Ini fakta-fakta memungkinkan aksi terorisme di Malaysia Airlines
Merdeka.com - Nasib pesawat Malaysia Airlines (MAS), MH370 yang hilang pada Sabtu (8/3) dini hari pukul 01.40 masih belum diketahui hingga pukul Selasa pukul 01.40 (9/3) waktu Malaysia. Artinya, sudah sekitar 72 jam sejak dilaporkan hilang, pesawat belum juga ditemukan.
Belakangan berhembus isu terorisme dan dikait-kaitkan dengan penyebab pesawat yang tak tentu rimbanya itu. Belum ada pihak yang memastikan adanya aksi teror di balik celaka itu. Namun sejumlah fakta memungkinkan hal itu terjadi. Apalagi intelijen dari beberapa negara mulai turun tangan memastikan kemungkinan-kemungkinan itu.Berikut 4 fakta yang memungkinkan aksi terorisme terjadi di Malaysia Airlines:
Penumpang gelap
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Dimana MH370 diperkirakan hilang? Untuk studi mereka, Kadri dan rekan-rekan timnya menganalisis data dari stasiun hidroakustik di wilayah di mana MH370 diyakini telah hilang – dengan fokus pada Cape Leeuwin di Australia Barat dan Diego Garcia, sebuah pulau di Samudra Hindia.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
-
Apa nama pesawat yang dibajak? Kronologi Pembajakan Pesawat jenis Vicker Viscount bermesin empat dengan registrasi PK-MVM 'Merauke' ini akan menempuh perjalanan udara menuju Makassar, dilanjutkan ke Surabaya dan berakhir di Jakarta.
-
Mengapa Kementerian ATR meninjau PELATARAN? Ia ingin memastikan program tersebut benar-benar bermanfaat bagi warga yang tak bisa mengurus administrasi pertanahannya di hari kerja pada umumnya, yaitu Senin-Jumat.
Isu terorisme mulai dikait-kaitkan dengan peristiwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 di Laut China Selatan, setelah muncul berita bahwa dua penumpang pesawat nahas itu diduga membeli tiket memakai paspor curian, atau paspor ilegal.??
Dua penumpang itu adalah Luigi Maraldi (37), warga Italia dan Christian Kozel (30), seorang warga negara Austria. Tidak ikut dalam penerbangan, tetapi dua nama ini masuk dalam daftar manifes penumpang.Luigi Maraldi mengaku paspornya hilang dicuri tahun 2013. Rute penumpang yang menggunakan nama Miraldi ini yakni Kuala Lumpur-Beijing, dan akan melanjutkan perjalanan ke Copenhagen, Denmark.Sedangkan Kozel mengaku paspornya dicuri pada 2012. Rencananya, setelah mendarat di Beijing, penumpang yang memakai paspor Kozel itu akan mengakhiri perjalanannya di Frankrut, Jerman.Semakin mencurigakan, karena berdasarkan informasi CNN, dua penumpang illegal itu membeli tiket secara bersama-sama. Mereka membeli tiket dari China Southern Airlines di Thailand.Terlacak sistem verifikasi Travelsky, ternyata, nomor dua tiket atas nama? Luigi Maraldi dan Austria Christian itu memiliki nomor seri yang berurutan. "Ini mengindikasikan mereka memesan tiket besama-sama," kata sumber yang dikutip CNN.
Pesawat berputar balik
Radar Angkatan Udara Malaysia (RMAF) merekam jejak pesawat Malaysia Airlines MH370 yang sempat berputar arah kembali ke Kuala Lumpur sebelum kemudian menghilang. Namun anehnya, tidak sinyal keadaan darutat.
