Ini kronologi penculikan mahasiswi UI Safira Permatasari
Merdeka.com - Kepala Polisi Resor Metro Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat menjelaskan kronologi kejadian penculikan mahasiswi Universitas Indonesia (UI), Safira Permatasari (20), yang diculik oleh sejumlah orang saat menuju kampusnya pada Senin, (19/10) kemarin.
Wahyu mengatakan kejadian tersebut berawal ketika korban dan sopirnya berangkat menuju kampusnya, lalu datang sejumlah pelaku yang menggunakan mobil Avanza, mendekati mobil korban. Kemudian pelaku dengan sengaja menabrakkan mobilnya ke mobil korban.
Lantas, kata Wahyu, para pelaku keluar dan berpura-pura meminta ganti rugi kepada korban.
-
Kenapa mobil nabrak tembok? Seorang anak bermain di jok pengemudi mobil yang sedang pameran, tidak sengaja menginjak gas sehingga mobil tersebut menabrak tembok,' tulis akun tersebut.
-
Dimana kejadian mobil nabrak tembok? Kejadian ini pun viral di media sosial terjadi di sebuah mall di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
Siapa yang mengalami kecelakaan? Chisa Anne stri dari vokalis band Repvblik Ruri Wantogia, membagikan kondisi terkini dari sang suami yang dikabarkan mengalami kecelakaan pada Jumat (6/9).
-
Mobil apa yang nabrak tembok? Adapun berdasarkan data yang dihimpun, mobil yang ditabrakkan bocah itu adalah mobil listrik merk Chery Omoda E5 yang ditaksir harganya sekitar Rp488 juta.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
"Awalnya pelaku menabrakkan mobil yang dinaiki korban, lalu pelaku seolah-olah minta ganti rugi, korban turun lalu diculik. Dia dibawa ke daerah puncak bogor, namun kurang dr 24 jam kami tangkap," kata Kombes Wahyu di Polres Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (20/10).
Wahyu juga menyampaikan bahwa pelaku telah merencanakan penculikan sekitar 2 bulan. Motif penculikan SP adalah murni untuk meminta tebusan.
Lebih lanjut, kata Wahyu, setelah berhasil menculik korban, pelaku meminta tebusan sebesar USD 1 juta kepada keluarga korban.
"Perencanaan penculikan ini sudah 2 bulan lalu, motifnya uang, karena setelah dilakukan penculikan minta tebusan 1 juta USD, tapi teknis saat penangkapan tidak bisa kami sampaikan di sini," lanjutnya.
Sementara itu, setelah diculik, Wahyu menambahkan, korban sempat berontak ketika akan disekap namun seketika pelaku langsung menutup mata dan mulutnya dilakban untuk bisa memfoto korban.
"Korban mau disekap namun berontak, namun di lokasi korban dilakban, ditutup matanya untuk dikirim (fotonya) ke keluarga," terangnya.
Dari hasil penyelidikan atas lima pelaku, polisi menduga adanya keterlibatan pihak lain atas kejadian ini. "Dari hasil penyelidikan yang kita kembangkan, kemungkinan ada tersangka lain, kami masih lakukan pengejaran," tandas Wahyu saat ditemui.
Akibat ulahnya, kelima pelaku yang sudah ditangkap dijerat dengan pasal 328 KUHP tentang penculikan dengan ancaman hukuman pidana 12 tahun penjara.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga, mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak bus kuning hingga rusak parah
Baca SelengkapnyaRekaman itu sebagai ancaman terhadap korban agar tidak mengadu ke orangtuanya.
Baca SelengkapnyaDalam mobil tersebut diketahui berisi tiga orang saat menabrak bus kuning UI
Baca SelengkapnyaBegitu menyayat hati, anak korban mengungkapkan isi hatinya.
Baca SelengkapnyaPelaku sudah ditangkap dan saat ini sedang dalam pemeriksaan polisi.
Baca SelengkapnyaFA pun langsung menodongkan pisau kepada SA untuk mencoba merampas barang berharga miliknya.
Baca SelengkapnyaViral video pengendara mobil yang sengaja menabrak mobil yang parkir sembarangan hingga ringsek.
Baca SelengkapnyaSaat ditemukan, jenazah dalam kondisi mengalami luka di bagian kepala dan kaki.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pelaku inisial FA (24) dan menjebloskannya ke jeruji besi.
Baca SelengkapnyaPelaku langsung merampas motor korban sambil menodongkan pistol. Korban coba melawan tapi gagal.
Baca Selengkapnya"Saya meminta maaf kesalahan yang saya buat terhadap korban dan keluarga korban yang ditinggalkan," kata Marisa.
Baca SelengkapnyaIP tetap tidak mau menyerah sehingga tim Opsnal Unit 1 melakukan tindakan tegas terukur.
Baca Selengkapnya