Ini isi surat Novanto mangkir pemeriksaan sebagai tersangka di KPK
Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi telah menerima surat alasan Ketua DPR Setya Novanto mangkir dari pemanggilan sebagai tersangka dalam kasus proyek e-KTP. Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan KPK telah menerima surat dari Novanto pukul 10 pagi, Selasa (14/11) kemarin.
Surat tersebut, kata Febri berkop surat atas nama tim kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi. Dalam surat tersebut, menurut Febri terdapat 7 poin.
Pada pokoknya sama dengan surat sebelumnya ketika Novanto mangkir dipanggil sebagai saksi untuk tersangka Anang Sugiana Sigihardjo, Direktur Utama PT Quadra Sultion Anang Sugiana Sudiharjo (ASS) dalam kasus proyek e-KTP.
-
Siapa yang dituduh meminta KPK menghentikan kasus e-KTP Setya Novanto? Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto buka suara terkait pernyataan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo soal Jokowi telah meminta dirinya untuk menstop kasus e-KTP dengan terpidana Setya Novanto (Setnov).
-
Siapa yang menulis surat itu? Surat itu sebenarnya ditulis oleh fisikawan Hungaria, Leo Szilard dengan bantuan ilmuwan lain, namun ditandatangani Einstein untuk menarik perhatian presiden karena statusnya sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa.
-
Siapa yang menulis surat? 'Lentera ini didirikan oleh insinyur James Wells, millwright John Westwood, insinyur James Brodie, buruh David Scott, dari firma James Milne & Son Engineers, Milton House Works, Edinburgh, selama bulan-bulan Mei hingga September dan dinyalakan kembali pada hari Kamis malam tanggal 15 September 1892.'
-
Siapa yang membuat surat pernyataan? Yang bertanda tangan di bawah ini :Nama : Anton SyahputraNISN : 88765463544578Kelas : XI IPS – 3Sekolah : SMA Negeri 1 MedanAlamat : Jl. Amal No. 123, Medan Dengan ini menyatakan mengakui kesalahan yang sudah saya lakukan berupa absen sekolah selama 5 hari berturut – turut tanpa pemberitahuan, terhitung dari tanggal 15 Februari 2020 s/d 19 Februari 2020.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
"KPK menerima surat tertanggal 14 November 2017 dengan Kop surat kantor pengacara. Surat pemberitahuan tidak dapat memenuhi panggilan KPK tersebut berisikan 7 poin yang pada pokoknya sama dengan surat sebelumnya," kata febri di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (15/11).
Dalam surat tersebut kata Febri tertulis bahwa Novanto sedang menunggu keputusan MK terkait Undang-Undang Nomer 30/2002 tentang KPK. "Bahwa adanya permohonan Judicial Review tentang wewenang memanggil klien kami selaku Ketua DPR-RI," ungkap Febri.
Kemudian dalam surat tersebut terdapat poin terkait pernyataan Ketua KPK tentang Pansus Angket. Yang terakhir, kata Febri dalam point tersebut menyebutkan alasan Novanto tidak hadir lantaran memimpin dan membuka sidang Paripurna DPR.
Ini isi lengkap tujuh poin tersebut:
1. Klien telah menerima surat panggilan KPK tanggal 10 November 2017 untuk menghadap Penyidik KPK;
2. Dalam surat panggilan menyebutkan memanggil: SETYA NOVANTO, Pekerjaan: Ketua DPR-RI dst...
3. Bahwa berdasarkan:
- Pasal 1 (3) UUD 1945: Negara Indonesia adalah Negara Hukum
- Pasal 20 A huruf (3) UUD 1945
_*bunyi pasal diuraikan_
- Pasal 80 UU No. 17 Tahun 2014
_*menyangkut Hak Imunitas_
- UU No. 10 Tahun 2004 ttg Pembentukan Peraturan dan Perundang-undangan
_*Pasal 7 diuraikan..._
4. Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2014 Pasal 224 ayat (5) (Hak Imunitas Anggota DPR) dan Pasal 245 ayat (1)
_*Pasal 224 ayat (5) diuraikan_
5. Bahwa adanya permohonan Judicial Review tentang wewenang memanggil klien kami selaku Ketua DPR-RI.
6. Bahwa pernyataan Ketua KPK tentang Pansus Angket.
7. Bahwa adanya tugas Negara pada klien kami untuk memimpin dan membuka sidang Paripurna DPR pada tanggal 15 November 2017
Berdasarkan alasan-asalan hukum di atas maka klien kami belum bisa memenuhi panggilan tersebut sampai adanya putusan MKRI terhadap permohonan Judicial Revoew yang kami ajukan tersebut.
Surat ditandatangani oleh: Dr. Fredrich Yunadi, SH, LL.M, MBA, Advokat
Tembusan:
1. Bapak Presiden RI
2. Bapak ketua MK RI
3. Bapak Ketua MA RI
4. Bapak Ketua Komnasham
5. Bapak Kapolri
6. Bapak Jaksa Agung RI
7. Bapak Kabareskrim Polri
8. Bapak Kapolda Metro Jaya
9. Bapak Kajati DKI
10. Klien
11. Pertinggal (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fredrich tetap dikenakan wajib lapor hingga 2025 mendatang pascabebas bersyarat.
Baca SelengkapnyaHakim sebelumnya menyatakan penetapan status tersangka Firli dilakukan Polda Metro Jaya sah secara hukum.
Baca SelengkapnyaSidang Putusan Gugatan Firli dipimpin oleh hakim tunggal Imelda Herawati telah membuka proses sidang.
Baca SelengkapnyaFebri membenarkan draf pendapat hukum tersebut memang disusun oleh dirinya dan Rasamala.
Baca SelengkapnyaKPK memanggil Febri Diansyah hingga Donal Fariz untuk kebutuhan penyidikan.
Baca SelengkapnyaPengunduran diri Firli Bahuri dari Ketua KPK merupakan modus lama menghindari sanksi.
Baca SelengkapnyaKetua KPK Firli Bahuri mengaku tidak pernah mangkir dari panggilan Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaAwal mula pencekalan itu diceritakan Febri pada saat SYL yang dilakukan penangkapan.
Baca SelengkapnyaFebri mengaku hanya saat penyelidikan dirinya menjadi kuasa hukum dari politikus NasDem itu.
Baca SelengkapnyaFebri Diansyah mengakui soal dirinya menjadi kuasa hukum Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Baca SelengkapnyaAlexander sempat hadir sebagai saksi meringankan saat sidang prapradilan Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaEks Penyidik KPK, Novel Baswedan mengapresiasi, putusan PN Jaksel yang menolak permohonan praperadilan Ketua KPK nonaktif Firli Bahuri.
Baca Selengkapnya