Ini 'penampakan-penampakan' saat tiba di Myanmar
Merdeka.com - Budaya serta kebiasaan setiap warga negara memang berbeda-beda. Langsung menarik perhatian jika itu berkaitan erat dengan penampilan.
Seperti dilaporkan wartawan merdeka.com, Didi Syafirdi, paling mencolok adalah tampilan para pria dan wanita di Myanmar. Ini bisa langsung dilihat saat pertama kali tiba di Bandara Yangon International.
Selain itu, lalu lintas di sana juga berbeda dengan Jakarta, khususnya di pusat kota. Hanya ada bus, taksi dan mobil pribadi yang melintas. Meski kemacetan kerap muncul di beberapa ruas jalan.
-
Siapa yang disambut di Bandara? Berdasarkan keterangan Sekretariat Presiden, Xanana tiba sekitar pukul 07.50 WIB. PM Xanana Gusmao akan mengikuti serangkaian pertemuan dalam KTT Ke-43 ASEAN yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
-
Mengapa pria memperhatikan penampilannya? Memerhatikan Penampilan agar Memberikan Kesan Ketika seorang pria jatuh cinta, biasanya ia akan lebih memperhatikan penampilannya. Hal ini bukan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk membuat kesan yang baik di hadapanmu.
-
Siapa yang terlihat menawan? Dante, yang disebut netizen, menunjukkan kemiripan dengan Chelsea dan menarik perhatian dengan penampilan yang semakin menawan, ditambah lagi dengan gaya rambut bowl cut yang sangat menggemaskan.
-
Siapa yang penampilannya menarik perhatian netizen? Penampilan yang menarik Aaliyah Massaid selama bulan madu bersama Thariq Halilintar di Italia berhasil menarik perhatian netizen. Meskipun muncul dengan style yang super simple, pengantin baru yang satu ini tetap terlihat mewah berkelas.
-
Bagaimana pertemuan mereka? Di awal tahun 2020, Nella Kharisma terungkap menjalin hubungan dekat dengan Dory Harsa. Pertemuan mereka saat itu menggemparkan media sosial dan banyak orang langsung berusaha menjodohkan mereka.
-
Siapa yang disambut di Bandara SIM? Di Bandara SIM, Sugiono disambut Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh Muhammad Diwarsyah, didampingi Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Akkar Arafat.
Di negara pejuang demokrasi Aung San Suu Kyi itu, warganya juga ramah. Jadi anda tidak perlu khawatir saat berada di sana.
Berikut empat hal yang dirasakan saat berada di Myanmar:
Perempuan dengan bedak tak rata
Bedak umumnya dipakai perempuan untuk mempercantik diri. Diolesi merata ke kulit, akan membuat wajah terlihat lebih putih dan bersih. Bahkan seseorang yang berjerawat pun bisa terlihat lebih mulus.Tetapi ini berbeda dengan para perempuan Myanmar. Mereka memakai bedak hanya dibubuhi di sisi kiri dan kanan wajah berbentuk bulatan dan kotak. Di luar sana mungkin mereka bisa diledek 'cemong', karena pakai bedak tak rata.Htiet Htiet Zaw, mengatakan itu merupakan budaya yang terus diadopsi menjadi kebiasaan oleh warga Myanmar. Bedak yang terasa dingin saat dipakai itu, lanjutnya, juga dapat melindungi wajah."Untuk melindungi agar tak terbakar matahari. Ini tradisional," kata Mahasiswi jurusan Bahasa Inggris, Universitas Yangon itu.Menurut Zaw, pemakai thanaka juga tidak dibatasi usia. Namun memang mayoritas adalah ibu-ibu. "Dari anak kecil hingga nenek-nenek pakai thanaka," tuturnya sambil tersenyum.
