Ini alasan mereka menolak PKI
Merdeka.com - Komunis masih menjadi ideologi yang terlarang di Indonesia. Padahal sebelum tahun 1965, Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah berjaya.
Tragedi 1965 membuat pemerintah dan sebagian kalangan mengharamkan hidupnya lagi PKI di Bumi Pertiwi. PKI dinilai telah melakukan perbuatan makar dalam beberapa peristiwa yang terjadi pada tahun-tahun itu.
Berbagai organisasi dan kelompok masyarakat tegas menolak keberadaan PKI. Mereka punya berbagai alasan dan pertimbangan sendiri untuk melarang adanya PKI. Berikut beberapa alasan mereka menolak adanya PKI di Indonesia:
-
Kapan pembantaian PKI terjadi? Saat peristiwa pembantaian para anggota PKI yang terjadi pada kurun waktu tahun 1965-1967, Pak Darmadi masih duduk di kelas 4 SD.
-
Kenapa PKI menang pemilu 1955? Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dipimpin oleh Alimin, berhasil mengumpulkan suara lebih dari 6 juta orang dan menguasai 16,4% suara. Partai ini mendapat 39 kursi pemerintahan.
-
Bagaimana tokoh PKI itu akhirnya mati? Orang itu baru tewas setelah peluru diusap dengan pasir sambil didoakan.
-
Kapan PKI dibubarkan? Sampai pada akhirnya mereka berseteru hingga keberadaannya pun dibredel. Para anggota PKI pun dipecat dari kabinet dan partai merah tersebut dibubarkan.
-
Siapa yang memimpin PPKI? Sejak kekelahan Jepang atas Sekutu, ia menjadi anggota dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersama Ahmad Subarjo, Kasman Singodimedjo, dan tokoh-tokoh penting lainnya.
Muhammadiyah: Komunisme itu bertentangan dengan agama
Ketua Umum Muhammadiyah, Yunahar Ilyas mengatakan, Muhammadiyah tidak memiliki toleransi sedikit pun dengan Marxisme, Komunisme dan PKI. Sebab menurut Yunahar, komunisme itu merupakan ideologi anti terhadap agama, akibat dari sudut pandang ateis yang dijadikan landasan oleh para penganut komunisme."Pandangannya, kami sudah tidak kompromi lagi dengan komunisme. Kami sudah pasti menentangnya. Komunisme itu bertentangan dengan agama. Mereka anti benar sama agama," ujar Yunahar saat menjadi pembicara dalam simposium 'Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi lain' di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (2/6).Yunahar mengatakan, siapapun yang menganut paham komunisme, sudah pasti anti terhadap agama dan tuhan. Hal ini menurutnya akan secara otomatis membuat para penganut komunisme juga akan anti terhadap aspek-aspek kemanusiaan.Selain itu, Yunahar juga membandingkan antara komunisme dan Islam, mengenai cita-cita kedua ideologi tersebut dalam membentuk kesejahteraan pada tatanan masyarakat. Walaupun tujuannya sama, namun Yunahar tak setuju dengan cara-cara tak berperikemanusiaan yang kerap dilakukan para penganut ideologi komunisme, demi mencapai tujuannya."Kalau kita baca sejarah, komunisme itu menganggap agama sebagai candu. Siapapun yang anti tuhan pasti juga anti pada kemanusiaan. Sejarah membuktikan bahwa bagi komunisme, tidak ada masalah untuk menumpahkan darah demi mencapai tujuan. Mereka menghalalkan segala cara," ujar Yunahar."Tapi kalau Islam melihat dua hal dari kita. Yang pertama niat dan kemudian proses. Niat baik itu harus dilakukan dengan proses yang baik pula. Sedangkan hasilnya baru diserahkan kepada Allah swt," pungkasnya.
