Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini penjelasan panitia soal 'Tuhan Membusuk' di UIN Sunan Ampel

Ini penjelasan panitia soal 'Tuhan Membusuk' di UIN Sunan Ampel Spanduk 'Tuhan Membusuk' di Ospek UIN Sunan Ampel. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - 'Tuhan Membusuk', inilah tema Orientasi Studi Cinta Akademik dan Almamater (Oscar) Mahasiswa Baru (Maba) 2014 di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur, yang digelar pada 28 hingga 30 Agustus lalu. Tema yang cukup kontroversi, radikal plus 'ngeri' yang bisa memunculkan penafsiran luar biasa bagi yang membacanya.

Namun tema ini disebut memiliki makna luar bisa pula dalam perkembangan Islam di tengah peradaban modern yang menyesatkan. Ini sesuai subtema Ospek (Oscar), yaitu 'Be Konstruksi Fundamentalisme menuju Islam Kosmopolitan.'

Hal ini dijelaskan Ketua Dewan Mahasiswa Fakultas (Dema F), Rahmat. 'Tuhan Membusuk' yang dimaksud dalam tema Ospek Maba 2014 yang digelar fakultasnya, bukan Tuhan Zat Yang Esa, melainkan Tuhan-Tuhan yang tumbuh dalam diri manusia tanpa sadar menimbulkan kemusrikan (Musrik Mutasyabihat).

"Sebenarnya, masalah ini sudah selesai saat Oscar selesai. Siang tadi, kita juga sudah menggelar evaluasi dengan dekan kampus. Tapi nggak apa-apalah, ini juga sebagai klarifikasi soal tema yang kami angkat itu," kata Rahmat kepada merdeka.com di Sekretariat Dema F Kampus UIN Sunan Ampel, Surabaya, Senin sore (1/9).

Mahasiswa semester VII itu menjelaskan, kenapa pihaknya membuat gagasan suatu 'produk' bertema 'Tuhan Membusuk'. "Kenapa dengan tema Tuhan Membusuk? Membaca realita yang terjadi saat ini, menggunakan fenomologi yang ada, banyak orang mengatasnamakan Tuhan untuk kepentingan politik," analisa Rahmat.

Staf Dema F, Hidayat menimpali, banyak orang juga kerap mengatasnamakan agama untuk melegalkan kebenaran dalam dirinya sendiri. Yang tanpa sadar merusak kebesaran Islam itu sendiri.

"Bahwa Tuhan Zat Yang Esa menurunkan agama bukan untuk kekacauan. Karena ini temanya Islam, ini yang kita spesifikasikan. Islam tidak mengajarkan faham radikal, Islam adalah Rahmatan Lil Alamin," terang Hidayat.

"Tuhan Membusuk, yang kita maksud bukan Tuhan Zat Yang Esa. Tuhan itu tidak pernah mati ataupun rusak seperti manusia. Tuhan sang pencipta memiliki kekekalan," sambung dia.

Tuhan Membusuk yang dimaksud para senior mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat ini, adalah kebenaran-kebenaran yang lahir dalam diri manusia, yang kemudian menjelma sebagai Sang Pengadil.

"Padahal hakim sejati adalah Tuhan Zat Yang Esa. Manusia memiliki sifat-sifat Ketuhanan, yang kemudian menjadikan manusia menjadi orang yang paling benar dari kebenaran-kebenaran yang lain. Menjadi sang pembela agama atas nama Tuhan Azzawajallah. Kebenaran yang lahir dalam diri manusia menjadi disakralkan untuk kepentingan-kepentingan politik," papar dia.

Mengutip kalimat almarhum Nur Cholis Majid, lanjut dia, dzikir Lailahaillallah, yang bermakna tiada Tuhan selain Tuhan Allah. Di dunia ini tidak ada Tuhan kecil.

Di sini, masih kata Hidayat, manusia adalah Tuhan yang tidak bisa menjadi Tuhan. Manusia mengatasnamakan kebenaran pribadi di atas kebenaran yang lain, yang sebenarnya tidak bisa menjadi Tuhan.

"Meski manusia juga memiliki sifat-sifat Tuhan, seperti sifat sombong, karena sombong adalah sifat Tuhan, tapi banyak manusia sombong. Ini yang kemudian, secara pribadi saya mengartikan Musrik Mutasyabihat, kemusrikat yang lahir tanpa disadari, " ulas dia lagi.

Menurutnya, sebuah sistem kehidupan yang tidak lepas dari jerat-jerat. "Itu jerat politik, jerat-jerat yang meniadakan sesuatu yang tidak bisa lepas dari diri manusia. Ketika berada di politik naluri kemanusiaan hilang, dan yang muncul adalah naluri Tuhan. Seperti kebenaran yang dimiliki adalah kebenaran di atas segala-galanya," kata dia sembari terus berfilsafat.

