Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini jenderal polisi yang berani labrak pengusaha catut nama Presiden

Ini jenderal polisi yang berani labrak pengusaha catut nama Presiden Ilustrasi Polisi. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Bola panas isu pencatutan nama presiden untuk memuluskan kontrak Freeport terus bergulir. Menteri ESDM Sudirman Said jelas menyebut nama Setya Novanto sebagai politikus yang melakukan hal itu. Sejumlah nama pejabat pun ikut terseret.

Jika benar terbukti, tentu mengerikan bagaimana lobi-lobi yang dilakukan para pejabat demi mendapatkan keuntungan sepihak.

Ada cerita menarik tentang sosok polisi yang berani menggebrak pengusaha yang mencatut nama presiden. Rupanya kasus catut nama presiden demi melancarkan bisnis sudah lama terjadi.

Tahun 1960an, Presiden Soekarno menunjuk Jenderal Hoegeng Imam Santosa sebagai Kepala Jawatan Imigrasi. Dia diberi tugas untuk membongkar penyelundupan di sana.

Hoegeng segera mengamati pos barunya. Dia sadar rupanya di Jawatan Imigrasi bukan orang imigrasi yang berkuasa, melainkan Angkatan Darat, intel, polisi, dan orang kejaksaan. Petugas Imigrasi hanya tukang cap belaka.

Hal itu dikisahkan Hoegeng dalam biografinya yang ditulis Ramadhan KH dan Abrar Yusra terbitan Pustaka Sinar Harapan tahun 1993.

Maka Hoegeng berusaha mengubahnya sekuat tenaga. Jangan harap ada orang bisa main-main lewat imigrasi. Pegawai yang menerima suap dari pengusaha langsung ditindak.

Suatu hari seorang pengusaha kaya raya asal Aceh datang menemui Jenderal Hoegeng. Semua orang tahu pengusaha itu anak emas Presiden Soekarno . Saat Soekarno meminta pengusaha menyumbang untuk kepentingan revolusi dan konfrontasi dengan Malaysia, si pengusaha menyumbang Rp 50 juta. Jumlah terbanyak kala itu.

Tapi sumbangan itu tidak cash. Untuk mencari dana sebesar Rp 50 juta, si pengusaha meminta izin monopoli karet di Sumatera. Soekarno memberikannya.

Rupanya pengusaha itu meminta paspor diplomatik yang punya kekebalan hukum internasional. Tentu saja Hoegeng menolaknya. Masak pengusaha minta paspor diplomatik? Lagipula untuk menerbitkan paspor diplomatik, imigrasi harus berkoordinasi dengan kementerian luar negeri.

Hoegeng terus menolak. Tapi si pengusaha dengan percaya diri terus mendesak Hoegeng.

"Begini saja kita sebagai sesama manusia saling membantu saja. Tak ada sulitnya bagi saudara memberi saya paspor diplomatik, artinya membantu saya bebas ke luar negeri. Apa bantuan yang bisa saya berikan untuk saudara? Katakan saja kepada saya, berapa biaya rumah dan keluarga yang saudara butuhkan setiap bulan? Berapa ratus-ratus ribu rupiah per bulan?" kata Hoegeng menirukan tawaran pengusaha itu.

Hoegeng naik pitam. Dia sangat tersinggung melihat polah pengusaha itu. Disangkanya dengan uang semua bisa dibeli. Hoegeng marah benar. Dia berdiri dan berkata dengan nada tinggi sambil menunjuk ke arah pintu.

"Saudara lihat pintu itu? Jadi saudara tinggal pilih: Keluar baik-baik atau saya tendang ke luar pintu itu! Persetan dengan uang kamu itu!" bentak Hoegeng sekeras-kerasnya.

Pengusaha itu gelagapan, tubuh Hoegeng lumayan tinggi untuk orang Indonesia. Takut juga si pengusaha kalau benar-benar ditendang keluar. Dia segera pergi meninggalkan Hoegeng.

Cerita ini masih berlanjut. Saat Hoegeng menemui Presiden Soekarno ternyata secara kebetulan ada si pengusaha di Istana. Hoegeng pun langsung menyindirnya.

"Nah ini pengusaha anak emas bapak lho ya?" sindir Hoegeng.

Soekarno tertawa. "Memang kenapa?"

"Untuk Bapak ketahui, dia mencoba menyogok atau membeli saya agar dikasih paspor diplomatik," beber Hoegeng.

Soekarno terdiam beberapa detik. Dia lalu bertanya dengan tegas pada pengusaha itu. "Heh, kamu! Apa iya?"

Namun si pengusaha hanya duduk dan menunduk malu di kursinya. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya yang semula gemar omong besar.

