Ini penjelasan kepala BNPT soal Siyono bagian dari jaringan JI
Merdeka.com - Terduga teroris Siyono tewas akibat kekerasan yang dilakukan anggota Densus 88 saat ditangkap di Klaten. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian mengatakan, Siyono merupakan orang yang terlibat dalam jaringan Jemaah Islamiyah pimpinan Abu Bakar Ba'asyir.
"BNPT minta masukan dan laporan. Siyono bagian dari jaringan Jemaah Islamiyah," kata Tito saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).
Tito menjelaskan, jaringan Jemaah Islamiyah melemah pasca Bom Bali dan operasi Nurdin M Top tahun 2009 serta operasi Janto di Aceh. Namun, komunikasi dan konsolidasi jaringan Jemaah Islamiyah ini masih saja terjadi.
-
Siapa yang ditangkap Densus 88? Aswin mengatakan, Densus 88 Antiteror akan menggali lebih jauh keterangan dari para pelaku, termasuk mencari barang-barang lain yang berhubungan dengan aksi teror.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Siapa yang diduga dikuntit Densus 88? Adapun dugaan Jampidsus diduga dikuntit oknum Densus 88 saat makan di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana Densus 88 mengantisipasi ancaman teroris? 'Kita akan lanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menjawab salah satunya pertanyaan seperti tadi,' ucap dia.
-
Data apa yang diambil mantan istri Tiko? '(Dari laporan Tiko) Diduga terlapor mengambil secara paksa, sebuah laptop milik korban. Kemudian di laptop itu diduga ada data-data perusahaan dimana korban bekerja yang saat ini tengah didalami Polres Metro Jaksel,' tuturnya.
"9 Orang ditangkap ada bahan peledak, 9 orang senjata yang disita masih ada lagi yang belum. 2015 akhir ditangkap 4 orang lagi, mereka mengakui betul 3 senjata sisa lagi dari kelompok, terus diserahkan ke Awang," beber Tito.
"Awang ditangkap 7 Maret kemudian Awang dinyatakan ada 3, sebagian dititipkan lagi ke Siyono. Dia pengurus dari kelompok ini, saat ditangkap dititipkan lagi ke Tomi alias Giri alias Pak Pendek di Wonogiri," sambungnya.
Menurut Tito, Densus 88 memiliki banyak informasi mengenai Siyono sebelum melakukan penangkapan. Terindikasi masuk dalam jaringan terorisme, aparat bergerak dan membawa Siyono.
"Di tengah perjalanan, barang enggak ada, tidak terbogol melakukan perlawanan. Itu terjadi luka, kekerasan tumpul karena fightnya satu lawan satu di belakang mobil. Ini penyidikan masih berjalan di Propam," ucap Tito.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini menggambarkan, kasus jaringan Siyono ini sudah ada sejak lama, tahun 1999. Pengalaman 30 tahun di reserse, Tito menambahkan, jaringan teroris ini sangat kuat militansinya dengan motif ideologis.
"Mereka siap mati, mereka terlatih counter intelijen, senjata. Kami mohon kiranya isu Siyono jangan sampai melemahkan penegakan hukum dan penanggulangan terorisme," jelas Tito.
"Gelombangnya untuk bubarkan Densus dan pasti ditangkap dengan manis oleh terorisme jangan sampai terjebak. Penanganan kasus terorisme, kita lihat kembali ancaman dan warga yang terbelah belah jadi korban oleh kelompok terorisme," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Densus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya
Baca SelengkapnyaProses penyidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaKirim ke Bareskrim dan KPU, Begini Hasil Investigasi BSSN soal Kebocoran Data Pemilih
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaBerdasakan informasi di lapangan, warga berinisial S tersebut diamankan Tim Densus 88 Jumat pekan lalu.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaPenangkapan terduga teroris dilakukan pada hari Rabu (2/8) di rumahnya.
Baca SelengkapnyaKejagung mengakui, penyidik masih mempertimbangkan belum perlunya pemeriksaan lanjutan bagi Dito Ariotedjo.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto membuka rekrutmen khusus untuk masyarakat yang memiliki kemampuan terkait IT.
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca Selengkapnya