Ini modus-modus petugas Imigrasi peras penumpang pesawat
Merdeka.com - Permainan kotor petugas Imigrasi dalam mencari tambahan penghasilan, sedikit demi sedikit mulai terkuak. Mereka memeras penumpang bahkan turis asing yang sedang ke Indonesia. Modus yang digunakan pun beragam.
Naifnya, kasus ini ditemukan di bandara yang melayani kedatangan serta keberangkatan penerbangan internasional.
Modus pertama petugas berpura-pura mengecek kesehatan penumpang, kemudian meminta bayaran. Kasus ini pernah dialami Tini Surya di Bandara Kualanamu Medan, September 2014. Tini lantas mengunggah pengalamannya tersebut ke Facebook.
-
Apa yang dilakukan WNA tersebut? Selama tinggal di kampung, Mojorejo, Modo, Lamongan, dia kerap buat onar.
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Apa bentuk kekerasan? Kekerasan seksual mencakup semua bentuk aktivitas seksual yang dilakukan tanpa persetujuan dari korban. Ini termasuk pemerkosaan, pelecehan seksual, pencabulan, eksploitasi seksual, dan memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
Awalnya, Tini mengaku akan berangkat ke Penang, Malaysia, bersama sang ibu melalui Medan. Dia dan ibunya kemudian melakukan proses yang wajar dilakukan di bandara.
Namun tiba-tiba sebelum tiba di Imigrasi, sang ibu didorong masuk ke kantor kesehatan yang letaknya persis di samping kantor Imigrasi.
"Saya heran, ada apa. Karena mama masuk jadi saya ikut masuk. Terus ibu-ibu di ruangan ambil alat ukur darah tinggi, ukur darah tinggi mama dan bilang tinggi. Saya jawab: saya tahu dan sudah makan obat. Terus Bapak yang mengaku sebagai kepala di sana bilang mana obatnya. Saya bilang bapak boleh minta baik-baik karena ini bukan hak Bapak. Ok, diulangin dengan hormat. Kuberikan, dilihat dan dikembalikan," tulis pengguna Facebook Tini Surya di dinding Facebook komunitas Backpacker Dunia, Sabtu (20/9).
Dia kemudian mengetes orang yang mengaku sebagai kepala tersebut. Sejumlah pertanyaan dilontarkan kepadanya, salah satunya apakah sang kepala adalah seorang dokter. Dia juga menanyakan nama dan kegunaan obat yang dimiliki sang ibu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permohonan penangguhan penahanan tersebut diajukan untuk memberikan kesempatan pihaknya juga memeriksa yang bersangkutan di internal.
Baca SelengkapnyaPengakuan para pelaku sudah beraksi di 30 lokasi berbeda di Kawasan Bandara, Jakarta Barat dan Tangerang
Baca SelengkapnyaPara pelaku berupaya mengirimkan para PMI secara ilegal, khususnya cacat administrasi seperti menggunakan visa yang tidak sesuai.
Baca SelengkapnyaBelum bisa dijelaskan secara rinci sejak kapan pungli dilakukan. Saat ini, kasus pungli ini mash terus didalami.
Baca SelengkapnyaKepala Kantor Kemenkumham Bali Romi Yudianto angkat bicara soal lima petugas Imigrasi Ngurah Rai yang diduga melakukan pungli terhadap WNA.
Baca SelengkapnyaKejati Bali masih mengembangkan kasus pungli terhadap turis asing yang ingin menggunakan fasilitas fast track di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Baca SelengkapnyaRibuan orang tersebut, terpengaruh iming-iming pemberian kerja di luar negeri secara ilegal atau non prosedural.
Baca SelengkapnyaLima petugas ini memungut Rp100-250 ribu pada tiap turis yang lewat pelayanan fast track.
Baca SelengkapnyaModus operandi yang dilakukan para pelaku dengan menggunakan penipuan lowongan kerja.
Baca SelengkapnyaAvsec memastikan tidak ada kekerasan saat kejadian. Hal itu diperkuat rekaman CCTV hingga saksi.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya terakhir, korban mengalami kerugian hingga ratusan juta.
Baca SelengkapnyaArteria menjelaskan Kejaksaan Tinggi memanipulasi OTT dengan berpura-pura memberi uang ke petugas imigrasi
Baca Selengkapnya