Kini semoga ada polisi seperti Jenderal Hoegeng untuk membersihkan orang-orang yang menjual kepentingan negara demi keuntungan pribadi. (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Spanduk Menuntut KPK Berantas Mafia Tambang Bertebaran di Jakarta
FOTO: Spanduk Menuntut KPK Berantas Mafia Tambang Bertebaran di Jakarta

Pada spanduk itu terdapat foto Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

Baca Selengkapnya
Sambangi Bareskrim, Bahlil Minta Pihak yang Catut Namanya Dalam Isu Izin Tambang Diproses Hukum
Sambangi Bareskrim, Bahlil Minta Pihak yang Catut Namanya Dalam Isu Izin Tambang Diproses Hukum

Bahlil menjelaskan untuk siapa yang nanti menjadi pihak diadukan semua dikembalikan kepada hasil penelaahan dari kepolisian.

Baca Selengkapnya
109 Ton Emas Antam Palsu yang Beredar di Masyarakat Bakal Ditarik? Begini Kata Kejagung
109 Ton Emas Antam Palsu yang Beredar di Masyarakat Bakal Ditarik? Begini Kata Kejagung

Kejagung menetapkan 6 tersangka terdiri dari petinggi PT Antam kasus pemelasuan 109 ton emas

Baca Selengkapnya
Jaksa Agung Pecat Jaksa yang Terlibat Suap, Ini Respons Anggota Dewan
Jaksa Agung Pecat Jaksa yang Terlibat Suap, Ini Respons Anggota Dewan

Jaksa Agung ST Burhanuddin memecat Raimel Jesaja selaku Direktur Ekonomi dan Keuangan Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel).

Baca Selengkapnya
Profil Kamaruddin Simanjuntak, Mantan Pengacara Brigadir J yang Terjerat Kasus Hoaks
Profil Kamaruddin Simanjuntak, Mantan Pengacara Brigadir J yang Terjerat Kasus Hoaks

Kamaruddin Simanjuntak ditetapkan jadi tersangka kasus penyebaran berita bohong. Berikut profil lengkapnya.

Baca Selengkapnya
Polisi Usut Dugaan Korupsi PTPN XIII Alih Fungsi Lahan
Polisi Usut Dugaan Korupsi PTPN XIII Alih Fungsi Lahan

Dugaan korupsi tersebut telah ramai dibicarakan di media sosial

Baca Selengkapnya
Pj Bupati Bandung Barat Arsal Latif Jadi Tersangka Korupsi Revitalisasi Pasar di Majalengka
Pj Bupati Bandung Barat Arsal Latif Jadi Tersangka Korupsi Revitalisasi Pasar di Majalengka

Pejabat Kemendagri yang saat ini menjadi Pj Bupati Bandung Barat, Arsal Latif (AL) ditetapkan sebagai tersangka korupsi proyek revitalisasi pasar.

Baca Selengkapnya
Kejagung Periksa 5 Saksi dalam Kasus Timah Harvey Moeis, Bakal Ada Tersangka Baru?
Kejagung Periksa 5 Saksi dalam Kasus Timah Harvey Moeis, Bakal Ada Tersangka Baru?

Ketut Sumedana, menyampaikan bahwa penyidikan kasus timah terus berlanjut

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kejagung soal Libatkan TNI Hingga Jampidsus Pakai Rompi Anti-Peluru, Benarkah?
VIDEO: Kejagung soal Libatkan TNI Hingga Jampidsus Pakai Rompi Anti-Peluru, Benarkah?

Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana menyebut konvoi Brimob di Kejagung merupakan rangkaian dari kasus penguntitan Jampidsus

Baca Selengkapnya
Kejagung Tetapkan Dirut Refined Bangka Tersangka Baru Korupsi Komoditi Timah
Kejagung Tetapkan Dirut Refined Bangka Tersangka Baru Korupsi Komoditi Timah

Tersangka ditahan 20 hari ke depan di Rutan Salemba Cabang Kejagung.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jawaban Lugas Kejagung soal Jampidsus Diadukan LSM ke KPK, Adanya Laporan Keliru!
VIDEO: Jawaban Lugas Kejagung soal Jampidsus Diadukan LSM ke KPK, Adanya Laporan Keliru!

Febrie dilaporkan Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso bersama KSST atas dugaan keterlibatan kesepakatan lelang barang rampasan benda sita korupsi

Baca Selengkapnya
Anggota Polda Bali Diduga Peras Pengusaha Sebesar Rp1,8 miliar
Anggota Polda Bali Diduga Peras Pengusaha Sebesar Rp1,8 miliar

Seorang polisi berinisial Kompol H di Bali diduga melakukan percobaan pemerasan sebesar Rp1,8 miliar

Baca Selengkapnya