Pria-pria bersarung di pusat kota
Pemandangan berbeda terlihat ketika menginjakkan kaki di Yangon, Myanmar. Paling mencolok adalah penampilan para pria yang mayoritas mengenakan sarung. Di sejumlah ruas jalan Ibu Kota, para pria dengan atasan kaos maupun kemeja tetap dipadu dengan sarung. Ketika menjalani rutinitas sehari-hari, bahkan saat membangun rumah mereka pun tidak mengubah pakaiannya.Menurut warga Myanmar, Muhamad Imtias, memakai longyi bukanlah sebuah keharusan, tetapi hanya kebiasaan. Imtias pun merasa lebih nyaman ke mana-mana bersarung ketimbang mengenakan celana panjang."Ini silsilah, turun temurun dari keluarga saya dahulu. Saya kemana-mana selalu memakai ini," katanya saat berbincang dengan merdeka.com.Rata-rata panjang longyi 2 meter dengan lebar 80 cm. Corak dan bahannya pun beragam. Untuk acara-acara kenegaraan para pemimpin Myanmar juga kerap menggunakannya.
Tak ada motor di ruas Jalan Yangon
Ruas-ruas jalan Yangon, Myanmar tidak jauh berbeda dengan Jakarta. Lalu lalang angkutan umum jadi pemandangan sehari-hari. Kemacetan pun kerap terjadi di beberapa titik. Namun tak ada motor yang melintas. Pemerintah Myanmar mengeluarkan kebijakan kendaraan roda dua itu dilarang di pusat kota. Ini berdampak positif sehingga lalu lintas tidak terlalu semrawut. "Motor memang dilarang di kota, adanya di kampung-kampung," kata Abdullah saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (11/10).Abdullah tidak mengetahui secara persis sejak kapan aturan itu diberlakukan. Selain alasan kemacetan, dia mengingat larangan itu untuk menekan angka kecelakaan. "Sering terjadi kecelakaan, dan buat kacau lalu lintas," ujarnya yang sudah 10 tahun jadi sopir taksi.
Gerombolan burung gagak di langit Yangon
Saat tiba Yangon, Myanmar, akan sangat mudah menemukan burung tersebut. Hampir di tiap pohon sekumpulan gagak berkumpul, dan bersuara lantang.Sekumpulan gagak pun muncul tidak di saat-saat tertentu saja. Mereka bisa terlihat terbang rendah saat pagi, siang dan sore hari. Ini jelas berbeda dengan di Indonesia, gagak dianggap burung yang kerap muncul di malam hari.Seorang warga, Moo mengatakan, gagak di Myanmar dikenal dengan sebutan kyi gan. Sedangkan burung disebut ngek. "Di sini kita menyebutnya kyi gan ngek," katanya sambil tersenyum.Moo yang berprofesi sebagai sopir taksi tidak melihat gagak sebagai burung yang mengerikan. Baginya, sebagai makhluk hidup gagak itu justru harus dilindungi."Biarkan kyi gan bebas. Kita justru bisa menikmati itu," tuturnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 44 orang warga Bangladesh dan Myanmar terdampar di pesisir pantai Fufuno, Rote Ndao, NTT, Senin (8/7).
Baca SelengkapnyaNikita Willy dan Indra Priawan beberapa waktu lalu liburan di Mongolia. Saat berada di sana, mereka berfoto mengenakan baju tradisional Mongolia.
Baca SelengkapnyaWNA itu berperan sebagai nakhoda kapal dari Bangladesh ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebanyak 156 pengungsi Rohingya mendarat di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Baca SelengkapnyaHingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaKapal yang mengangkut pengungsi berlabuh di desa tetangga. Mereka kemudian berjalan kaki 2km.
Baca SelengkapnyaDi hari yang sama, sekitar pukul 01.30 WIB dini hari, sebanyak 180 pengungsi Rohingya juga berlabuh di Gampong Blang Raya.
Baca SelengkapnyaPengungsi yang berlabuh di Gampong Seunebok Baroh, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur, pada Kamis (14/12) dini hari, ternyata tidak semuanya etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaRatusan pengungsi Rohingya kembali tiba di Aceh. Hingga Minggu pagi, para pengungsi ini masih berkumpul di pinggir pantai, setelah turun dari sebuah kapal kayu.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 51 pengungsi etnis Rohingya berlabuh di kawasan Desa Kwala Langkat, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (22/5).
Baca Selengkapnya