Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini kemajuan penanganan pelanggaran HAM berat di era Jokowi

Ini kemajuan penanganan pelanggaran HAM berat di era Jokowi Jokowi hadiri peringatan Hari Bhayangkara ke-69. ©Setpres RI/Cahyo

Merdeka.com - Meski belum tuntas, proses penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat di era pemerintahan Jokowi-JK mengalami kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan pembentukan Tim Kebenaran untuk menuntaskan 7 kasus pelanggaran HAM berat.

Tujuh kasus tersebut adalah Talangsari, Wamena, Wasior, penghilangan paksa, peristiwa 'Petrus', peristiwa G30S dan kerusuhan Mei 1998.

"Perkembangan ini tentu disambut dengan penuh harap oleh korban dan keluarga korban pelanggaran HAM yang telah menanti puluhan tahun. Harapan para korban yang dipupuskan oleh 10 tahun masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono kini mulai tumbuh kembali," kata anggota Dewan Pengurus IKOHI, Mugiyanto, lewat sebuah opini di media massa, beberapa waktu lalu.

Kendati banyak dikritik oleh keluarga korban karena mengarah ke non-yudisial, banyak pihak menilai setidaknya penyelesaian pelanggaran HAM berat lebih maju ketimbang era presiden sebelumnya.

Berikut kemajuan-kemajuan penanganan kasus pelanggaran HAM di era Jokowi:

Pemerintah sepakat tuntaskan 7 kasus pelanggaran HAM berat masa lalu

Setelah lama ditunggu-tunggu, pemerintah akhirnya sepakat untuk menuntaskan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat masa lalu. Jaksa Agung Prasetyo menjelaskan, kasus pelanggaran yang segera ditindaklanjuti adalah yang sudah melalui proses penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)."Semuanya hasil sidik Komnas HAM. Ada tujuh yang tersisa: kasus Talangsari, Wamena, Wasior, penghilangan paksa orang, peristiwa 'Petrus', peristiwa G30S, kerusuhan Mei 1998," ujar Prasetyo.Hal itu dikatakan Prasetyo usai rapat yang dihadiri Meko Polhukam Tedjo Eddy Purdijatno, Menkum HAM Yassona Laoly, Kepala BIN Marciano Norman, Ketua Komnas HAM Nurkholis dan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, di Kejagung, Jakarta, Selasa (21/4).Menurut Prasetyo, semua pihak yang hadir dalam rapat tertutup tersebut sepakat menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu tersebut.Sementara itu, menurut Tedjo, hasil pertemuan tersebut akan langsung disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan intens dalam waktu dekat antara Kemenko Polhukam, Kemenkum HAM, BIN, Polri dan TNI."Kami sepakat untuk bicara bagaimana selesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu," tegas Tedjo.

Pemerintah bentuk Tim Kebenaran yang diikuti TNI

Pembentukan tim untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat memang pernah dilakukan presiden-presiden sebelumnya. Namun, dalam Tim Kebenaran yang kemarin dibentuk pemerintah, terdapat unsur TNI.Biasanya, pihak TNI tidak pernah ikut karena dianggap sebagai 'pelaku' dari sejumlah pelanggaran HAM berat. Namun, kemarin Panglima TNI Jenderal Moeldoko datang ke Gedung Kejaksaan Agung untuk rapat pembentukan tim.Komisioner Komnas HAM Nur Kholis mengaku terkejut dengan kehadiran Moeldoko. Dia mengatakan kehadiran TNI dalam pengungkapan kasus pelanggaran HAM sangat dibutuhkan."Saya surprise Pak Moeldoko hadir. Pada dua rapat sebelumnya kan dia tidak hadir itu saja. Pak Moeldoko sudah mulai membuka dialog," kata Nur Kholis di Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (2/7).

Negara akan minta maaf kepada korban pelanggaran HAM berat

Jaksa Agung HM Prasetyo menyatakan pihaknya tetap melakukan penyelesaian persoalan kasus HAM berat masa lalu dengan cara rekonsiliasi, meski sejumlah keluarga korban tidak setuju. Setelah rekonsiliasi, akan ada permintaan maaf dari negara kepada pihak korban dan publik."Setelah selesai itu semua, ada permintaan maaf dari negara kepada pihak-pihak menjadi korban dari pelanggaran HAM berat itu. Itu satu paket, satu rangkaian," kata Prasetyo di kantornya, Jakarta, Kamis (2/7).Prasetyo mengatakan, pemerintah membuat komitmen agar pelanggaran kasus HAM serupa tak terulang kembali.Soal adanya pro dan kontra soal rekonsiliasi, Prasetyo menganggap hal itu lumrah. "Keputusan apapun pasti ada pro dan kontra, kita kan menginginkan yang terbaik seperti apa. Pasti, apa yang kita putuskan ada yang setuju ada yang tidak setuju. Bagaimanapun kita harus bisa menentukan sikap. Mana yang terbaik, mana yang harus kita lakukan," ujarnya.Ditanya soal Komnas HAM yang sudah punya hasil penyelidikan lengkap soal sejumlah kasus pelanggaran HAM, bekas politikus Partai Nasdem ini lebih memilih diam. Menurut dia, pertemuan dengan sejumlah pihak sudah menemukan jalan keluar."Bahwa kita lebih melihat penyelesaian dengan non-yudisial itu lebih efektif lebih mungkin dilakukan, dan lebih bisa menyelesaikan masalah ini," kata dia. (mdk/ren)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Aksi Kamisan Terakhir di Pemerintahan Jokowi, Aktivis Bacakan Surat Penuh Kekecewaan
FOTO: Aksi Kamisan Terakhir di Pemerintahan Jokowi, Aktivis Bacakan Surat Penuh Kekecewaan

