Ini Penjelasan Lembaga Survei Soal Data Quick Count Terbalik di Indosiar
Merdeka.com - Potongan video yang menunjukkan quick count di Indosiar sempat viral. Dalam video yang beredar, ada perubahan angka di layar saat stasiun TV menampilkan hasil quick count.
Dalam quick count SMRC semula angka untuk 01 tertulis 44,64 persen dan 02 tertulis 55,34 persen. Kemudian berubah 01 55,34 persen dan suara 02 menjadi 44,64 persen saat suara masuk baru sekitar 39 persen. Hal yang sama terjadi dengan quick count LSI.
Peneliti LSI Denny JA Ade Mulyana menjelaskan tak ada kesalahan dari sampling LSI atau pun kesengajaan dari pihak Indosiar. Hal ini terjadi murni karena human error dan dengan cepat diperbaiki.
-
Bagaimana LSI melakukan survei? Adapun survei ini dilakukan pada awal Desember 2023, memakai metode random digit dialing (RDD) dengan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
-
Siapa yang melakukan kesalahan? Semua anak adam (manusia) melakukan kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang yang bertobat'
-
Siapa yang melakukan quick count? Quick count adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan hasil pemilu dengan cepat berdasarkan sampel suara.
-
Siapa yang merilis hasil Quick Count? Beberapa lembaga survei mulai melansir pergerakan Quick Count Pilpres 2024.
-
Kapan kesalahan itu terjadi? Ia merasa bertanggung jawab atas gol kedua yang dicetak Edin Dzeko.
Saat itu sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (17/4) tertulis data LSI untuk pasangan 01 44,61 persen dan pasangan 02 55,39 persen. Angka ini terbalik, seharusnya memang pasangan 01 yang mendapat 55,39 persen.
"Kemarin itu full karena kesalahan teknis. Mungkin saat itu hectic karena data baru masuk. Kita kirim berupa coding, mungkin tertukar karena human error. Hanya tertukar begitu saja," kata Ade.
Menurut LSI Denny JA, quick count dilakukan dengan metode yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk quick count LSI, margin of errornya hanya satu persen. Akurasi dan ketepatan sangat dijaga.
"Tidak boleh margin of errornya lebih dari 1 persen. Kita nggak boleh main-main dengan quick count tegasnya.
Tadi pagi, quick count LSI sudah di atas 90 persen. Persentase perolehan suara kedua calon tidak jauh berbeda. Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 55,77 persen, sementara Prabowo-Sandi mendapat 44,23 persen.
"Jadi tidak jauh berbeda dengan kemarin," tutup Ade.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan perbedaan data tersebut.
Baca SelengkapnyaSejumlah survei sebelum Pemilu menunjukkan elektabilitas PSI di atas 4 persen.
Baca SelengkapnyaHal ini menanggapi perbedaan hasil survei Poltracking Pilgub Jakarta hingga memutuskan keluar dari Persepi. Poltracking juga diberi sanksi oleh Persepi.
Baca SelengkapnyaPoltracking Indonesia belakangan ini menjadi sorotan usai memutuskan keluar dari Persepi.
Baca SelengkapnyaPersepi menegaskan sidang terhadap keduanya tidak untuk menyalahkan hasil atau membuat analisis politik terhadap perbedan.
Baca SelengkapnyaData tersebut membuktikan bahwa total suara nasional cukup diketahui secara akurat hanya dengan 1.200 responden dengan catatan menggunakan metodologi ketat.
Baca SelengkapnyaQuick count telah memainkan peran penting dalam proses pemilu, khususnya dalam memastikan transparansi dan kepercayaan publik.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasyim, KPU tak boleh bohong dan harus menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaIsu ini didasarkan pada data naik turunnya suara dalam portal InfoPemilu dan sistem Sirekap.
Baca SelengkapnyaKoalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mempertanyakan penyebab suara PSI yang dalam enam hari terakhir mengalami lonjakan drastis
Baca SelengkapnyaHasil dari quick count Pemilu hanya boleh dilakukan paling cepat 2 dua jam setelah selesai pencoblosan
Baca Selengkapnya