Ini kronologi anggota Polisi & TNI terobos Malaysia kejar pembunuh
Merdeka.com - Sersan Satu Tata Adi Cahyono, anggota Kodim 0911 Nunukan Kalimantan Utara, tewas ditusuk oleh seorang pemuda bernama Syarif. Penyebabnya sepele, cuma gara-gara salah paham dan adu mulut.
Kapolres Nunukan AKBP Christian Tory menjelaskan pembunuhan itu terjadi saat Sertu Tata pulang dibonceng motor oleh temannya, Selasa (10/3). Rupanya Syarif sudah menunggu di pinggir jalan. Di sana dia memukul Sertu Tata hingga terjatuh.
Pemuda yang bekerja serabutan ini kemudian menusuk Sertu Tata. FL, teman yang membonceng Tata berusaha mencari pertolongan. Namun saat akan dibawa ke puskesmas, Tata keburu meninggal.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Bagaimana polisi menangkap mereka? Penangkapan ini tidak lepas dari kegiatan patroli rutin yang ditingkatkan di wilayah Kepolisian Resor Kota Besar Medan dan jajaran untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
Syarif kemudian melarikan diri dan menembus perbatasan Malaysia. Dia bersembunyi di perkebunan Kelapa Sawit di Sebatik yang masuk wilayah Tawau. Jumat (13/3), Polisi Diraja Malaysia menangkap Syarif.
Di tengah proses lobi untuk memulangkan Syarif, tiba-tiba Malaysia mengumumkan ada pelanggaran keimigrasian. 17 WNI menerobos masuk Tawau tanpa izin. Rombongan yang menerobos perbatasan ini terdiri dari 10 anggota Polri, 4 personel TNI, dan tiga warga sipil.
Kepada aparat negeri jiran, personel polisi dan TNI itu mengaku hendak mengejar tersangka pembunuhan yang kabur ke Tawau, Negara Bagian Sabah. Orang yang dicari itu ternyata sedang ditahan Balai Polisi Wallace Bay (setara polsek), seperti dilansir the Star, Minggu (15/3).
Aparat yang ikut dicokok polisi Malaysia semuanya berpangkat rendah dan tidak membawa surat perintah. Mereka mengaku spontan menggeruduk kantor polisi di wilayah Malaysia karena ingin menangkap tersangka. Agaknya peristiwa ini terjadi karena solidaritas rekan-rekan Sertu Tata.
Wakil Inspektur Jenderal Sabah Datuk Seri Noor Rashid Ibrahim mengatakan polisi dan TNI itu dinilai tidak punya maksud buruk dengan masuk secara ilegal ke Malaysia. Kepada penyidik, mereka menyatakan hanya berniat menjemput Syarif untuk dibawa pulang ke Indonesia.
"Namun dalam melakukan penjemputan tahanan itu mereka tidak melalui jalur formal," kata Rashid.
Polis Diraja Malaysia (PDRM) sempat kaget melihat kedatangan polisi dan tentara Indonesia bersenjata lengkap, serta berpakaian preman itu. Tujuh orang dari rombongan mengendarai kapal cepat, sisanya memakai sepeda motor menerobos perbatasan.
Kini, 17 orang itu sudah dipulangkan ke Indonesia. Mabes Polri mengaku hal ini hanya miss komunikasi saja dan tak perlu diperpanjang.
"Tersangka (Syarif) sudah diamankan oleh pihak Diraja Malaysia dan kita sudah koordinasi untuk bisa diserahkan kepada kita guna dilakukan proses lebih lanjut," kata dia.
Sedangkan menurut Kapuspen TNI Mayor Jendral Fuad Basya mengaku tak ada TNI yang ditangkap. Menurutnya, anggota TNI tersebut memang sempat diinterogasi oleh Kepolisian Malaysia. Tapi tak ada penahanan karena masalah sudah jelas.
Mengenai keterlibatan TNI saat mengejar tersangka pembunuh Sertu Tata, Fuad menjelaskan itu hanya karena diminta polisi untuk membantu mengejar. Dengan dipulangkannya 17 orang tersebut, Mabes TNI juga sudah menganggap masalah ini selesai.
"Tidak ada ditangkap, itu ada pembunuhan anggota TNI dan yang bersangkutan lari ke Malaysia. Tentara ini membantu polisi mengejar pelaku," kata Fuad Basya saat dihubungi merdeka.com, Minggu (15/3).
"Mereka sempat diinterogasi karena izin awalnya polisi yang kan masuk ke Malaysia. setelah dijelaskan sudah selesai, pelaku juga sudah ditangkap," terang dia.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPelaku datang berteriak sambil membawa sebatang besi
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaKorban hendak melerai kerusuhan, namun dia justru dianiaya lima pelaku
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaKedua personel berstatus di Bawah Kendali Operasi (BKO) dari Ditsamapta Kepolisian Daerah Sumbar.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan pelaku utama dalam peristiwa pembacokan tersebut dijerat dengan Pasal 338.
Baca SelengkapnyaPolisi Tetapkan 3 Tersangka Pengeroyok Prajurit TNI Prada Lukman di Cikini
Baca SelengkapnyaPolres Bogor telah membentuk tim gabungan dengan Polsek Klapanunggal untuk melakukan pengembangan kasus penembakan tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyerangan diduga lantaran keributan personel Batalyon 757/WMS dengan warga di Lapangan Futsal Pilamo.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil rekaman CCTV dari lokasi kejadian terlihat satu orang pelaku berada di atas motor
Baca SelengkapnyaKabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
Baca Selengkapnya