Ini alasan warga Buaran tak mau ditertibkan
Merdeka.com - Eksekusi lahan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Buaran, Jakarta Timur, masih terus berlangsung, hingga siang ini. Lima alat berat jenis Backhoe masih menertibkan bangunan semi permanen yang berdiri di lahan sengketa seluas satu hektare.
Maimunah (60) mengatakan, sebelumnya belum ada pemberitahuan dari petugas bahwa eksekusi akan dilakukan pagi tadi.
"Kami tidak dikasih tahu, kenapa langsung mendadak, sedangkan sengketa tanah ini masih di persidangan dan belum ada keputusan, dari pengadilan," kata Maimunah yang tinggal di RT 08 RW 12 No 1, di lokasi, Rabu (9/10).
-
Mengapa eksekusi lahan itu ricuh? Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira membenarkan anggotanya mengalami luka akibat sabetan sajam saat PN Jambi melakukan eksekusi.
-
Di mana eksekusi lahan terjadi? Kericuhan terjadi saat eksekusi lahan 1 hektare dan ruko enam pintu di Jalan Baru, Payo Selincah, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, Senin (18/12).
-
Dimana keributan terjadi? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Kenapa konflik agraria di Tanjung Morawa memicu kerusuhan? Namun pasca kemerdekaan Indonesia, Deli Planters Vereeniging kembali dan ingin mengusir para penduduk yang sudah lama merawat tanah yang tinggalkannya tersebut. Penduduk yang sebagian besar petani itu menolak dan terjadilah konflik besar-besaran.
Ibu empat anak ini mengaku telah tinggal selama 27 tahun di lokasi itu. Menurutnya saat itu pemukiman yang ditempatinya ini adalah sebuah rawa dan empang milik ahli waris Mohammad Rais, yang mengizinkan untuk mendirikan bangunan.
"Dulu pas rawa gak pernah diusik. Saya sudah puluhan tahun kalau digusur gini kan bingung mau cari tempat tinggal di mana, paling sementara bangun tenda," jelasnya.
Sementara itu, Yusuf seorang pengusaha besi tua mengatakan, alasan dirinya menolak penertiban karena lahan sengketa antara, ahli waris Mohammad Rais dan PT Graha Citra Kharisma (GCK), ini masih dalam proses di pengadilan.
"Yang saya tahu, saya di sini menempati lahan ahli waris, saya menyewa lahan di sini dan mendirikan tempat usaha. Kenapa tiba-tiba GCK melakukan penertiban ini kan masih proses di pengadilan," ungkapnya.
Untuk diketahui, eksekusi lahan yang dilakukan berdasarkan permintaan PT Graha Cipta Karisma sebagai pemilik tanah yang sah sempat berlangsung ricuh pagi tadi.
Dalam eksekusi tersebut, sekitar 87 bangunan yang berada di atas lahan seluas 1 hektare dibongkar paksa petugas dengan menggunakan 5 alat berat bakchoe untuk merubuhkan bangunan semi permanen tersebut.
Ratusan warga Buaran, Jakarta Timur, yang menempati lahan sengketa di Buaran I RT 08 RW 12, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, mengklaim tanah yang ditempatinya milik ahli wari Mohamad Rais sejak puluhan tahun lamanya. Tanah tersebut telah ditempati warga asal Jawa Timur yang seluruhnya berdagang besi tua, selama 32 tahun. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaKejadian ini bermula dari dugaan pemalsuan data ahli waris Warga Dago Elos yang bersengketa dengan Keluarga Muller dan PT Dago Inti Graha.
Baca SelengkapnyaTujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaPengadilan Negeri Jakarta Selatan menunda melakukan eksekusi rumah Guruh Soekarnoputra.
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaWarga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.
Baca SelengkapnyaSigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.
Baca SelengkapnyaUnjuk rasa warga Dago Elos berujung tindakan represif dari kepolisian.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca Selengkapnya