Ini kronologi bentrok demo Ahok di Istana Negara versi polisi
Merdeka.com - Demo menuntut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, diproses hukum terkait kasus dugaan penistaan agama berujung ricuh pada Jumat malam. Massa terlibat bentrok dengan petugas yang berjaga di Jalan Medan Merdeka Barat.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar menceritakan awal mula terjadinya bentrokan tersebut. Dikatakannya, massa mulai beringas justru saat akan dibubarkan kepolisian karena sebelumnya memang disepakati demo hanya sampai pukul 18.00 Wib.
"Setelah Salat Isya, kemudian terjadi dinamika yang tidak kita harapkan sebenarnya. Bentuk kekerasan jelang bentuk pembubaran," kata Boy dalam jumpa pers di Gedung Humas Mabes Polri, Sabtu (5/11).
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Dia kemudian memperlihatkan cetakan gambar yang mengabadikan momen saat bentrokan terjadi kemarin. Foto itu menjepret beberapa orang tampak memukuli petugas.
"Kita lihat seorang laki-laki menyerang dengan bambu runcing, botol, batu segala dilempar ke petugas, dan benda terlarang lainnya. Padahal kita minta tidak melakukan itu. Ini adalah hal-hal contoh kecil yang memprovokasi terus menerus. Jadi apakah ini bagian unjuk rasa disampaikan ulama, atau ada elemen lain yang datang untuk membuat kerusuhan?," katanya.
Beberapa saat kemudian, massa makin tak bisa dikendalikan. Dikatakannya, massa coba merusak barikade petugas polisi dan TNI yang berjaga.
"Mereka ingin masuk mendekat ke Istana, ini tidak dibenarkan, perbuatan unjuk rasa diatur Undang-undang tapi bukan semau-maunya," tegas Boy.
Melihat kondisi semakin tidak kondusif, sambungnya, petugas keamanan memutuskan mengambil langkah untuk membubarkan pendemo. Petugas kemudian melepaskan gas air mata ke arah massa.
"Sekitar pukul 19.30 Wib, dilepaskan tembakkan gas air mata, seperti suara ledakan senjata. Tapi itu senjata pelontar gas air mata, bukan senjata api, tujuannya agar mereka tinggalkan tempat dan bubarkan diri. Jadi kalau dibilang ada ditembak, itu bukan ditembak gunakan peluru tapi gas air mata," bebernya.
Massa kemudian lari kocar kacir. Tapi sebagian masih ada yang coba melawan petugas dengan alat-alat yang ada.
"Sempat ada desak-desakan juga, Alhamdulillah berhasil ditangani petugas," jelasnya.
Meski berhasil dipukul mundur, massa melanjutkan dengan membakar kendaraan dinas kepolisian. Dikatakan Boy, total ada 21 kendaraan yang rusak.
"Tiga mobil dibakar termasuk kendaraan milik pejabat TNI yang dibakar," katanya.
Selain mobil dibakar, demo rusuh kemarin membuat kedua belah pihak terluka.
"Massa yang dirawat di RS Budi Kemuliaan, 160 orang berkaitan gas air mata. Kalau anggota sekitar 100 orang, 79 kena gas air mata, lalu di RSPAD 22, TNI ada 5 orang, Damkar 1 orang," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Spontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaMassa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaMassa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.
Baca SelengkapnyaOrang tak dikenal melemparkan batu ke arah anggota yang bertugas. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah sempat mengamankan 30 ban bekas sebelum demo berlangsung.
Baca SelengkapnyaKapolres Bogor Kombes Rio Wahyu Anggora menyampaikan kronologi polisi tembak polisi yang berada di Rusun Polri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaDelapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaRatusan massa terdiri dari pelbagai elemen masyarakat itu melakukan demonstrasi di depan gedung DPR sejak Kamis (22/8) pagi.
Baca SelengkapnyaLemparan batu, botol, dan benda lainnya sempat mewarnai kericuhan tersebut.
Baca Selengkapnya