Ini kata Polda Sulsel soal keluhan pungli di SPN Batua
Merdeka.com - Polda Sulawesi Selatan angkat suara soal surat terbuka dari salah satu orang tua siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua, Polda Sulawesi Selatan, yang mengeluh kerap dimintai tagihan yang tak diduga. Orang tua siswa SPN itu mengeluh lantaran semestinya tak dipungut biaya karena sudah ditanggung oleh negara.
Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol Dicky Sondani menegaskan bahwa pungutan liar (pungli) itu bukan dari SPN Batua. Kuitansi atau tagihan yang diterima oleh salah satu orangtua siswa SPN itu merupakan iuran organisasi intra di sekolah tersebut.
"Jadi di organisasi mereka ini seperti kita mahasiswa ada senat, dan lain-lain. Kalau mau lulus mereka kan kadang-kadang ingin suatu kenang-kenangan, pingin baju seragam olahraga, buku memori, foto-foto," tegas Dicky saat dikonfirmasi, Jakarta, Rabu (31/1).
-
Siapa yang menerima uang pungli? Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjatuhkan sanksi etik terhadap PLT Karutan periode 2020-2021, Ristanta. Ia terbukti terlibat dalam praktik pungutan liar (pungli) dengan menerima sejumlah uang Rp30 juta dari para tahanan.
-
Siapa yang melakukan pungli? Berdasarkan keterangan di video, disebutkan bahwa pungli di Babelan jadi pungli terkuat di muka bumi.
-
Di mana aksi pungli terjadi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terbukti terlibat pungli di Rutan KPK? 90 pegawai Komisi Antirasuah yang telah terbukti terlibat dalam praktik pungli.
-
Apa fakta pungli di SDN 1 Cibeureum? Dalam unggahan di akun tersebut diceritakan bahwa Reza sempat mengungkap dugaan pungli yang terjadi di tempatnya mengajarnya, SDN 1 Cibeureum, Bogor, Jawa Bara. Disebutkan bahwa Kepala Sekolah, Nopi Yeni menerima pungutan dari wali murid yang ingin anaknya bersekolah di sana.
Menurut dia, kegiatan seperti itu sudah memang menjadi tradisi dan bukan jadi hal yang tabu, karena hal itu juga sebagai ungkapan kegembiraan siswa. Karena, tak semua orang bisa bersekolah kedinasan di SPN.
Untuk kebutuhan di luar pendidikan, lanjut Dicky, memang tak dicover oleh anggaran negara. SPN pun mempercayakan hal itu kepada pengurus organisasi intra untuk mengurus secara mandiri dalam kegiatan yang mereka lakukan.
"Tetapi di luar itu, negara tidak tanggung. Artinya silakan itu adalah hak mereka sendiri," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan masalah ini terjadi karena adanya misskomunikasi antara siswa dan dan orang tua siswa. Karena dalam hal ini, siswa tak menjelaskan kepada orang tua soal adanya kwitansi tagihan, yang membuat orang tua tidak tahu akan hal tersebut.
"Tapi ini udah clear, masalah udah selesai. Ini juga evaluasi buat kami ya, masukan yang bagus bagi kami, artinya pembina jangan lepas tangan dalam hal ini," tuturnya.
Dengan adanya kejadian seperti ini, pihaknya akan melakukan pengontrolan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh para siswa di luar kegiatan. Pihak SPN pun nantinya akan membatasi kegiatan dan besaran iuran di luar pendidikan.
"Nanti ke depannya kita akan batasi. Jangan terlalu banyak urunan, karena kemampuan orang tua kan nggak mungkin sama. Nggak apa-apa kok, ini bukan kasus yang apa gitu, masalah komunikasi saja," ujarnya.
Berikut isi surat terbuka salah satu orang tua siswa SPN Batua yang beredar:
Assalamu alaikum.Kepada YTH Kapolda SulselIrjen Pol Umar SeptonodiMakassar
Bismillahi rahmani rahim.
Perkenalkan saya salah satu dari 601 orangtua siswa pendidikan pembentukan (Diktuk) Bintara Polri Tugas Umum (Gasum) Tahun
Anggaran 2017 Angkatan XLII Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua Polda Sulsel.
Demi kelanjutan dan keselamatan anak saya, sengaja saya tak menyebutkan nama dan alamat jelas.
Kapolda saya anggap mafhum alasannya.
Sebagai guru sekolah negeri di Makassar, kabar lulusnya anak tertua saya setelah lebaran Idul Fitri 2017 lalu adalah kabarmembanggakan.
Apalagi anak saya lulus tanpa dipungut bayaran, seperti isu dan bisik-bisik selama ini. Alhamdulillah.