"Kami dibingungkan oleh tidak adanya sinyal ELT (emergency locator transmitter)," kata Panglima Angkatan Udara Malaysia Tan Sri Rodzali Daud."Normalnya, ketika dia membuat keputusan putar balik, dia akan melapor ke base dan ATC (Air Traffic Control)," kata pimpinan MAS Group, Ahmad Jauhari Yahya.Namun, spekulasi balik arah itu dikritik oleh Flightradar24, sebuah layanan pelacak penerbangan yang didirikan oleh dua orang berkewarganegaraan Swedia. Mereka menyatakan, pesawat hanya berubah arah, namun tidak berbalik arah.Disebutkan, pesawat awalnya bergerak ke arah 25 derajat. Namun, pada Sabtu dini hari antara pukul 01.19 - 01.21 waktu Malaysia, pesawat bergerak ke arah 40 derajat. Perubahan itu janggal karena berbeda dengan jalur yang biasa ditempuh MH370 rute Kuala Lumpur - Beijing pada 4 dan 8 Maret lalu.
Jejak terakhir di ketinggian 35.000 kaki
Pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang jejak pada ketinggian 35.000 kaki (cruising). Menurut pengamat intelijen, Prayitno Ramelan, dari ketinggian tersebut kemungkinan pesawat mengalami kecelakaan alamiah, misalnya karena kerusakan, amat kecil."Dari catatan kecelakaan, kecelakaan terjadi saat take off (38 persen), landing (56 persen) dan cruising (6 persen)," kata Prayitno seperti dikutip dari situs pribadinya, ramalanintelijen.netMantan pilot TNI AU ini mengatakan, jika terjadi kerusakan pada ketinggian tersebut, setidaknya pilot masih bisa melakukan beberapa tindakan penyelamatan."Saat Gunung Galunggung meletus tahun 1982, pesawat Boeing 747 British Airways pada ketinggian 36 ribu kaki, terkena dampak dan empat engine mati, tetapi dengan 200 penumpang berhasil gliding dan selamat landing di Pangkalan Halim Perdana Kusuma. Oleh karenanya walau kemungkinan tetap ada peluang celaka, dapat dikatakan kecil," ujar dia.
Keamanan Malaysia lemah
Menteri Dalam Negeri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengaku keamanan negaranya lemah. Dia mengkritik kinerja petugas keamanan bandara dan imigrasi negaranya sendiri yang tidak bisa membedakan wajah penumpang berbeda ras.Pengamat intelijen Prayitno Ramelan mengatakan, kelemahan keamanan Malaysia sudah menjadi isu tersendiri bagi spesialis kontra teror dan pengamat."Menurut spesialis kontra teror dan pengamat beberapa dari perencanaan serangan 11 September di Amerika Serikat dilakukan di Malaysia, yang memiliki kebijakan visa yang relatif longgar. Negara ini adalah negara perdagangan utama dan tempat pertemuan alami untuk berbagai kelompok yang terlibat dalam kegiatan illegal," ujar Prayitno yang dikutip dari situs pribadinya, ramalanintelijen.net.Selain itu, kata Prayitno, perencana utama pemboman di Bali, Indonesia pada tahun 2002, Riduan Isamuddin, adalah warga Negara Malaysia dan saat ini ditahan di Guantanamo penjara.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAswin menegaskan kerja Densus 88 dalam menangkap tersangka teroris bukan berdasarkan isu melainkan alat buktii.
Baca SelengkapnyaDE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) ditangkap lantaran dirinya diduga terlibat aksi terorisme.
Baca SelengkapnyaPihak maskapai bersama tim keamanan melakukan investigasi dan didapat fakta bahwa gurauan ancaman bom berasal seorang penumpang.
Baca SelengkapnyaKAI mengingatkan penumpang terkait larangan barang bawaan menyusul penangkapan terduga teroris di Stasiun Solo Balapan
Baca SelengkapnyaTerduga teroris berinisial M ditangkap di Stasiun Solo Balapan sekitar pukul 19.30 WIB.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial DE (28) karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menyerang Mako Brimob.
Baca SelengkapnyaLima kecelakaan pesawat dalam seminggu terakhir, termasuk tragedi Jeju Air. Berikut lima kecelakaan pesawat dalam seminggu terakhir dan kronologinya.
Baca SelengkapnyaMalaysia melarang warga Israel memasuki wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaMantan Menko Polhukam Mahfud MD menduga ada keterlibatan Kementerian Perhubungan dan Imigrasi dalam kasus TPPO
Baca SelengkapnyaDia bahkan mewanti-wanti intelejen negara harus untuk mengantisipasi gangguan
Baca Selengkapnya