"Tuhan yang kita masuk bukan Tuhan Yang Esa, tapi Tuhan yang fana, yaitu manusia. Maka, dia harus membusuk. Tuhan Membusuk, sudah kita bakar beserta ditutupnya Ospek yang kita gelar kemarin. Pembakaran spanduk: Tuhan Membusuk adalah simbol penghancuran atas kebenaran manusia yang menjelma menjadi Tuhan tanpa disadari oleh manusia itu sendiri," timpal Mas Odi,

Dan persoalan 'Tuhan Membusuk' hari ini sudah clear, saat panitia ospek menggelar evaluasi bersama dekan fakultas yang dipimpin Muhid (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat).

Sebelumnya, Ospek Maba 2014 bertema Tuhan Membusuk ini, diunggah melalui jejaring sosial Facebook (facebook) dan mendapat respon yang cukup beragam. Namun ternyata, tema itu memiliki makna yang luar biasa sebagai respon atas realitas yang terjadi saat ini. Munculnya Islam radikal, Negara Islam Iraq dan Syiria (ISIS), dan kejahatan-kejahatan yang terjadi tanpa mengindahkan hukum Tuhan Zat Yang Esa.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ketua PBNU Tahu Dalang Muktamar Luar Biasa NU: Mereka Gerombolan Pengangguran
Ketua PBNU Tahu Dalang Muktamar Luar Biasa NU: Mereka Gerombolan Pengangguran

Ketua PBNU Abdullah Latopada menegaskan wacana MLB NU diisukan hanya dari segelintir orang

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tajam Mahfud Sebut Pemilu Bukan Pilih Malaikat, Tapi Agar Orang Jahat Tak Jadi Pemimpin
VIDEO: Tajam Mahfud Sebut Pemilu Bukan Pilih Malaikat, Tapi Agar Orang Jahat Tak Jadi Pemimpin

Mahfud menegaskan Pemilu adalah bukan memilih malaikat.

Baca Selengkapnya
Klarifikasi Imam Jemaah Aolia Mbah Benu Soal 'Telepon Allah'
Klarifikasi Imam Jemaah Aolia Mbah Benu Soal 'Telepon Allah'

Mbah Benu memberikan klarifikasi soal kata-katanya 'telepon Allah', saat menjelaskan tentang pelaksaan salat Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Saka Tatal Jalani Sumpah Pocong, Begini Hukumnya Menurut Islam
Saka Tatal Jalani Sumpah Pocong, Begini Hukumnya Menurut Islam

Bagaimana menurut hukum islam sumpah pocong yang dijalani Saka Tatal

Baca Selengkapnya
Gus Miftah Balas Kemenag Usai Disebut Asbun soal Pembatasan Speaker Masjid: Jangan Baper
Gus Miftah Balas Kemenag Usai Disebut Asbun soal Pembatasan Speaker Masjid: Jangan Baper

Gus Miftah menyarankan Kemenag untuk mendengarkan kembali isi ceramahnya di Bangsri, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Wapres Ma'ruf Tanggapi Candaan Zulhas Kaitkan Salat dengan Pilpres 2024: Jangan Kayak Anak-Anak
Wapres Ma'ruf Tanggapi Candaan Zulhas Kaitkan Salat dengan Pilpres 2024: Jangan Kayak Anak-Anak

Wapres Maruf Amin menyinggung candaan Ketum PAN Zulkifli Hasan soal salat dikaitkan dengan dukungan ke Prabowo bentuk kekanak-kanakan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mahfud Tegaskan Pemilu Bukan Pilih Malaikat, Tapi Orang Jahat Jangan Jadi Pemimpin!
VIDEO: Mahfud Tegaskan Pemilu Bukan Pilih Malaikat, Tapi Orang Jahat Jangan Jadi Pemimpin!

Mahfud meminta kepada masyarakat untuk memilih pemimpin dalam Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Sumpah Pocong yang Dijalani Saka Tatal di Kasus Kematian Vina Cirebon
Mengenal Tradisi Sumpah Pocong yang Dijalani Saka Tatal di Kasus Kematian Vina Cirebon

Saka dibalut kain kafan, seperti layaknya orang yang telah meninggal, dan menjalani sumpah dengan wajah serius penuh keyakinan.

Baca Selengkapnya
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru

Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya
Jemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih
Jemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih "Sudah Telepon Allah", Begini Reaksi PBNU

Jemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih "Sudah Telepon Allah", Begini Reaksi PBNU

Baca Selengkapnya
Menistakan Agama dan Hina Ulama, Pria Asal Gowa Ditangkap
Menistakan Agama dan Hina Ulama, Pria Asal Gowa Ditangkap

Z merupakan pimpinan kelompok yang menamakan Taklim Makrifat.

Baca Selengkapnya
Kontroversi Pembekuan BEM Unair Buntut Karangan Bunga Sindir Prabowo-Gibran
Kontroversi Pembekuan BEM Unair Buntut Karangan Bunga Sindir Prabowo-Gibran

BEM FISIP Unair sempat dibekukan pihak Dekanat imbas karangan bunga bernada satire ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya