Ini penjelasan Naumi soal uang sumbangan Angeline
Merdeka.com - Aktivis perlindungan anak, Naumi Werdisastro membantah menjadi buron karena kasus penggelapan dana sumbangan Angeline. Naumi menyesalkan sebutan buron yang disematkan oleh sejumlah media kepada dirinya.
"Sebuah stasiun televisi menyebut saya wanted. Padahal yang berhak mengeluarkan wanted itu penegak hukum. Saya berkeliling dari Polres ke Polres, kalau memang saya wanted pasti sudah ditangkap," kata Naumi di Mapolres Malang Kota, Rabu (12/8).
Naumi yang berada di Malang dalam kapasitas melakukan investigasi kasus utang keperawanan itu merasa di-bully oleh pemberitaan. "Saya terima kasih atas bully-an ini, mungkin koreksi juga bagi saya," sambungnya.
-
Siapa yang menjadi tersangka perundungan? Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka. Kedua tersangka merupakan kakak kelas korban.
-
Siapa yang menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang terlibat dalam tindakan bullying biasanya cenderung menjauh dari teman-teman yang positif dan lebih memilih untuk bergaul dengan individu yang memiliki perilaku serupa.
-
Siapa yang menjadi korban bullying? Korban dan pelakunya sendiri berada pada satu lingkungan yang sama.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Siapa yang pernah dibully? Korban Bullying Ariel Tatum adalah salah satu artis Indonesia yang dikenal dengan kecantikannya yang luar biasa. Ia memiliki wajah yang cantik, tubuh yang seksi, dan rambut yang indah. Namun, siapa sangka bahwa Ariel Tatum juga pernah mengalami bullying.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
Naumi mengungkapkan, Kamis (13/8) besok, dirinya akan meluncur ke Polres Banyuwangi untuk menyerahkan uang tersebut kepada ibunda Angeline, Hamidah. Uang itu diserahkan bersamaan peringatan 100 Hari Anggeline.
Naumi menjelaskan bahwa sejak 28 Juli lokasi solidaritas untuk Angeline sudah ditutup. Pihaknya sebagai anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) memang mengorganisir lokasi solidaritas untuk Angeline.
Namun pihaknya tidak pernah menyediakan kotak sumbangan di lokasi. Sejak lokasi solidaritas dibuka sudah ada kotak amal. Ada seseorang yang menaruh kotak amal itu di lokasi solidaritas, bahkan beberapa sudah diambil oleh sesorang yang dia sendiri tidak tahu.
"Tidak benar saya kabur. Dana yang terkumpul, saya foto dan foto itu saya kirim ke Ibu Sapurah (P2TP2A Kota Denpasar), itu jumlahnya Rp 29 Juta sekian," katanya.
Atas perintah Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas PA meminta uang itu disimpan karena akan dialokasikan untuk bea siswa kakak Angeline. Dana itupun kemudian disimpan oleh Naumi.
"Tetapi Pakde Karwo, gubernur Jawa Timur melalui Bupati Banyuwangi ternyata merealisasikan bea siswa tersebut. Jadi dana itu masih ada," katanya.
Arist sendiri, kata Naumi, pantang bicara tentang uang. Jauh lebih penting bicara tentang sidang Angeline. Pihaknya sangat sibuk dengan berbagai kegiatan di Komnas PA.
"Saya sudah laporkan uang itu pada Ibu Siti Sapurah. Kalau mau jahat kenapa saya laporkan?" katanya.
Sementara soal boneka sumbangan masyarakat, sudah dibagi-bagikan ke panti asuhan oleh Naumi. Total ada 4 kantong boneka dengan perincian satu kantong dibawa Hamidah (ibunda Angeline), satu kantong diserahkan di Panti Asuhan Wisma Anak Harapan, Satu kantong ke Panti Asuhan Hindu di Klungkung dan Panti Asuhan Islam di Klungkung.
"Besok uang itu akan saya serahkan. Saya tidak lari," tegasnya.
Naumi sendiri mengaku sebagai aktivis yang tidak pernah dibayar oleh pemerintah. Pihaknya sudah terbiasa dengan kerja sosial, bahkan untuk kegiatan solidaritas Angeline, dirinya mengeluarkan lebih dari Rp 70 Juta selama waktu 2 bulan.
"Untuk sementara akan kita serahkan Rp 15 Juta. Sisanya akan diberikan setelah Angeline mendapat keadilan," katanya tanpa memberikan penjelasan lebih jauh.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
dr Aulia diduga bunuh diri di indekos Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, karena dibully senior pada Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaPerempuan tersebut curhat di dalam sebuah kajian ustaz Hanan Attaki.
Baca SelengkapnyaDugaan sementara, dokter muda FK Undip ini bunuh diri karena dibully senior.
Baca SelengkapnyaDalam salah satu bullying yang terjadi dokter Aulia Risma sempat dipalak oleh seniornya hingga mencapai Rp40 juta.
Baca SelengkapnyaSeorang jemaah dalam kajian Ustaz Hanan Attaki mencurahkan isi hati.
Baca SelengkapnyaDokter Aulia diduga bunuh diri di indekos Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, karena dibully senior pada Agustus 2024.
Baca Selengkapnya"Saya mendorong agar kepolisian segera menangani kasus bullying ini secara cepat," kata Saleh Partaonan Daulay.
Baca SelengkapnyaAulia adalah mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) yang dikabarkan bunuh diri akibat bullying dari senior
Baca SelengkapnyaKubu dr Aulia meminya penyelidikan kasus yang tengah dilakukan polda Jateng harus terus dikawal.
Baca SelengkapnyaDokter Aulia Risma diduga bunuh diri karena dibully senior.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengerikan kejamnya pemalakan PPDS hasil investigasi kasus kematian dokter Aulia.
Baca SelengkapnyaKorban dikurung dan disiksa selama 10 hari di pelbagai tempat negara bagian Malaysia, termasuk Penang.
Baca Selengkapnya