Ini para tokoh komunis yang jadi pahlawan nasional Indonesia
Merdeka.com - Hari ini, Indonesia memperingati 70 tahun pertempuran di Surabaya. Ribuan rakyat Indonesia memutuskan melawan pasukan Sekutu yang dituding berpihak kepada Belanda dengan pasukan NICA. Lebih dari belasan ribu penduduk Surabaya dan sekitarnya tewas dalam pertempuran itu.
Sejak era pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia telah menganugerahi gelar pahlawan bagi sejumlah tokoh-tokoh nasional, baik yang mengangkat senjata, tulisan atau pemikirannya untuk melawan penjajahan.
Dari sejumlah nama yang dipublikasikan, ada dua tokoh komunis yang pernah menerima gelar tersebut, siapa saja mereka?
-
Siapa pemimpin Orde Baru? Orde Baru merujuk kepada masa pemerintahan Soeharto yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
-
Siapa saja yang menjadi korban kekejaman Orde Baru? Mirisnya, pasca tragedi 1965, banyak umat Buddha di kampung Sekar Gadung serta umat agama lain yang bersinggungan dengan ajaran kejawen menjadi korban kekejaman pemerintah Orde Baru.
-
Kapan Orde Baru dimulai? Dan sejak saat itulah dimulainya masa Orde Baru oleh kepemimpinan Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia.
-
Siapa yang membubarkan BPUPKI? Pembubaran Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 7 Agustus 1945 oleh pemerintah pendudukan Jepang didorong oleh beberapa alasan penting:
-
Apa tujuan Orde Baru? Tujuan Orde Baru Secara garis besar, pemerintahan masa orde baru memiliki beberapa tujuan pokok antara lain :1. Melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi pada masa Orde Lama. Pengoreksian mencangkup dari keseluruhan tanpa terkecuali.
-
Kenapa Orde Baru dibentuk? Orde Baru sendiri terbentuk karena dipengaruhi beberapa peristiwa bersejarah di Indonesia antara lain: Terjadinya Peristiwa G30S PKI Keadaan Indonesia kala itu menjadi semrawut tidak karuan. Banyak terjadi pembunuhan, penculikan, dan lain sebagainya.
Keduanya adalah Alimin dan Tan Malaka. Keduanya adalah tokoh perjuangan sekaligus tokoh komunis pertama.
Alimin bin Prawirodirdjo, dianugerahi sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden No. 163 Tahun 1964 tertanggal 26-6-1964. Sejak remaja, Alimin aktif dalam pergerakan nasional. Dia pernah menjadi anggota Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Insulinde.
Setelah berpisah dengan Sarekat Islam, Alimin bersama-sama dengan Semaoen dan Darsono mendirikan Perserikatan Komunis di Hindia (PKH) dan kemudian berganti menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Alimin kemudian dipilih sebagai salah satu pemimpin dalam organisasi tersebut.
Awal 1926, Alimin berangkat ke Singapura untuk berunding dengan Tan Malaka untuk mempersiapkan pemberontakan melawan Belanda. Belum juga menginjakkan kakinya di Indonesia, ternyata pemberontakan sudah dimulai pada 12 November 1926. Dia dan Musso ditangkap polisi Inggris.
Setelah keluar dari penjara, Alimin pergi ke Moskow dan bergabung dengan Komintern. Di sana dia bertemu dengan Ho Chi Minh dan diajak ke Kanton (Guangzhou). Saat itu, ia terlibat secara ilegal mendidik kader-kader komunis di Vietnam, Laos, dan Kamboja untuk melawan penjajah dan merebut kemerdekaan dari jajahan Prancis.
Dia kembali ke Indonesia pada 1946 setelah naskah proklamasi dibacakan. Dia kembali bergabung dengan PKI, sebagai tokoh senior. Sempat menjadi anggota konstituante di era Orde Lama.
DN Aidit mendirikan PKI di awal tahun 1950-an dan menjadi Ketua Komite Sentralnya. Namun Alimin tak diajak bergabung. Alimin lalu meninggal tahun 1964. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soekarno tak pernah diberi kesempatan membersihkan namanya.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), pada sidang akhir masa jabatan MPR periode 2019-2024.
Baca SelengkapnyaSebanyak 2.000 tengkorak dan 1.000 nisa kuburan ditampilkan secara dramatis.
Baca SelengkapnyaMiliter ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Baca SelengkapnyaSeorang tokoh pergerakan nasional asal Surakarta ini terlibat aktif dalam pergerakan nasional Indonesia dan organisasi politik.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon menilai masalah orde baru sudah selesai.
Baca SelengkapnyaOrba tidak merasa puas memakamkan Bung Karno di Blitar untuk menjauhkan rakyat.
Baca SelengkapnyaPresiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menghadiri silaturahmi kebangsaan dan penyerahan surat Pimpinan MPR kepada keluarga Bung Karno.
Baca SelengkapnyaAcara tersebut diselenggarakan pimpinan MPR RI di Ruang Delegasi Lantai 2 Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta, hari ini.
Baca SelengkapnyaSurat itu diterima langsung oleh anak Soekarno, antara lain Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri yang menyinggung penguasa bertindak seperti rezim orde baru.
Baca SelengkapnyaBerkat jasa-jasanya semasa hidup, nama KS Tubun diabadikan sebagai nama kapal perang hingga jalan.
Baca Selengkapnya