Sejak masuk pendidikan awal September 2017, saya dan keluarga mendapat banyak SMS dan ucapan selamat dari keluarga dikampung. Lebaran Idul Adha lalu, banyak keluarga, tetangga dan teman yang memuji dan bertanya bagaimana caranya lulus sekolahpolisi.
Setahu saya, biaya sekolah polisi dibiayai negara.
Bahkan, anak saya bilang, bulan ini dia sudah mulai dapat gaji Rp 500 ribu sebulan.
Alhamdulillah. Bisa dibayangkan bangganya kami.
Namun, setelah pendidikan basis 3 bulan, Oktober 2017 lalu.
Kebanggaan itu berubah kaget.
Anak saya dapat kwitansi pembayaran dari SPN sebesar Rp2 juta lebih.
Awalnya kami anggap itu biasa.
Namun setelah anak saya ada Izin Bermalam Luar (IBL) Oktober 2017 lalu, rasanya setiap pekan ada saja permintaan pembayaran.
Seharusnya setiap akhir pekan, kami senang bisa ketemu anak di rumah.
Tapi ini justru khawatir dan takut, anak saya pulang membawa kwitansi pembayaran.
Kami kira, kalau masuk sudah tidak ada lagi pembayaran, ini hampir tiap dua minggu ada kwitansi, ada susu beruang, jaket, initerakhir ada kabar lagi akan ada pembayaran CD dokumentasi Rp 1,7 juta.
Saya terpaksa menjual motor anak untuk menutupi biaya itu.
Kalung dan cincin perkawinan istri saya sudah masuk di pegadaian untuk menutupi biaya ini.
Saya dan keluarga ingin ada anak yang jadi polisi. Tapi kalau harus menjual lagi motor yang saya pakai mengajar, sayasepertinya merasa sangat tersiksa.
Menurut cerita anak saya dan temannya yang pernah ke rumah bermalam, pungutan biaya itu diberitahu setelah upacara atau apel.
Kalau pengumuman resmi pakai micropon dan didengar semua, tapi kalau pengumuman pungutan tidak pakai micropon.
Staf SPN datang dan beritahu tiap regu.
Kabar yang saya dapat dari anak, katanya, kakak-kakak angkatannya yang sebelumnya, menjelang akhir pendidikan, Maret 2018,kwintansi akan banyak lagi.
Melalui surat ini saya ingin bertanya ke Kapolda betulkah memang kami harus membayar pungutan sebanyak itu.
Bantulah kami Pak Kapolda.
Jangan biarkan kami tidak percaya kepada Polri.
Tolong jika memang ada pembayaran seperti ini bisa disampaikan resmi dan sejak awal masa pendidikan agar kami bisa menyiapkandan pertimbangkan lebih matang.
Terima kasih.
Wassalamualaikum.
Makassar, 16 Januari 2018
Saya orangtua siswa
Sekolah Bintara SPN Batua,
Makassar.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral kabar SMAN 2 Cibitung Kabupaten Bekasi diduga melakukan pungutan liar (Pungli) terhadap siswanya.
Baca SelengkapnyaHal itu diungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono.
Baca SelengkapnyaGanjar menambahkan, tindakan tegas tersebut merupakan langkah agar kejadian serupa tidak terulang di sekolah lain.
Baca SelengkapnyaPemilik akun Instagram @brorondm mengadukan dugaan kasus tersebut ke Polres Metro Bekasi, Jumat (6/12).
Baca SelengkapnyaKemendikbud menegaskan, kasus pungli merupakan tindak pidana sehingga harus ditangani penegak hukum.
Baca Selengkapnyasiswi yang bongkar praktik pungli mendapatkan pendampingan supaya tidak terjadi perundungan.
Baca SelengkapnyaMahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Dindikbud Banten, Selasa (18/7). Mereka menuntut pembentukan tim investigasi dugaan kecurangan PPDB.
Baca SelengkapnyaKepala Sekolah SMKN 1 Sale sudah dibebastugaskan dari jabatannya setelah terbukti menarik pungli dari siswa.
Baca SelengkapnyaKepolisian juga menegaskan ermintaan uang yang beredar di berbagai media dengan besaran Rp50 juta untuk mendamaikan kasus tersebut tidak benar atau hoaks.
Baca SelengkapnyaViral video sejumlah orang berpakaian ormas Pemuda pancasila (PP) mendatangi rumah seorang warga di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaIptu Supriadi ditangkap karena diduga terlibat penipuan dan penggelapan Rp1,2 miliar dengan modus iming-iming bisa meloloskan calon taruna Akpol.
Baca SelengkapnyaSantunan tersebut merupakan donasi yang terkumpul dari para guru di Sumbar.
Baca Selengkapnya