Ini kronologis Kompol Budi & Arsya dihajar POM TNI AL versi Polri
Merdeka.com - Dua perwira menengah Polri, Kompol Budi Hermanto dan Kompol Teuku Arsya Khadafi, babak belur dihajar puluhan personel POM TNI AL, di Bengkel Cafe SCBD, Jakarta, Sabtu (7/2) dini hari. Saat kejadian, personel POM TNI AL tengah melakukan razia gabungan di lokasi.
Berdasarkan keterangan saksi di lokasi, dua personel Polri itu tak terima digeledah oleh POM TNI. Mereka saat itu melakukan perlawanan. Menurut saksi, personel Polri saat kejadian tengah dalam kondisi mabuk dan bersama perempuan pemandu karaoke.
Selain tak mau memperlihatkan identitasnya, sang polisi juga, kata saksi, sempat menantang dan mencabut pistol.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Mengapa pasukan TNI menyerbu markas OPM? Kontak tembak terjadi antara pasukan TNI dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan TNI di kantor polisi? Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak. Mereka datang bukan tanpa tujuan. Prajurit TNI mengincar salah satu sosok pimpinan tertinggi di kantor Polisi tersebut, yaitu Kapolres Tuban, AKBP Suryono. Para prajurit TNI itu datang bukan dengan maksud buruk, sebaliknya, mereka datang dengan perasaan riang gembira. Membawa sebuah banner ucapan yang dibuat khusus untuk merayakan hari bahagia para anggota Polri.
-
Kapan pasukan TNI menyerbu markas OPM? Baku tembak ini sendiri terjadi ketika pasukan TNI melakukan penyergapan markas OPM di wilayah hutan Distrik Aifat Selatan, Maybrat-Papua Barat Daya, pada Sabtu (22/6) sekitar pukul 13.00 WIT.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
"Mereka langsung ngeluarin pistol. Enggak lama langsung kedengeran suara letusan. Dua kali letusan. Mereka langsung digebukin polisi militer. Sekitar ada 40 POM," kata saksi yang enggan disebutkan namanya itu kepada merdeka.com.
Namun, hal itu langsung dibantah oleh Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Rikwanto, Senin (9/2). Rikwanto lantas menjelaskan kronologis kejadian.
Menurutnya, peristiwa itu berawal saat sekitar 30 anggota POM TNI AL pimpinan Kolonel POM Nazali Lempo merazia Kafe Bengkel SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (7/2) dini hari. Saat razia berlangsung, Kompol Budi dan Kompol Arsya tengah berada di salah satu ruangan kafe. Keduanya lantas langsung didatangi oleh personel POM TNI dan Provost Mabes Polri.
Rikwanto mengatakan, Kompol Budi dan Kompol Arsya berada di lokasi untuk membahas hasil penyelidikan sebuah kasus. Menurutnya, Budi adalah tim Satgas Bareskrim Mabes Polri dan Arsya merupakan tim Satgas Polda Metro Jaya.
Dia mengatakan, Kompol Budi dan Kompol Arsya sudah menyampaikan kepada petugas POM AL, keberadaannya di lokasi dalam rangka tugas. Keduanya bahkan sempar menunjukkan Surat Perintah Tugas.
"Namun ternyata yang diterima kemudian adalah pengeroyokan, dilanjutkan dengan pemborgolan oleh para prajurit POM AL terhadap dua pamen Polri itu," kata Rikwanto.
Setelah itu, personel POM TNI AL kemudian mengangkut keduanya dengan menggunakan truk. Keduanya juga diajak berkeliling Jakarta untuk merazia lokasi lain.
Rikwanto menegaskan personel POM TNI AL tidak berwenang menangkap personel Polri yang mengantongi surat perintah tugas. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto lantas mendatangi Markas POM TNI AL untuk mengklarifikasi dan menanyakan keberadaan dua perwira menengah Polri itu.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaPDIP Boyolali mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan prajurit TNI terhadap sejumlah orang relawan Ganjar-Mahfud MD di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah berbuntut panjang.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan memastikan proses hukum terhadap insiden ini terus berjalan.
Baca SelengkapnyaKomandan Kodim Boyolali Letkol Wiweko Wulang Widodo mengatakan, Denpom IV/4 Surakarta telah menahan 15 prajurit TNI yang mengeroyok relawan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaProfil satuan elite TNI AD Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Braja Wijaya yang sedang jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaDelapan sopir angkot yang diamankan, lima di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaTeror pertama bermula dari baku tembak yang menewaskan Bripda Alfandi Steve Karamoy.
Baca SelengkapnyaPeristiwa bermula saat anggota TNI AL tersebut tengah belanja di pasar, dan anggota Brimob berpatroli dan melintasi pasar.
Baca SelengkapnyaJohnny berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.
Baca SelengkapnyaKolonel Inf Rico Siagian membenarkan adanya insiden pengeroyokan tersebut.
Baca SelengkapnyaKasus penganiayaan terhadap sejumlah orang simpatisan capres-cawapres03 Ganjar-Mahfud viral di media sosial.
Baca Selengkapnya