Ini aksi Komunitas Rindu Menanti di halte kotor dan terbengkalai
Merdeka.com - Kondisi halte angkutan kota (angkot) dan bus yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat, dinilai memprihatinkan. Selain kondisinya terbengkalai, sebagian halte yang sudah dibangun dibiarkan menganggur.
"Fungsi halte ini sebenarnya untuk apa? Banyak halte dibiarkan terbengkalai sehingga kotor dan berdebu. Bahkan ada yang masih digembok. Jadi sebenarnya untuk apa dibangun jika tidak digunakan," ujar Rosihan Fahmi, penggagas Komunitas Rindu Menanti saat ditemui di Halte Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Rabu (18/11).
Rosihan mempertanyakan komitmen pemerintah Kota Bandung yang gencar membangun halte-halte baru, tanpa perhitungan matang.
-
Kenapa sampah plastik diolah di Bandung? Upaya warga sendiri merupakan langkah preventif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan berpotensi menumpuk hingga ribuan tahun.
-
Kenapa bangunan terbengkalai diubah fungsinya? Danish Kurani, seorang desainer dan pendiri firma desain 'Kurani', menyatakan bahwa adaptive reuse tidak hanya memberikan kehidupan baru pada bangunan lama, tetapi juga berkontribusi dalam pengurangan limbah konstruksi, memanfaatkan infrastruktur yang telah ada, serta melestarikan warisan sejarah setempat.
-
Sampah plastik apa yang diolah di Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik.
-
Kenapa sampah di Kota Jogja dibiarkan menumpuk? Viral Tumpukan Sampah Sepanjang 50 Meter di Kota Baru Jogja, Begini Kondisinya Sekarang Penanganan sampah yang lambat dari pihak terkait mendapat kritikan dari warganet.
-
Bagaimana sampah plastik diolah di Bandung? Sisi kreativitas ditampilkan sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka mencoba menjawab permasalahan sampah plastik dengan menyulapnya menjadi kerajinan cantik dan unik.
-
Dimana sampah plastik diolah di Bandung? Berlokasi di Jalan Dago Pojok No 112, Dago, komunitas ini menggagas pengolahan sampah plastik menjadi karya seni wayang.
"Masih banyak halte yang atapnya berbentuk gedung sate itu belum selesai. Kenapa malah membangun halte baru. Menurut saya lebih baik selesaikan dulu saja pembangunan halte sebelumnya," kata Rosihan.
Selain kondisinya kumuh dan tidak terawat, keberadaan halte juga tidak dilengkapi dengan beragam fasilitas penunjang lainnya, seperti tempat sampah, toilet dan fasilitas untuk kaum difabel.
"Bentuk halte yang ada saat ini tidak ramah untuk kaum difabel. Bagaimana mereka bisa menggunakan halte jika tidak ada akses untuk kaum difabel," tuturnya.
Rosihan bersama komunitasnya menggagas sebuah gerakan untuk memberdayakan halte di Bandung. Dia bersama sejumlah relawan menyuguhkan buku dan bahan bacaan kepada pada pengguna halte.
Melalui gerakan ini, mereka ingin menebarkan virus membaca kepada masyarakat yang sedang menunggu angkot/bus di halte. Tak hanya itu mereka juga sengaja membawa perkakas untuk membersihkan halte yang disinggahi.
Selama satu Minggu berjalan, aktivitas komunitas ini mulai mendapat respon dari masyarakat. Sebagian masyarakat mulai mengetahui terkait aktivitas mereka.
Menurut Rosihan, para relawan ini membawa buku dengan beragam jenis bacaan untuk kemudian ditawarkan kepada calon penumpang. Buku yang dibaca oleh calon penumpang dipinjamkan secara cuma-cuma alias gratis.
"Ini adalah sebuah langkah kecil untuk mengubah persepsi tentang halte. Goalnya teman-teman pengguna angkutan umum merasa nyaman berada di halte. Kalo penumpangnya menunggu di halte, bus atau angkot kan pasti tidak akan berhenti di sembarang tempat," ujar dia menandaskan.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah jalan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat menjadi sorotan usai dipenuhi ceceran sampah.
Baca SelengkapnyaPegiat Peduli Lingkungan mengajak masyarakat memungut sampah saat CFD di Bundaran HI.
Baca SelengkapnyaPuluhan truk sampah terpaksa antre untuk memasuki TPA Cipayung, Depok. Para sopir harus menunggu berjam-jam sebelum bisa membuang sampah yang diangkutnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah pemuda Bangkalan bersih-bersih area jembatan Serdang dan kewalahan mengangkut gunungan popok bayi.
Baca SelengkapnyaKomisi D DPRD DKI meminta Pemerintah Provinsi DKI memasang kamera pengawas (CCTV) sebagai peningkatan pengawasan tempat umum
Baca SelengkapnyaFasilitas Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Amir Hamzah sudah memprihatinkan. Kondisinya sudah tak ramah anak karena banyak karat dan berlubang.
Baca SelengkapnyaHalte Tendean sementara tersebut, melayani naik turun penumpang armada Transjakarta di rute ini.
Baca SelengkapnyaAwalnya jadi sumber pengairan sawah, lalu berubah jadi lokasi mencari pasir.
Baca SelengkapnyaSampah kiriman yang terbawa ombak di lautan itu tampak menutupi hamparan pasir putih di Pantai Kedonganan.
Baca SelengkapnyaPemkot Jakarta Barat berdalih telah melakukan pelbagai upaya mengantisipasi ruang terbuka hijau Wijaya Kusuma menjadi tempat prostitusi terselubung.
Baca SelengkapnyaAda sampah yang ditinggalkan di rumput, di jalanan, bahkan di pedestrian sekitar kawasan luar Istana Merdeka.
Baca Selengkapnya