Ini penjelasan lengkap TNI AU soal status bandara Halim PK
Merdeka.com - Isu jatuhnya Bandara Halim Perdanakusuma ke tangan swasta mengundang kecemasan masyarakat. Benarkah nanti bandara termasuk Lanud Halim Perdanakusuma akan dikuasai swasta. Isu ini bergulir di tangan sejumlah politisi, bahkan kabarnya Pangkalan Militer terancam dijual ke asing.
Sebenarnya bagaimana status Bandara Halim Perdanakusuma?
TNI AU menjelaskan hal ini secara lengkap. Yang harus dipahami, ada Bandara Halim Perdanakusuma, yang digunakan sebagai bandara penerbangan sipil. Lalu ada Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma yang digunakan sebagai aset militer.
-
Apa yang direncanakan TNI AU untuk menghancurkan landasan udara? “Direncanakan 50 persen bom yang dijatuhkan dari pesawat itu akan mampu menghancurkan landasan sekaligus mencegah musuh melakukannya,“ kata Pedet.
-
Apa nama pesawat yang dibajak? Kronologi Pembajakan Pesawat jenis Vicker Viscount bermesin empat dengan registrasi PK-MVM 'Merauke' ini akan menempuh perjalanan udara menuju Makassar, dilanjutkan ke Surabaya dan berakhir di Jakarta.
-
Siapa yang menjual Telok Abang? Mengutip liputan6.com, para pedagang Telok Abang sudah menjual barang dagangannya sejak awal Agustus dan bahkan setelah hari kemerdekaan pun masih ramai peminatnya.
-
Siapa yang ditugasi beli jet tempur? Mabes AU menugaskan Duta Besar RI di Mesir, Mayor Boediardjo untuk melakukan pembelian senjata ke Blok Timur.
-
Kenapa TNI AU tertarik beli F-20? Indonesia tertarik dengan F-20. Namun mereka menyatakan menunggu, siapa yang akan dipilih oleh Angkatan Udara AS.'Jika USAF memilih F-20, maka kami akan membelinya,' ujar seorang pejabat militer saat itu.
-
Kenapa TNI AU ingin membom Pangkalan Inggris di Singapura? Misi Rahasia TNI AU Mau Mengebom Pangkalan Inggris di Singapura Tengah Air Base menjadi target operasi. Di sana bersarang jet tempur milik Inggris. Tahun 1963, Indonesia Terlibat Konfrontasi dengan Malaysia Kekuatan TNI dikerahkan untuk menggagalkan pembentukan Federasi Malaysia yang disebut Bung Karno sebagai boneka imperialis buatan Inggris. Malaysia meminta bantuan Inggris dan negara persemakmuran lainnya. Mereka menjawab tantangan Indonesia dengan mengerahkan kekuatan militernya. Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Jadi Bandara Halim Perdanakusuma, hanya sebagian kecil saja dari luas Lanud Halim milik TNI AU.
"Karena stasusnya sebagai civil inclave (sipil menumpang) maka pengelolaan Bandara Halim Perdanakusuma dikerjasamakan antara TNI AU dengan PT Angkasa Pura (PAP). Itu pun hanya sebatas pengelolaan terminal untuk keberangkatan dan kedatangan penumpang serta perparkiran pesawat," kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto, Kamis (17/3).
Kerjasama tersebut sudah berakhir tahun 2003. Selanjutnya pengelolaan bandara dikembalikan sepenuhnya kepada TNI AU. Namun karena UU penerbangan sipil masih mengamanatkan PT Angkasa Pura dan Air NAV sebagai pihak yang menangani pengurusan dan pengaturan lalu lintas udara, maka keberadaan PAP masih tetap ada di bandara Halim beserta aset-asetnya seperti gedung dan fasilitas lainnya.
Seiring meningkatnya penerbangan di bandara Halim Perdanakusuma, maka meningkat pula tuntutan akan pelayanan terminal dan perparkiran bandara yang lebih layak. Saat itu kondisi di Halim terkesan semrawut dan jauh dari kesan nyaman.