Aktivis Aksi Kamisan ke-836 menyoroti tidak terealisasinya janji-janji keadilan bagi korban pelanggaran HAM selama 10 tahun berkuasa.

Baca Selengkapnya
Beda Raport Kebebasan Berpendapat Era SBY dan Jokowi selama 10 Tahun Berkuasa
Beda Raport Kebebasan Berpendapat Era SBY dan Jokowi selama 10 Tahun Berkuasa

Suarlin menjelaskan ada dua indikator penilaian dalam pemenuhan HAM.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Aksi Kamisan ke-806, Aktivis Tagih Janji Jokowi Tuntaskan Pelanggaran HAM Berat
FOTO: Momen Aksi Kamisan ke-806, Aktivis Tagih Janji Jokowi Tuntaskan Pelanggaran HAM Berat

Aktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.

Baca Selengkapnya
Adik Wiji Thukul dan Keluarga Aktivis 1997-1998 Tagih Janji Jokowi Tuntaskan Kasus HAM
Adik Wiji Thukul dan Keluarga Aktivis 1997-1998 Tagih Janji Jokowi Tuntaskan Kasus HAM

Adik Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jiwa Besar Yassona Laoly Sisa Dua Bulan Dicopot Sebagai Menteri, Ungkap Percakapan Serius dengan Jokowi
Jiwa Besar Yassona Laoly Sisa Dua Bulan Dicopot Sebagai Menteri, Ungkap Percakapan Serius dengan Jokowi

Sebelum dicopot sebagai Menkumham, Yassona mengungkap bahwa dirinya telah dipanggil oleh Jokowi. Keduanya melakukan percakapan serius.

Baca Selengkapnya
Jokowi Dalam Sorotan Mata Dunia: Pujian Hingga Kritikan
Jokowi Dalam Sorotan Mata Dunia: Pujian Hingga Kritikan

Kepemimpinan Presiden Joko Widodo selama dua periode mendapat sorotan dari dunia internasional.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Prabowo Puji 10 Tahun Era SBY Jadi Pondasi Kuat untuk Pemerintahan Jokowi
VIDEO: Prabowo Puji 10 Tahun Era SBY Jadi Pondasi Kuat untuk Pemerintahan Jokowi

Prabowo juga menambahkan, berkat pembangunan era SBY yang dilanjutkan oleh pemerintah Presiden Jokowi, Indonesia menjadi lebih maju

Baca Selengkapnya
Rapor Merah Ganjar Soal Penegakan Hukum dan HAM, Menteri Yasonna: Kami Melakukan Yang Terbaik
Rapor Merah Ganjar Soal Penegakan Hukum dan HAM, Menteri Yasonna: Kami Melakukan Yang Terbaik

Hal itu dikatakan Yasonna menanggapi rapor merah yang diberikan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo terhadap penegakan hukum dan HAM di era Presiden Joko Widodo

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen AHY Puji-puji Pemerintahan Jokowi Saat Sampaikan Pidato Politik 'Indonesia Maju, Rakyat Sejahtera
FOTO: Momen AHY Puji-puji Pemerintahan Jokowi Saat Sampaikan Pidato Politik 'Indonesia Maju, Rakyat Sejahtera"

AHY menilai pemerintahan Jokowi telah berhasil dalam menjaga stabilitas ekonomi pascapandemi virus corona Covid-19.

Baca Selengkapnya
Mahfud Tegaskan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat di Tangan Menko Polhukam Selanjutnya
Mahfud Tegaskan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat di Tangan Menko Polhukam Selanjutnya

Mahfud mengungkapkan ada tiga perkara yang harus diselesaikan Menko Polhukam selanjutnya.

Baca Selengkapnya
Pidato Kampanye AMIN di JIS, Salim Segaf PKS Soroti Ekonomi dan Penegakan Hukum Selama 10 Tahun
Pidato Kampanye AMIN di JIS, Salim Segaf PKS Soroti Ekonomi dan Penegakan Hukum Selama 10 Tahun

Salim Segaf menilai, rakyat membutuhkan perubahan.

Baca Selengkapnya
Ekspresi Jokowi Minta Maaf di Depan Peserta Sidang Tahunan DPR: Banyak Kealpaan dalam Diri Saya
Ekspresi Jokowi Minta Maaf di Depan Peserta Sidang Tahunan DPR: Banyak Kealpaan dalam Diri Saya

Hal itu diucapkan Jokowi dalam pidato kenegaraan Sidang Tahunan 2024 di Gedung MPR/DPR.

Baca Selengkapnya