Ini cara Tim DVI cari data korban AirAsia jika sekeluarga tewas
Merdeka.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengaku tak kesulitan dalam mengungkap identitas jenazah korban yang satu keluarga tewas dalam tragedi AirAsia QZ8501. Proses pencarian DNA pembanding bisa dilakukan dengan orang terdekat, tidak harus dari keluarga inti seperti orang tua atau anak.
Direktur Eksekutif DVI Polri Kombes Pol Anton Castilani menjelaskan proses antem mortem (DNA orang yang masih hidup) dan post mortem (DNA orang yang telah meninggal) bisa dilakukan tidak harus antara anak dan orang tua. Menurut dia, matching DNA bisa dilakukan dengan keluarga terdekat yakni tante, om, nenek atau kakek.
"Ya tes DNA korban dengan mencocokan keluarga terdekat, tante, om, nenek, kakek, paman atau sepupu," kata Anton di RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1).
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Bagaimana ilmuwan mengungkap identitas korban? Dilansir dari laman the Guardian, dalam jurnal Current Biology, para ilmuwan Italia, Jerman dan Amerika melakukan ekstraksi DNA nuklir dan mitokondria purba dari sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester saat sedang menjalani restorasi.
Apabila tes DNA keluarga terdekat korban juga tidak bisa dicocokan. Dia menjelaskan, bisa dilakukan dengan mencari barang-barang yang biasa dipakai seperti sikat gigi, gelas atau celana.
UPDATE TERKINI: Evakuasi korban AirAsia QZ8501
"Cari rumahnya juga bisa dan barang-barang yang bisa korban pakai misalnya pisau cukur, celana, gelas, sikat gigi, dan lipstik," tutur dia.
Dia menambahkan, dalam proses pencocokan DNA antara korban dan keluarga korban dilakukan di Mapolda Jawa Timur. Sebelumnya dilakukan di Bandara Juanda, Sidoarjo.
"Post mortem di Surabaya. Pertama waktu itu memang kami siapkan di Bandara Juanda, sekarang sudah dipindahkan di Mapolda Jatim untuk pembanding dengan apa yang kami temukan dari jenazah," terang dia.
Anton menjelaskan lagi, baik jenazah maupun keluarga korban dilakukan beragam pemeriksaan untuk mendapatkan antem mortem dan pos mortem. Yakni mulai dari pemeriksaan sidik jari dan tanda-tanda fisik lainnya.
"Jadi mulai dari sidik jari, data gigi, DNA, DNA dari keluarga jenazah, tanda-tanda fisik bahkan sampai tanda-tanda properti ketika penumpang ini berangkatkan menggunakan pesawat AirAsia QZ8501," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluarga dari korban yang meninggal di Kali Bekasi, Jawa Barat, diminta membawa alat pribadi
Baca SelengkapnyaKerja sama tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data antemortem dari keluarga korban
Baca SelengkapnyaPolisi Cek DNA pada Tali yang Ikat Satu Keluarga Lompat dari Apartemen, Ternyata Ini Tujuannya
Baca SelengkapnyaTapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaTiap jengkal dari sudut rumah didokumentasikan dan akan ditelaah lebih dalam.
Baca SelengkapnyaTim gabungan yang ikut dalam olah TKP ulang hari ini antara lain Ditreskrimum, Ditjatanras sebagai penyidiknya.
Baca SelengkapnyaPenyidik akan mereview kembali temuan dengan fakta yang didapat dari lapangan.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya melakukan olah TKP ulang dan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) untuk mengungkap misteri kematian ibu dan anak yang membusuk itu.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaBeberapa sampel diambil guna diteliti di Laboratorium Forensik.
Baca Selengkapnya