Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini alasan warga Buaran tak mau ditertibkan

Ini alasan warga Buaran tak mau ditertibkan warga buaran blokir jalan. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Eksekusi lahan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Buaran, Jakarta Timur, masih terus berlangsung, hingga siang ini. Lima alat berat jenis Backhoe masih menertibkan bangunan semi permanen yang berdiri di lahan sengketa seluas satu hektare.

Maimunah (60) mengatakan, sebelumnya belum ada pemberitahuan dari petugas bahwa eksekusi akan dilakukan pagi tadi.

"Kami tidak dikasih tahu, kenapa langsung mendadak, sedangkan sengketa tanah ini masih di persidangan dan belum ada keputusan, dari pengadilan," kata Maimunah yang tinggal di RT 08 RW 12 No 1, di lokasi, Rabu (9/10).

Ibu empat anak ini mengaku telah tinggal selama 27 tahun di lokasi itu. Menurutnya saat itu pemukiman yang ditempatinya ini adalah sebuah rawa dan empang milik ahli waris Mohammad Rais, yang mengizinkan untuk mendirikan bangunan.

"Dulu pas rawa gak pernah diusik. Saya sudah puluhan tahun kalau digusur gini kan bingung mau cari tempat tinggal di mana, paling sementara bangun tenda," jelasnya.

Sementara itu, Yusuf seorang pengusaha besi tua mengatakan, alasan dirinya menolak penertiban karena lahan sengketa antara, ahli waris Mohammad Rais dan PT Graha Citra Kharisma (GCK), ini masih dalam proses di pengadilan.

"Yang saya tahu, saya di sini menempati lahan ahli waris, saya menyewa lahan di sini dan mendirikan tempat usaha. Kenapa tiba-tiba GCK melakukan penertiban ini kan masih proses di pengadilan," ungkapnya.

Untuk diketahui, eksekusi lahan yang dilakukan berdasarkan permintaan PT Graha Cipta Karisma sebagai pemilik tanah yang sah sempat berlangsung ricuh pagi tadi.

Dalam eksekusi tersebut, sekitar 87 bangunan yang berada di atas lahan seluas 1 hektare dibongkar paksa petugas dengan menggunakan 5 alat berat bakchoe untuk merubuhkan bangunan semi permanen tersebut.

Ratusan warga Buaran, Jakarta Timur, yang menempati lahan sengketa di Buaran I RT 08 RW 12, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, mengklaim tanah yang ditempatinya milik ahli wari Mohamad Rais sejak puluhan tahun lamanya. Tanah tersebut telah ditempati warga asal Jawa Timur yang seluruhnya berdagang besi tua, selama 32 tahun. (mdk/dan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Penjelasan Kapolda Sumbar & Fakta Lengkap Geger Brimob Polisi Bersepatu Masuk Masjid
VIDEO: Penjelasan Kapolda Sumbar & Fakta Lengkap Geger Brimob Polisi Bersepatu Masuk Masjid

Viral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat

Baca Selengkapnya
Viral Ricuh di Seruyan Kalteng hingga Ada Suara Tembakan, Begini Kata Polisi
Viral Ricuh di Seruyan Kalteng hingga Ada Suara Tembakan, Begini Kata Polisi

Penembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta Kerusuhan Dago Elos, Berawal dari Laporan yang Tak Direspons
Fakta-fakta Kerusuhan Dago Elos, Berawal dari Laporan yang Tak Direspons

Kejadian ini bermula dari dugaan pemalsuan data ahli waris Warga Dago Elos yang bersengketa dengan Keluarga Muller dan PT Dago Inti Graha.

Baca Selengkapnya
Tujuh Warga Blora Dianiaya Karyawan Perusahaan Tambang karena Protes Pencemaran Udara
Tujuh Warga Blora Dianiaya Karyawan Perusahaan Tambang karena Protes Pencemaran Udara

Tujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Bentrokan Polisi vs Warga di Banyuasin Berujung Warga Terkena Tembakan
Duduk Perkara Bentrokan Polisi vs Warga di Banyuasin Berujung Warga Terkena Tembakan

Warga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.

Baca Selengkapnya
PN Jaksel Tunda Eksekusi Rumah Guruh Soekarnoputra, Ini Alasannya
PN Jaksel Tunda Eksekusi Rumah Guruh Soekarnoputra, Ini Alasannya

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menunda melakukan eksekusi rumah Guruh Soekarnoputra.

Baca Selengkapnya
Kapolri Beberkan Kronologi Bentrok Warga dan Aparat di Pulau Rempang, Janji Proses Relokasi Dilakukan Persuasif
Kapolri Beberkan Kronologi Bentrok Warga dan Aparat di Pulau Rempang, Janji Proses Relokasi Dilakukan Persuasif

Ada komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.

Baca Selengkapnya
Warga Kosambi Tangerang Murka, Rusak & Bakar Truk Tambang Langgar Jam Operasi dan Sebabkan Banyak Kecelakaan
Warga Kosambi Tangerang Murka, Rusak & Bakar Truk Tambang Langgar Jam Operasi dan Sebabkan Banyak Kecelakaan

Warga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Kapolri Sigit soal Bentrok TNI-Polri dengan Warga Rempang Batam Sampai Tembak Gas Air Mata
Penjelasan Kapolri Sigit soal Bentrok TNI-Polri dengan Warga Rempang Batam Sampai Tembak Gas Air Mata

Sigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kerusuhan Dago Elos Bandung, Polisi Tembak Gas Air Mata Bubarkan Barikade Warga
VIDEO: Kerusuhan Dago Elos Bandung, Polisi Tembak Gas Air Mata Bubarkan Barikade Warga

Unjuk rasa warga Dago Elos berujung tindakan represif dari kepolisian.

Baca Selengkapnya
Protes Ada Tambang Pasir, Warga Sekampung di Lumajang Cor Jalan
Protes Ada Tambang Pasir, Warga Sekampung di Lumajang Cor Jalan

Budi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir

Baca Selengkapnya
Alasan Warga Tak Ingin Huni Rusun Nagrak: Kampung Susun Bayam Sudah Ada, Untuk Apa Pindah
Alasan Warga Tak Ingin Huni Rusun Nagrak: Kampung Susun Bayam Sudah Ada, Untuk Apa Pindah

"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”

Baca Selengkapnya