Ini kata polisi soal banyaknya warga Afrika di Tanah Abang
Merdeka.com - Kecurigaan sebagian orang tentang WNA asal Afrika memang kerap terjadi ketika dikaitkan dengan kasus narkoba yang melibatkan warga asal benua dengan julukan mutiara hitam tersebut. Sebut saja Okeke Austin Chukuwuma (25), warga negara Nigeria harus meregang nyawa dengan usus terburai. Atau beberapa terpidana mati asal Afrika yang baru saja dieksekusi beberapa bulan lalu.
Namun apakah kecurigaan tersebut juga ditujukan kepada WNA asal Afrika yang berseliweran di Petamburan?
Kapolsek Tanah Abang, AKBP Harry Sulistiadi pun angkat bicara terkait keberadaan mereka di Petamburan. Kata dia, dari penyelidikan anggotanya selama ini, belum ditemukan kasus peredaran narkoba yang melibatkan WNA asal Afrika di Petamburan.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
-
Apa saja kasus polisi narkoba? 'Ada tujuh yang sudah vonis PTDH. Empat sudah keluar surat keputusan (pemecatan), tiga masih menunggu keputusan dari Polda Sulsel,' ujarnya saat rilis akhir tahun di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (30/12). Ngajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi. Sementara dua kasus lainnya adalah keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan narkoba.
-
Siapa yang ditangkap polisi atas dugaan pemakaian narkoba? 'Benar (Virgoun ditangkap karena dugaan penggunaan narkoba),' kata Syahduddi kepada wartawan, Kamis (20/6).
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
"Kalau yang tertangkap mungkin dari unit lain, tapi kami belum pernah menemukan adanya peredaran narkoba di tempat itu," terang Harry ketika ditemui merdeka.com di ruang kerjanya di Kantor Polsek Tanah Abang, Pejompongan, Jakarta, Rabu (24/9).
Bagi Harry keberadaan WNA asal Afrika tak perlu harus dicurigai lebih oleh warga. Apa pun kegiatan mereka di Jakarta yang patut dicurigai barang tentu sudah melalui pengawasan kepolisian dan pihak imigrasi.
"Mereka kan masuk Indonesia tentunya punya paspor dan visa. Kita juga tak tinggal diam. Ada prosedur yang kita lakukan," papar Harry.
Dari kejadian selama ini, kata dia, para WNA ini pun belum pernah terlibat dalam perbuatan kriminal. Justru diakui Harry, kejadian yang sering terjadi misalnya pencopetan, perampokan atau tindakan kriminal lainnya banyak dilakukan oleh orang Indonesia sendiri.
"Yang mengarah ke kriminalitas itu belum pernah. Justru dilakukan oleh orang kita kan," tukas dia.
Meskipun mendapat izin untuk membuka usaha di Indonesia, para WNA asal Afrika juga tiap tahunnya selalu didata oleh petugas setempat. Pendataan ini meliputi izin tinggal, izin usaha dan pemeriksaan jangka waktu tinggal di Indonesia.
"Kami selalu data biasanya setahun sekali. Ada pendataan, apakah mereka ada SKHU (Surat Keterangan Hasil Usaha) dan sebagainya. Kami juga lihat ada petugas imigrasi yang ada mereka," terang Ketua RT 05 RW 2 kecamatan Palmerah Yana Kartika.
Menurut keterangan Yana, dari semua WNA asal Afrika yang ada di wilayah RT 05, ada 6 buah toko yang memiliki SKHU. Untuk tempat tinggal, ia sendiri hampir tak mengetahui sebab dari izin yang ada, ia hanya mengantongi WNA yang membuka usaha di wilayah administrasinya.
"Kalau yang di sini mereka hanya ngontrak dan itupun oleh pemilik kontrak yang meminta izin kepada kami. Kami tidak tahu di mana mereka tinggal," tutup Yana. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari informasi dihimpun, sejumlah Warga Negara Asing (WNA) diamankan polisi saat penggerebekan tersebut.
Baca SelengkapnyaPihaknya melakukan operasi pengawasan di dua lokasi berbeda yakni Seminyak dan Kuta.
Baca Selengkapnyaberdasarkan data jumlah wisatawan asing masuk Indonesia naik 30 persen terhitung hingga Mei 2024
Baca SelengkapnyaWNA dari lima negara diketahui paling banyak melakukan kejahatan di Pulau Dewata. Yakni, Australia, Rusia, Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Baca Selengkapnyapermohonan paspor Indonesia itu dimohonkan oleh CT dan OZM di gerai layanan paspor Tangcity Mal
Baca Selengkapnya103 WNA Ditangkap di Bali, Diduga Lakukan Kejahatan Siber
Baca SelengkapnyaKampung Boncos beralamat di Jalan Ori RT 007 RW 03, Kota Bambu Selatan, Jakbar. Kampung Bahari di Tanjung Priok, Kampung Ambon di Jakbar.
Baca SelengkapnyaPencari suaka itu dibawa ke gedung Direktorat Jenderal Imigrasi untuk didata.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, pemerintah Indonesia akan menindak tegas pelaku TPPO.
Baca SelengkapnyaMarak Penyalahgunaan VoA, Ini Langkah Imigrasi untuk Tertibkan WNA Overstay
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri ikut mengusut kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan para pengungsi Rohingya di Aceh.
Baca SelengkapnyaTren Kejahatan TPPO Meningkat Tiap Tahun, Ini Solusi Pemerintah
Baca Selengkapnya