Ini kronologis meninggalnya AA, penumpang Lion Air yang dinyatakan layak terbang
Merdeka.com - Meski telah mendapatkan surat keterangan kelayakan terbang atau fitness for air travel/medical information dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta, Adelina Agustina (AA), meninggal dunia di dalam pesawat Lion Air pada Sabtu, 24 Februari 2018.
AA meninggal masih di dalam pesawat, tepatnya Lion Air pada nomor penerbangan JT212 rute Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng ke Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang.
Akhirnya, Lion Air melalui Managing Director Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi memberikan keterangan tertulis terkait hal ini.
-
Bagaimana pramugari itu meninggal? Di tengah pengajian, Ustaz Adi Hidayat menerima berita bahwa pramugari tersebut telah meninggal dunia.'Saat pengajian, ada yang mengacungkan tangan, meminta doa untuk si fulanah yang sedang sakit. Namun, tak lama kemudian, saya diberi tahu bahwa ia telah wafat,' kenangnya.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Kapan Lion Air melakukan perawatan pesawat? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
"AA dinyatakan cukup mampu untuk melakukan perjalanan udara, tanpa penyakit menular dan tidak mengganggu kenyamanan penerbangan. Selain itu, pendamping AA juga telah menandatangai surat pernyataan, sesuai prosedur pengangkutan penumpang dalam keadaan sakit," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (25/2/2018).
Menurut kronoligisnya, kejadian tersebut berlangsung pukul 22.22 WIB, sesaat setelah Lion Air mendarat dengan sempurna pada 22.20 WIB. Pesawat sudah berada di landas parkir (apron) dan akan dilakukan proses penumpang keluar dari kabin (disembark). Petugas darat (ground staff atau ramp) telah mempersiapkan kursi roda (wheel chair arrival) sesuai permintaan untuk kebutuhan penumpang saat tiba di bandar udara kedatangan.
"Setelah selesai disembark, pimpinan awak kabin dalam penerbangan (flight attendant 1/FA1) atas nama Santi Andries menginformasikan kepada ramp bernama Al Muzanny Hasbalah, bahwa seorang penumpang AA dengan kondisi segera membutuhkan pertolongan, dalam hal ini kondisi sudah tidak bernyawa. FA1 meminta ambulance dan petugas karantina untuk proses pengurusan selanjutnya," jelas Daniel.
Pukul 22.55, kata Daniel, ambulance dan petugas dari balai besar karantina tiba di pesawat, kemudian petugas karantina menyatakan penumpang tersebut telah meninggal dunia.
"Secara teknis dan prosedur penanganan penumpang, hanya dokter atau profesional medis yang berlisensi dapat menyampaikan bahwa seseorang meninggal. Awak kabin Lion Air Group dilatih tentang medis. Penumpang meninggal di dalam pesawat, maka kru kabin akan mencoba mengklarifikasi atau konfirmasi kematian dengan memeriksa tanda-tanda utama dan penting (vital)," ungkap dia.
Menurut Daniel, di setiap pesawat, tersedia alat medis tertentu yang lengkap dan berfungsi. Hal ini bertujuan dalam membantu penumpang yang memerlukan tindakan pertolongan pertama.
"Namun apabila hal besar lainnya timbul, maka cabin crew Lion Air segera menghubungi balai besar karantina atau tenaga medis di darat setempat untuk bantuan serta proses lebih lanjut," tandas dia.
SUmber:Liputan6.com
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pilot pesawat komersil meninggal di dalam toilet pesawat dalam penerbangan dari Miami ke Chile.
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaTiba-Tiba 'Drop' Setiba di Asrama Haji Jelang Keberangkatan ke Tanah Suci, JCH Asal Palembang Wafat
Baca SelengkapnyaRizal tak menyangka ibunya Maria Anna (58) berpamitan pada keluarga untuk pergi selama-lamanya.
Baca SelengkapnyaSeorang pegawai bandara tewas setelah tersedot ke dalam mesin pesawat di Texas, Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaSonia, mengatakan dari hasil pemeriksaan dokter, korban meninggal dunia tak mengalami luka di fisik korban.
Baca SelengkapnyaSoniya mengatakan andai saja adiknya pulang di hari Minggu, pasti kecelakaan ini bisa dihindari.
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaAirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaKepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengatakan, kondisi jenazah tidak adanya luka bakar saat diterima pihaknya.
Baca Selengkapnya