Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini 10 perang paling mematikan dan berdarah sepanjang sejarah

Ini 10 perang paling mematikan dan berdarah sepanjang sejarah Perang Dunia II. ©Istimewa

Merdeka.com - Sejak zaman prasejarah, manusia kerap terlibat bentrok antar sesamanya. Tindakan ini dipicu oleh adanya ketidakpuasan terhadap sesuatu, atau keinginan untuk merebut daerah yang lebih sejahtera, bahkan masalah yang lebih sepele bisa menjadi pemicu peperangan.

Banyak pertempuran dilakukan demi kebebasan, tapi banyak pula perang yang menyingkirkan hak asasi seorang manusia dengan membunuh mereka. Alhasil, kematian tidak hanya dialami para prajurit yang bertempur, tapi warga sipil tak bersenjata juga harus merelakan nyawa mereka untuk dibunuh atau dieksekusi massal.

Berikut 10 perang paling mematikan seperti dikutip merdeka.com dari wonderslist.com. Dimulai dari nomor 10.

10. Perang Napoleon

perang napoleon

Perang Napoleon yang berlangsung pada 1803 hingga 1815 dianggap banyak pengamat sebagai perang mematikan sebelum Perang Dunia Pertama berlangsung. Perang ini telah membunuh sekitar 7 juta prajurit dan penduduk sipil di seluruh Eropa, Atlantik, Pasifik dan Samudera Hindia.

Perang Napoleon terjadi akibat pernyataan perang yang dilakukan koalisi negara-negara Eropa yang prihatin atas jatuhnya Raja Louis XVI usai berlangsungnya Revolusi Prancis. Peningkatan kekuatan Prancis di bawah kepemimpinan Napoleon Bonaparte menimbulkan kekhawatiran banyak negara, apalagi Napoleon telah menundukkan kekuasaan Spanyol, Italia, Prussia dan negara-negara di sekitarnya.

Perang ini mendekati akhir saat pasukan Napoleon mengalami kekalahan saat berupaya menginvasi di Rusia pada 1812. Upaya Napoleon untuk mengembalikan kedigdayaannya mengalami banyak kegagalan, terutama saat kalahnya pasukan Prancis dalam perang di Waterloo Prancis di tahun 1815 sekaligus mengakhiri kekaisaran Napoleon yang berdiri sejak revolusi Prancis berakhir.

9. Perang sipil Rusia

perang sipil rusia

Kejatuhan Kekaisaran Rusia dalam revolusi Bolshevik tak membuat keamanan di negeri itu berangsur-angsur pulih. Perebutan kekuasaan antar partai membuat rakyat Rusia terlibat pelbagai pertempuran yang seharusnya tidak terjadi, jutaan korban pun berjatuhan.

Perang yang berlangsung antara tahun 1917 hingga 1921 ini, dua milisi besar di negeri itu, yakni Tentara Merah milik partai sosialis Bolshevik dan berakhir dengan kalahnya Tentara Putih di bawah kendali sekutu. Pembunuhan besar-besaran terjadi selama perang ini, korban tewas diperkirakan mencapai 9 juta orang.

Perang berakhir ketika Tentara Merah Soviet berhasil menguasai Petograd (sekarang St. Petersburg), serta memegang kendali seluruh Rusia pada 1922. Selain tentara, rakyat sipil sering kali menjadi sasaran pembunuhan dari kedua belah pihak yang bertikai. (mdk/tyo)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP