Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini aliran dana yayasan Supersemar Soeharto sejak tahun 1975

Ini aliran dana yayasan Supersemar Soeharto sejak tahun 1975 ilustrasi soeharto. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Yayasan-yayasan milik almarhum Presiden kedua RI HM Soeharto kembali disorot. Mahkamah Agung memvonis ahli waris Soeharto harus mengembalikan penyelewengan dana beasiswa Supersemar sebesar Rp 4,4 triliun jika dikurs dengan dollar saat ini.

Di era Orde Baru Yayasan Supersemar sangat populer. Sebuah kebanggaan bagi pelajar atau mahasiswa yang bisa mendapatkan beasiswa dari yayasan yang berdiri tahun 1974 tersebut.

Lalu dulu bagaimana Pak Harto bagi-bagi duit yayasan?

Dari situs Yayasan Supersemar, disebutkan mereka pertama kali membagikan beasiswa awal tahun akademi 1975. Ada 3.135 mahasiswa perguruan tinggi negeri yang mendapatkannya.

Saat itu ada dua rayon; Rayon A dengan uang beasiswa Rp 15.000 per bulan bagi mahasiswa di Jakarta, selebihnya termasuk Rayon B dengan uang beasiswa Rp 12.500 per bulan.

Tahun 1976 dimulai memberikan beasiswa kepada siswa SMTA kejuruan negeri. Pertama kali mendapat kesempatan menerima adalah 667 siswa STM negeri dengan uang beasiswa Rp 5.500 sampai Rp 6.000 per bulan untuk setiap siswa.

Tahun 1978, IAIN untuk pertama kalinya mendapatkan beasiswa Supersemar. Ada juga bantuan bagi olahragawan berprestasi dan pembinanya melalui KONI.

Selain itu beasiswa untuk anak peserta KB Lestari bagi program Keluarga Berencana, paket bantuan anak asuh untuk program wajib belajar pendidikan dasar, dan beasiswa bagi anak pengamat gunung api dalam rangka peningkatan kesejahteraan petugas di daerah terpencil.

Juga diberikan jatah beasiswa kepada Perguruan Tamansiswa dan Perguruan Muhammadiyah melalui pimpinan pusatnya.

Terhitung dari saat berdirinya hingga tahun 2010 lalu, sudah 159.375 jatah beasiswa untuk mahasiswa, 367.717 jatah beasiswa pelajar SMTA kejuruan negeri, dan 269.000 paket bantuan untuk anak asuh telah terealisasi.

Tidak kurang dari 38.000 sarjana pernah menerima beasiswa Yayasan Supersemar ketika mereka menjalani studi.

Tentu para pelajar dan mahasiswa yang dulu mendapatkan beasiswa di usia belasan tahun tak menyangka jika Keluarga Cendana kelak akan tersandung masalah beasiswa. Jangankan mengusut kasus korupsi, bicara jelek soal penguasa Orde Baru ini saja dulu orang tak berani.

Selain uang yang dibagikan untuk para pelajar, rupanya Kejaksaan Agung juga mencium ada penyimpangan yang masuk ke kas Keluarga Cendana. Tak cuma Yayasan Supersemar, beberapa yayasan lain terindikasi serupa.

Beberapa di antaranya: Dharmais, Dana Abadai Karya Bhakti atau Dakab, Supersemar, Amal Bhakti Muslim Pancasila, Dana Mandiri, Gotong Royong, dan Trikora.

Kini dengan putusan terbaru Mahkamah Agung, akankah keluarga Soeharto mengembalikan uang Rp 4,4 triliun?

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Mahasiswa RI Terjebak di Negeri Orang Hingga Kehilangan Status WNI Karena G30S PKI
Kisah Mahasiswa RI Terjebak di Negeri Orang Hingga Kehilangan Status WNI Karena G30S PKI

Pada tahun 1950-an hingga 1960-an, Presiden Soekarno sedang gencar memberikan beasiswa kepada para mahasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Soeharto Pernah Murka Anggaran untuk Proyek Bendungan Asahan Tak Kunjung Cair
Soeharto Pernah Murka Anggaran untuk Proyek Bendungan Asahan Tak Kunjung Cair

Di hadapan para menteri, Soeharto marah karena anggaran proyek tak juga dicairkan.

Baca Selengkapnya
Orang Desa Yang Sederhana ini Dianggap Sahabat Paling Setia Oleh Presiden Soeharto, Sampai Diundang ke Cendana
Orang Desa Yang Sederhana ini Dianggap Sahabat Paling Setia Oleh Presiden Soeharto, Sampai Diundang ke Cendana

Soeharto memerintahkan camat dan lurah untuk membawa sahabatnya dari desa ke Jakarta

Baca Selengkapnya
Gurita Bisnis Anak-Anak Soeharto
Gurita Bisnis Anak-Anak Soeharto

Menjabat sebagai Presiden selama 32 tahun membuat Soeharto memiliki kekuatan politik dan ekonomi yang berpengaruh terhadap lini bisnis anak-anaknya.

Baca Selengkapnya
Jadi Saksi Hidup Perjalanan Karir, Kesehatan Istri Jenderal Sayidiman Menurun di Masa Pergantian Jabatan Suaminya
Jadi Saksi Hidup Perjalanan Karir, Kesehatan Istri Jenderal Sayidiman Menurun di Masa Pergantian Jabatan Suaminya

Setelah Sayidiman dicopot jabatan, Sri Suharyati dikabarkan mengalami penurunan pada kondisi kesehatannya setelah peristiwa itu.

Baca Selengkapnya
Momen Haru Anak Penjual Gula Jawa Berhasil Raih Gelar Guru Besar di UGM, Kenang Momen Sulit Pengorbanan Keluarga
Momen Haru Anak Penjual Gula Jawa Berhasil Raih Gelar Guru Besar di UGM, Kenang Momen Sulit Pengorbanan Keluarga

Demi tetap menyekolahkan putranya, orang tua Sarijaya harus merelakan pendidikan anak perempuannya.

Baca Selengkapnya
Saat Soeharto Merasa Masa Depannya Gelap dan Memilih Jadi Tentara Belanda
Saat Soeharto Merasa Masa Depannya Gelap dan Memilih Jadi Tentara Belanda

Soeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.

Baca Selengkapnya
Awal Kisah Cinta Soeharto & Ibu Tien, Awalnya Tak Pede karena Turunan Ningrat
Awal Kisah Cinta Soeharto & Ibu Tien, Awalnya Tak Pede karena Turunan Ningrat

Awalnya Letkol Soeharto tak percaya diri. Gadis itu dari keluarga ningrat. Apakah dia dan keluarganya mau menerima?

Baca Selengkapnya
Ijazah SMA Sampai Ditahan Karena Nunggak, Siapa Sangka Jadi Jenderal Korps Baret Merah
Ijazah SMA Sampai Ditahan Karena Nunggak, Siapa Sangka Jadi Jenderal Korps Baret Merah

Dalam pikiran pemuda sederhana ini, menjadi prajurit TNI adalah cara gratis mengubah nasib.

Baca Selengkapnya