Ini cerita tragis warga dimakan binatang buas
Merdeka.com - Beragam kisah tragis menimpa segelintir orang karena nekat tinggal berdekatan dengan sarang hewan-hewan buas. Bahkan, tak sedikit yang menjadi sasaran empuk saat seekor binatang buas sedang kelaparan mencari mangsa.
Orang-orang bernasib tragis itu, rata-rata berada di wilayah pedalaman yang sulit dijangkau transportasi umum. Korbannya, tidak menyadari betapa mengerikannya keberadaan hewan buas ini. Yang membuat paling miris, tubuh mereka sudah tidak utuh lagi.
Mereka harus meregang nyawa dengan tubuh terbelah-belah. Bagaimana cerita tragis mereka? Merdeka.com berhasil menghimpun lima fakta tragis tersebut:
-
Siapa saja yang termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi? Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Celakalah seseorang yang ketika aku disebut-sebut di depannya, namun ia tidak mengucapkan sholawat kepadaku, celakalah seseorang yang ketika bulan Ramadan menemuinya, lalu bulan itu pergi sebelum ia tidak mendapatkan ampunan, dan celakalah seseorang berkesempatan berada di sisi kedua orang tuanya yang berusia lanjut namun mereka tidak dapat memasukkannya ke dalam surga (karena kebaktiannya).'
-
Di mana spesies paling rentan? Kepunahan ini dapat mempengaruhi berbagai spesies, termasuk amfibi, hewan-hewan yang hidup di pegunungan, serta spesies yang terdapat di ekosistem air tawar, khususnya di Amerika Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
-
Di mana desa miskin itu berada? Salah satu desa miskin berada di Desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
-
Hewan apa yang paling berbahaya di dunia? Nyamuk adalah hewan paling mematikan di dunia, melalui penyebaran penyakit malaria.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Apa yang menjadi akses menuju kampung terpencil? Akses menuju kampung ini sulit dan hanya bisa dilalui dengan jalan kaki.
Buaya melahap kepala pria pemancing ikan
Seekor buaya pernah dilaporkan memangsa warga. Kejadian tersebut menimpa pria bernama Sam Sem Ledo yang ditelan hidup-hidup kepalanya oleh buaya sampai putus dari badannya. Dia tewas seketika dimakan buaya saat asyik memancing ikan. Peristiwa yang terjadi pada Mei 2013 ini berawal saat dia asyik memancing di sungai dekat rumahnya. Namun apesnya tanpa disadari seekor buaya menerkam sekaligus memakannya hidup-hidup."Buaya melahap seorang pria yang sedang memancing di sungai. Awalnya, ditemukan keranjang ikan, alat pancing dan sandal jepit lalu di muara juga ditemukan potongan kepalanya," sebut Kapolres Kupang AKBP Mochammad Slamet.
Petani ini dimakan harimau
Nasib nahas juga menimpa Sugianto. Karena lengah, tubuh lelaki 35 tahun itu habis dilahap harimau. Akibatnya, warga Dusun Air Raja Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis, tewas dalam kondisi sangat mengenaskan.Sugianto diterkam dan dimakan harimau saat memanen sawit di kebunnya. Kondisi mayat Sugianto saat ditemukan warga sudah tidak utuh lagi. Warga melihat bagian dada, hati, paru-paru dan jantungnya hilang dimakan harimau.Ironisnya, warga tak punya nyali mengevakuasi mayat korban. Kapolsek AKP Banjar Nahor mengungkap, kejadian menggenaskan tersebut terjadi pukul 11.00 WIB 20 September 2010 silam.
Buaya memangsa siswa SD
Keganasan buaya juga mengakibatkan Yesly Lole, pelajar SD Inpres Onansila, Kecamatan Semau Kabupaten Kupang NTT tewas secara mengenaskan. Sebab, dia ditemukan dalam kondisi raga tidak utuh. Yesly tewas diterkam buaya di wilayah pesisir Semau pada Senin (17/2).Saat ditemukan, tubuhnya sudah tidak utuh. Padahal, niat siswi itu sebenarnya hendak pulang sekolah. Tapi dia justru menjadi sasaran empuk buaya di sungai dekat rumahnya. "Siswa berusia 13 tahun yang duduk di kelas V SD itu, sudah tidak bernyawa," kata Camat Semau Selatan, Kabupaten Kupang Jhoni Ati.
Bayi dimakan anjing
Penemuan potongan-potongan tubuh bayi menggemparkan Kabupaten Bengkulu Utara Propinsi Bengkul pada 2013 silam. Pasalnya, mayat bayi yang tak utuh lagi itu gara-gara habis dimakan anjing. Bayi berjenis kelamin perempuan ini sebelumnya dibuang begitu saja di tengah jalan. Saat ditemukan warga Desa Jago Bayo Kecamatan Lais, kondisinya sudah tercabik-cabik. Bagian kaki kiri, telapak kaki kanan, serta kedua tangannya habis dimakan anjing. Saat pertama kali menemukan mayat bayi malang itu, Mardi (30) dan Noti (31) warga setempat awalnya mengira itu hanya bangkai anjing.Tapi alangkah kagetnya dia bangkai yang ditemukan tergeletak di jalan raya itu adalah sesosok bayi yang sudah berlumuran darah.
Saat wudhu, Atikah dimakan buaya
Apabila anda ingin mencari air untuk bersuci, jangan coba-coba menggunakan air sungai jika tak ingin bernasib sama dengan Atikah. Pasalnya, perempuan berusia 63 ini tewas dimakan buaya saat berwudhu di sungai. Wanita tua warga Desa Jaya Karet Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah ini tewas seketika dengan kondisi mengenaskan lantaran tubuhnya dicabik-cabik buaya. Peristiwa itu terjadi pagi tadi sekitar pukul 04.00 WIB dini hari.Sambil meratapi kepergian istrinya, Jainudin (63) bercerita bahwa istrinya meninggal dimakan buaya yang kelaparan di sungai belakang rumahnya. "Dan saya tidak tahu kalau dia malah mengambil air wudhu di situ," kata Jainudin.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah kampung terpencil tengah hutan dihuni para lansia. Bagaimana kehidupan mereka di sana?
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kondisi jalan kampung yang tidak memadai sehingga jenazah harus ditandu oleh warga untuk dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tragis menimpa seekor induk gajah dan dua anaknya di India yang keluar dari hutan untuk mencari makan. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaSatu keluarga itu diduga kerap melintasi jalur alternatif tersebut untuk mengunjungi kerabatnya di Jambi.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaAda seorang warga kampung yang hilang dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.
Baca SelengkapnyaAda truk maupun bus yang berhasil melintas. Namun tak sedikit yang kandas.
Baca SelengkapnyaKambing-kambing ini ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi mata tercongkel dan kaki terpotong.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca Selengkapnya