Ini kata Risma saat ditanya siswa SD soal demo Ahok 4 November
Merdeka.com - Hadir di sekolah kebangsaan yang digelar di Taman Jayengrono, Wali Kota Surabaya, Jawa Timur Tri Rismaharini menerima pertanyaan-pertanyaan kritis siswa-siswi SMK/SMA, Rabu (2/11). Di sesi tanya-jawab, para pelajar bertanya secara bergantian.
Mulai soal pelimpahan wewenang SMA/SMK dari Pemkot Surabaya ke Pemprov Jawa Timur, hingga seputar Pilkada DKI yang bakal diwarnai aksi 4 November, terkait ucapan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok soal Surah Al Maidah 51.
"Bu Wali Kota, saya dengar SMA/SMK, sebentar lagi sudah tidak lagi dikelola Pemkot Surabaya. Ada kemungkinan setelah ini, mereka akan ditarik uang SPP. Jika demikian, bagaimana dengan teman-teman saya yang kurang mampu?," tanya salah satu peserta sekolah kebangsaan.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang siswa SMP itu ajak bicara? 'Saat ini korban berada di Puskesmas Kecamatan Tebet dan kondisi sadar dan bisa diajak komunikasi. Ditemukan kertas dari korban yang berisi tulisan dan gambar menyerupai hanoman, tulisan tersebut tidak dimengerti artinya,' ucapnya.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa yang tampil di acara sekolah? Kedua putri mereka, Megu dan Mishka, tampil memukau di panggung acara sekolah.
-
Siapa yang hadir di Perayaan Hari Anak Nasional di Kota Solo? Event tersebut juga dihadiri oleh keluarga Walikota Solo Gibran Rakabuming dan sang istri, Selvi Ananda. Mereka juga membawa kedua buah hatinya, yaitu Jan Ethes dan La Lembah Manah.
Mendengar pertanyaan ini, Risma menjawab bila Pemkot Surabaya telah berjuang maksimal agar SMA/SMK di Surabaya tetap gratis. Bahkan, tengah memperjuangkannya hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Tapi aturannya enggak boleh nak. Kita sudah berjuang. Ya, sekarang mari kita berdoa agar teman-teman yang kurang mampu diberi kesanggupan untuk membayar," jawab Risma.
Tak kalah seru, siswa SD ikut bertanya kepada wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan dengan pertanyaan seputar Pilkada DKI Jakarta, yang kian memanas. "Kalau soal itu, saya tidak mau berkomentar," ucap Risma.
Tetapi yang mau saya sampaikan kepada anak-anakku semua adalah, lanjut dia, begitu negara kita merdeka, kita semua adalah satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
"Oleh karenanya, mari kita saling menghormati satu sama lain. Kita pererat persatuan. Tidak boleh ada satu orang merasa paling benar. Kita harus menghargai orang lain," pesan Risma.
Di sekolah kebangsaan ini, para veteran juga dihadirkan untuk menceritakan peristiwa perjuangan kepada ratusan pelajar dari sejumlah sekolah, mulai SD, SMP hingga SMA/SMK.
Menurut Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Surabaya, Hartoyik, program sekolah kebangsaan ini sangat penting untuk memberi pemahaman kepada para pelajar tentang semangat nasionalisme yang digelorakan para pejuang kemerdekaan.
"Saya titip harapan kepada para pelajar Surabaya sekarang ini. Semoga negara ini bisa lebih indah, makmur dan bersatu padu," kata Hartoyik.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya, Wiwiek Widayati menyampaikan, sekolah kebangsaan ini adalah program tahunan yang digelar khusus memperingati Hari Pahlawan, 10 November.
Rangkaian program sekolah kebangsaan diawali pada 1 November di SMA Katolik St. Louis. Kemudian hari ini di Taman Jayengrono. Berikutnya, di SMA Santa Maria pada 3 November, Sekolah Don Bosco pada 4 November, Kantor PCNU Surabaya pada 7 November dan Rumah HOS Tjokroaminoto pada 8 November. (mdk/sho)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Monumen Tugu, Balai Kota Malang dan sekitarnya memiliki sejarah besar dalam perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaPara pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP Madiun tak gentar melawan penjajah. Di tengah kesulitan yang dihadapi, mereka tetap berjuang
Baca SelengkapnyaAndrian juga menyampaikan pentingnya keikutsertaan pemilih pemula di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAda indikasi mobilisasi anak-anak sekolah ini dilakukan pada sore hari di batas waktu pelarangan demo dengan pola yang mirip.
Baca SelengkapnyaKorban perundungan SMA Binus School Simprug, RE (16) akhirnya mengungkapkan awal mula dirinya dibully.
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Baca SelengkapnyaSaid mengingat lagi pada 10 November 1945 lalu yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya menjadi puncak perlawanan rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Provinsi Banten (AMPB) menggelar mimbar rakyat di kampus Universitas Yuppentek Indonesia, Tangerang, Banten, Kamis (21/12/2023).
Baca Selengkapnya