debit air tinggi, dari yang biasanya ketinggian air hanya sebatas pinggang atau lutut, saat ini tingginya sedada orang dewasa," ucapnya.
Dia mengemukakan, saat ini pihak TNI sudah menyiapkan satu perahu berkapasitas 8-10 orang untuk keperluan warga yang akan memilih dalam Pilbup Purbalingga.
"Dari simulasi yang dilakukan kemarin (Minggu), nanti warga akan diseberangkan dengan perahu karet yang disediakan," tuturnya.
Sementara itu, Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 0702 Purbalingga, Letnan Kolonel Kavaleri Dedy Safruddin mengemukakan dari hasil simulasi yang dilakukan pada Minggu (6/12), pihaknya akan melakukan pengamanan saat penyeberangan di Sungai Gintung.
"Kami persiapkan personel sebanyak dua regu untuk pengamanan penyeberangan, karena kondisi cuaca saat ini. Selain menurunkan personel, kami juga menyediakan pelampung dan menambahkan kekuatan sling tali agar benar-benar aman," ucapnya.
Diakuinya, kali pertama warga Jomblang mengaku takut untuk menyeberang menggunakan perahu lantaran arus sungai yang cukup deras. Untuk meyakinkan warga, pihaknya menurunkan personel yang akan mengawal perahu yang menyeberangkan warga.
"Selain dua personel yang berada di atas perahu, kami juga menerjunkan prajurit yang mengawal perahu di air dengan menggunakan pelampung," ucapnya.
Ditambahkannya, perahu yang akan membantu menyeberangkan warga akan dipersiapkan mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
"Untuk setiap menyeberang dibutuhkan waktu sekitar dua menitan, sehingga nanti kemungkinan akan ada 20 kali penyeberangan dan total pulang pergi bisa mencapai 40 kali penyeberangan," ujarnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah warga menyeberangi sungai membawa jenazah yang akan dimakamkan di pemakaman itu viral di media sosial
Baca SelengkapnyaWarga Desa Sumberkare terpaksa menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan.
Baca SelengkapnyaBahkan dikabarkan pernah ada warga yang meninggal dunia usai terjatuh dari atas jembatan saat menyeberangi sungai tersebut.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaPerjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaKondisinya sudah miring, dengan beberapa bagiannya berlubang. Bahkan, salah satu tali baja penopang beban juga putus.
Baca SelengkapnyaSebelum ada Jalur Lingkar Barat Purwakarta, ada satu kecamatan dalam keadaan terisolasi.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu-ibu warga di sana menyebutkan bahwa kampung ini sudah ada sejak zaman peperangan.
Baca SelengkapnyaAnak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
Baca SelengkapnyaBantuan pembangunan jembatan yang diberikan merupakan wujud nyata kepedulian BRI dalam membantu masyarakat.
Baca SelengkapnyaSelama ini banyak kendaraan pengangkut logistik dan mobil yang berkepentingan ke lokasi penampungan imigran etnis Rohingya di Kuala Parek.
Baca Selengkapnya