Ketum PBNU sebut PKI tak hanya ancam bangsa tapi juga kyai
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) Said Agil Siraj melihat beredarnya rumor Partai Komunis Indonesia (PKI) bangkit harus tetap diwaspadai. Apalagi pada sejarahnya, PKI merupakan ancaman bagi bangsa sekaligus para kyai."Melihat tragedi tahun 1965 harus dengan kacamata tahun 1965, jangan masa lalu dilihat dengan kacamata sekarang. Ketika itu, PKI memang ancaman bangsa, ancaman negara dan umat islam, tokoh-tokoh para Kyai," kata Said Agil Siraj di Universitas Islam Malang (Unisma), Kamis (2/6).Kala itu banyak tokoh islam dibantai PKI secara keji dan sadis. Peristiwa itu kemudian memunculkan gejolak sosial dan kini disebut peristiwa 1965."Ratusan kyai sudah dibunuh oleh mereka (PKI), antara lain kakeknya Dahlan Iskan (mantan menteri BUMN) dan saudara-saudara kakeknya sebanyak tujuh orang. Lokasinya di Takeran, Magetan, mereka dikubur jadi satu," kisahnya.Said menuturkan, potensi ancaman PKI masih ada sampai kini, namun harus dilihat dan disikapi dengan cara berbeda. Sikap NU sendiri tegas menolak ideologi komunis."Itu ancaman bagi bangsa. Sikap NU sudah jelas. Apapun yang mengancam eksistensi negara dan umat islam harus dihadapi," ujarnya.Soal rumor jumlah pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI) yang jutaan dan potensi melakukan gerakan serupa tahun 1965, Agil hanya menanggapi ringan. "Jangan sampai itu (peristiwa PKI) terjadi, bahwa potensi ada, patut diwaspadai," tegasnya.
DPR sebut PKI pengkhianat
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyebut komunisme sudah tidak boleh diberikan tempat lagi di negara ini. Hal ini karena sudah berulang kali PKI memberontak dan berkhianat kepada Bangsa Indonesia."Pada waktu proklamasi kemerdekaan Indonesia, tidak ada peran dari PKI. Karena mereka tidak punya peran di proklamasi, maka mereka selalu mengkritik bahwa proklamasi merupakan revolusi 45 yang gagal," ujarnya di simposium anti-PKI, Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (2/6).Fadli menceritakan sekelumit sejarah saat Musso baru menyelesaikan studinya di Uni Soviet kala itu, dan membuat suatu pernyataan mengenai 'Jalan Baru' bagi Republik Indonesia.Menurutnya, konsep inilah yang melatarbelakangi gerakan PKI di Madiun pada 1948, yang dianggapnya sebagai sebuah pengkhianatan bagi bangsa Indonesia yang kala itu sedang mempertahankan kemerdekaannya dari agresi militer Belanda kedua."Tapi saat kita sedang menghadapi ancaman agresi militer Belanda kedua, pada saat itulah mereka melancarkan gerakan Madiun 1948," ujar Fadli."Jadi jelas pada 1948 PKI itu pengkhianat, karena ketika kita menghadapi Belanda, mereka malah menusuk kita dari belakang. Mereka adalah pengkhianat ketika kita sedang mempertahankan kemerdekaan Indonesia," pungkasnya.
ÂÂ
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca SelengkapnyaMiliter ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Suwarno Kanapi sebagai Bupati Banyuwangi yang diusung PKI membuat lawan-lawan politiknya tidak puas.
Baca SelengkapnyaPeringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca SelengkapnyaSikap penolakan tersebut dilandasi dengan mendengar aspirasi akademisi dan mayoritas suara publik.
Baca SelengkapnyaPKS menolak wacana tersebut karena dibuat secara terburu-buru dan tanpa kajian mendalam.
Baca SelengkapnyaPerlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.
Baca SelengkapnyaPKS tegas menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Baca SelengkapnyaTNI versus Tokoh PKI Kebal Peluru, apa yang dilakukan untuk melawan PKI?
Baca SelengkapnyaBanyak spekulasi tentang keterlibatan CIA dan dinas rahasia AS dalam peristiwa G30S/PKI. Bagaimana sebenarnya?
Baca SelengkapnyaPSI menyesalkan sikap PDIP yang menolak kebijakan kenaikan PPN 12 persen.
Baca SelengkapnyaBadan Legislasi DPR menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) untuk dibahas di tingkat selanjutnya.
Baca Selengkapnya