Ini cerita peserta kontingen menembak selama mengikuti event AASAM
Merdeka.com - Kemenangan kontingen menembak TNI AD di tingkat international pada event Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM) menambah daftar prestasi TNI AD sejak tahun 2008. Prestasi ini juga membuat Indonesia percaya bahwa generasi muda memiliki kualitas yang tidak kalah dengan negara lain.
Siahaan, peserta kontingen menembak AASAM mengaku sangat senang karena berhasil mempertahankan juara umum di tingkat international ini. Meski tantangan yang dihadapi di lapangan sempat menyulitkan.
"Sebenarnya kesulitan yang kita hadapi di sana itu kondisi cuaca, dingin dan angin yang kencang," kata pria yang berhasil menyabet 6 medali emas, satu perak dan dua perunggu ini di Ruang Serba Guna Mabes AD, Jalan Veteran nomor 5 Jakarta Pusat, Rabu (25/5).
-
Apa yang diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia.
-
Mengapa para perwira TNI menyelamatkan uang gaji? Agar Uang itu Tidak Jatuh ke Tangan Musuh Dia membagikan uang pada stafnya, yang langsung memasukkan uang ke dalam kantong dan segera melompat menyelamatkan diri.
-
Bagaimana TNI AD tunjukkan komitmennya? Maruli kemudian menyambut baik wacana yang dikemukakan Danjen USARPAC, serta menyatakan pula komitmen TNI AD untuk memperdalam kerjasama di bidang militer.
-
Bagaimana TNI tunjukkan loyalitasnya? Loyalitas tinggi yang mereka tunjukkan terhadap rekan sejawat, atasan, dan kesatuan hampir selalu bisa menyentuh hati wanita.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Kenapa prajurit TNI itu tidak mengingat kejadian kecelakaan? Oleh karena itu, prajurit TNI tersebut tidak berhasil mengingat apa saja. Bahkan, ketika diajak berbicara dengan dokter yang memeriksa, ia mengaku langsung lupa dengan pertanyaan dan jawaban yang seharusnya ia jawab.
Meski cuaca sangat berbeda dengan Indonesia, Siahaan mengaku tak putus asa. Dengan bekal latihan selama kurang lebih tiga bulan setelah melewati proses rekruitmen, cuaca dingin dan angin kencang bisa ditaklukkan dengan kelihaian menghitung knots.
"Di sana kita bisa atasi dengan program latihan yang keras, ketat dan baik yang kita laksanakan. Cuaca sangat mengganggu tapi karena kita sudah terbiasa, maka kekencangan angin bisa kita gerakkan dengan berapa knots dengan klik," ungkap dia.
Pria yang mendapat hadiah rumah dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Mulyono ini juga mengatakan kerja keras dan semangat peserta menjadi keunggulan tersendiri. Selama proses peletihan, mereka tidak pernah mengambil waktu istrahat meski hari libur.
"7 Hari dalam seminggu tetap kita latihan," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, peserta kontingen penembak bernama Suyadi mengatakan waktu pelatihan untuk menyesuaikan cuaca di medan perlombaan hanya tiga hari. Peserta tiba di Australia pada tanggal 1 Mei dan perlombaan berlangsung pada tanggal 3 hingga 19 Mei.
Suyadi mengaku sempat mengalami kedinginan, namun dia mampu memenangkan kompetisi itu dengan bekal latihan yang matang selama di Indonesia.
"Medannya memang bagus cuma cuaca, kita kedinginan sampai 5-12 derajat. Tangan kita sampai kedinginan dan yang tidak kalah pentin angin. Kecepatan peluru bisa kalah dengan angin," jelas pria asal Jawa Timur ini.
Ditambahkan Warto, pelatih peserta kontingan, kondisi cuaca yang dingin dan angin kencang bisa dilewati dengan baik oleh peserta lantaran mereka sudah sangat pandai menghitung pergerakan angin.
"Angin bergerakn sekitar 4-12 knots. Nah ini untuk adaptasi memang menempatkan penembak kita di lapangan secara terus menerus sehingga perubahan setiap jarak akan kita hitung dengan grafitasi dan kecepatan angin harus kita hitung betul," ujar Warto.
Kendati telah meraih juara umum pada event Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM), Warto mengaku akan terus mengevaluasi dan memberikan latihan lebih maksimal kepada peserta kontingen menembak. Apalagi kompetisi pada tahun berikutnya akan lebih ketat.
"Pokoknya kita selalu berikan yang terbaik untuk bangsan dan negara," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut momen Jenderal Agus Subiyanto datangi Kopassus bertemu para jago tembak TNI AD.
Baca SelengkapnyaMeraih baret merah dan brevet komando, simbol kebanggaan unit ini, bukanlah hal yang bisa dianggap enteng.
Baca SelengkapnyaBerikut potret 55 prajurit digembleng oleh anggota Kostrad di Markas Pasukan Elite Tengkorak.
Baca SelengkapnyaBegini suasana salat para siswa TNI AL di tengah hutan sewaktu latihan simulasi di medan tempur.
Baca SelengkapnyaPria gagah tersebut mengatakan jiwa korsanya menjadi terbentuk saat ia menjalani pendidikan di Akademi Militer (Akmil).
Baca SelengkapnyaBerikut sosok prajurit TNI AD borong juara umum lomba menembak AARM.
Baca SelengkapnyaAksi taruni Akademi Kepolisian (Akpol) tunjukkan aksinya saat menembak.
Baca SelengkapnyaLewat kemampuannya, dia berhasil mencetak prestasi dalam latihan bersama lintas negara di Australia.
Baca SelengkapnyaBegini suasana latihan ala anggota Brimob yang dikenal keras sampai ditembaki laras panjang.
Baca SelengkapnyaPeraih Adhi Makayasa 2023 dari TNI AD, Letda Inf Sawung Setyawan menceritakan pengalaman berkesannya selama pendidikan di Akademi Militer (Akmil).
Baca SelengkapnyaBerikut momen langka saat taruna Akmil berlatih di hutan dengan perbekalan seadanya.
Baca SelengkapnyaSatu-satu para jurnalis dan Airmen diuji kemampuannya melewati rintangan. Ada yang sanggup, ada juga yang takut.
Baca Selengkapnya