Oleh karena itu dibuatlah perjanjian kerjasama antara Inkopau dan PT Air Transport Service (ATS) pada tahun 2005, terkait renovasi dan pembangunan terminal dan perparkiran di areal terminal selatan seluas 21 hektar, karena TNI AU tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membangun terminal yang sesuai dengan tuntutan publik.
"Artinya yang dikerjasamakan sebatas areal 21 hektar yang meliputi keterminalan dan perparkiran saja," kata Dwi.
Menurutnya, seandainya saat itu (tahun 2005) PT Angkasa Pura II menjadi pihak yang mengajukan kerjasama, tentunya TNI AU akan lebih memilih PT Angkasa Pura II sebagai partnernya.
"Apabila ada isu yang menyatakan pangkalan udara Halim Perdanakusuma akan diambil alih pihak sipil atau swasta, maka dipastikan itu tidak benar," tegas TNI AU.
TNI AU dan seluruh jajarannya masih berada di Lanud Halim Perdanakusuma. Keberadaan atau kepemilikan Halim Perdanakusuma Jakarta pun tidak akan pernah dan sangat tidak mungkin beralih ke pihak sipil/swasta. Segala hal yang terkait dengan operasi pertahanan udara dan VVIP movement tetap menjadi prioritas dan kendali TNI AU.
Dengan demikian kerjasama yang dilakukan juga tidak akan mengambil alih fungsi-fungsi kebandaraan, seperti PAP, Air NAV, Imigrasi, Custom Service dan Aviation Security.
TNI AU mengaku bisa memaklumi keresahan publik terkait isu yang beredar. Mereka merasa perlu meluruskan berita yang beredar soal Bandara Halim Perdanakusuma.
"Harapannya, kecurigaan maupun kecemasan publik tidak menjadi kontra produktif terhadap tugas-tugas TNI AU, khususnya tugas Lanud Halim Perdanakusuma sebagai pangkalan militer, baik dalam urusan melaksanakan tugas-tugas operasi penerbangan maupun pertahanan udara serta VVIP movement," tutup Dwi.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menhan Prabowo Subianto menyerahkan lima unit pesawat NC-212i kepada TNI Angkatan Udara (AU) di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Selasa (12/12) pagi.
Baca SelengkapnyaMenteri AHY akan mengkaji lebih dulu terkait wacana itu.
Baca Selengkapnyapembicaraan itu berlangsung di sela-sela rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8)
Baca SelengkapnyaUntuk tahap awal, lapangan udara tersebut masih bersifat VVIP sebagai tempat pendaratan pesawat presiden dan untuk kepentingan IKN.
Baca SelengkapnyaMulyadi membisiki telinga Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat keduanya hadir dalam peresmian tol l Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) Seksi II Cicurug-Cibadak.
Baca SelengkapnyaPrabowo usai peresmian juga menjawab terkait tambahan anggaran Kemenhan yang diungkap Menkeu Sri Mulanyani.
Baca SelengkapnyaDalam kegiatan demo udara Lanud Husein Sastranegara menjadi pangkalan aju unsur pesawat angkut TNI AU,TNI AD dan TNI AL.
Baca SelengkapnyaRadar Thales buatan Prancis akan dipasang di sekitar IKN dan wilayah Papua
Baca SelengkapnyaUntuk fasilitas penunjang, tower ATC per hari ini telah terbangun 53,71 persen.
Baca SelengkapnyaBandara yang memiliki landasan pacu 2.400 meter hanya akan bisa melayani pesawat dengan penerbangan 6-8 jam.
Baca SelengkapnyaHal itu telah dibahas dalam Rapim TNI-Polri yang dihadiri Panglima TNI dan Kapolri Sigit.
Baca SelengkapnyaJika Jokowi benar-benar pindah ke IKN pada September 2024 berarti kepindahannya itu hanya sebulan sebelum dia lengser.
Baca Selengkapnya