Ini kronologi lengkap demo Ahok berujung ricuh versi polisi
Merdeka.com - Pihak kepolisian akhirnya membeberkan kronologi lengkap aksi unjuk rasa yang berujung ricuh pada 4 November 2016 lalu. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Awi Setiyono memaparkan runut peristiwa yang berlangsung hingga malam itu.
Awi menjelaskan, sekitar pukul 11.00 WIB pada tanggal 4 November 2016, massa sudah terlihat berada di kawasan Istana Negara. Namun dalam jumlah yang relatif tidak banyak.
Kemudian, setelah ibadah shalat jumat, massa berbondong-bondong bergerak menujun Jalan Medan Merdeka Barat hingga Medan Merdeka Utara (kawasan Istana Negara).
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang dilakukan para perusuh di Ambon? Saat kerusuhan, para perusuh menjarah gudang senjata milik aparat di Tantui. Sebanyak 900 senapan, pistol dan granat hilang. Tak heran konflik di Ambon sangat berdarah. Senjata dari luar daerah dan luar negeri terus mengalir ke Ambon.
"Pukul 13.50 WIB, massa sudah mulai melakukan pelemparan-pelemparan ke arah polisi. Kemudian tenang lagi kembali," katanya di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/11).
Kemudian pada pukul 14.41 WIB, lanjut Awi, massa kembali melempari pihak kepolisian.
"Setelah itu polisi memperdengarkan azan, akhirnya mengajak salat Asar. Ini sudah termasuk proses Asmaul Husna," ujarnya.
Pada pukul 14.42 WIB, massa yang berada di garis depan (jalur RRI) mulai menarik pagar kawat (security barrier), hingga keluar dari conblock (batas pertama sebelum security barrier).
"Kemudian 15.47 WIB, massa yang di depan sudah mulai lagi melempar-lempar Polisi. Sudah mulai ricuh. 15.58 WIB, perwakilan minta masuk (Istana), kita antarkan sampai depan Istana," jelasnya.
Setelah itu, masih menurut Awi, pada pukul 18.14 WIB, para pendemo seolah sudah terlihat bersiap-siap untuk ricuh dengan mengoleskan pasta gigi di wajah para pendemo.
"Mereka sudah mempersiapkan kalau akan rusuh," bebernya.
Selanjutnya pada pukul 19.00 WIB, terdapat sekelompok pendemo yang mencoba untuk meredam sesama pengunjuk rasa untuk tidak melakukan aksi provokasi berupa penyerangan terhadap petugas kepolisian.
"Ada beberapa massa kita lihat yang menghadang massa yang lain yang akan menyerang polisi. Sudah ada niat penyerangan, namun dihadang oleh massa yang lain. (Pukul) 19.05 WIB, kedua massa kelihatan ricuh, yang mau menyerang, yang mau melindungi polisi, ricuh. Tapi akhirnya jebol juga," tukasnya.
Pada pukul 19.10 WIB, lanjutnya, para pendemo sudah melakukan penyerangan kepada pihak kepolisian dengan menggunakan bambu, batu dan benda keras lainnya.
Sekitar 19.33 WIB, akhirnya petugas kepolisian menembakan gas air mata gelombang pertama ke arah para demonstran yang disusul para pendemo panik berhamburan.
Pada pukul 19.41 WIB, tembakan gas air mata gelombang kedua dimuntahkan ke arah demonstran. "Kemudian 19.48 WIB, ada tembakan lagi gas air mata," ucapnya.
Kericuhan itupun akhirnya pecah pada pukul 19.53 WIB. Para pendemo melempari petugas dengan menggunakan benda-benda seperti botol, batu dan lainnya.
Sekitar 20.01 WIB, massa terlihat sudah melakukan perusakan dan pembakaran terhadap mobil-mobil yang terparkir di kawasan Monas.
"20.04 WIB, massa menyalakan api lagi, beberapa mobil kan ini, yang pertama yang truk. 20.06 WIB, pemadam kebakaran sudah berhasil memadamkan api," tambahnya.
Rangkaian aksi kericuhan tersebut pun berakhir hingga sekitar pukul 20.15 WIB situasi sudah dinyatakan kondusif.
"20.15 WIB Pak Kapolri naik panggung dengan Bapak Panglima TNI untuk perintahkan menghentikan tembakan kemudian setelah itu berangsur-angsur mulai kita Brimob menarik diri," paparnya.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaSituasi sempat panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaKelompok Anarko ini menyusup dan melarikan diri ke sejumlah kampus yang sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi di depan Gedung MPR DPR RI antara yang mendukung hak angket dan menolak ricuh.
Baca SelengkapnyaMassa akhirnya mundur secara perlahan dan membubarkan diri dari sekitar gedung DPR RI
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah sempat mengamankan 30 ban bekas sebelum demo berlangsung.
Baca SelengkapnyaPolisi memukul mundur pendemo karena sesuai aturan batas waktu menyampaikan aspirasi pukul 18.00 Wib.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaMassa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat itu juga sempat berpamitan dengan sejumlah aparat kepolisian yang melakukan penjagaan di KPU RI.
Baca Selengkapnya