Ini penjelasan pemilik kafe 'Nazi' di Bandung
Merdeka.com - Pemberitaan di salah satu media asing tentang sebuah kafe berbau Nazi di Bandung cukup menyita perhatian dunia. Henry Mulyana (35) pemilik Soldattenkaffe yang berlokasi di Paskal Hypersquare, Bandung mengklarifikasi adanya pemberitaan yang dianggap menyimpang itu.
Dalam jumpa persnya, Henry memaparkan bahwa pemberitaan di salah satu media internasional berinisial JG merembet ke pemberitaan lainnya soal keberadaan kafe yang telah berdiri tahun 2011. Dia mengklarifikasi berita yang bergulir namun simpang siur mengenai maksud dan tujuan kafe ini.
"Sebenarnya ini semua berawal dari pemberitaan di salah satu media cetak dan elektronik yang telah melakukan pemberitaan sepihak, dan ini tidak sesuai dengan keterangan yang saya berikan pada saat wawancara," kata Henry, Sabtu (20/7).
-
Siapa yang menjadi korban diskriminasi? Contohnya, seperti diskriminasi yang ditujukan kepada orang keturunan etnis Tionghoa di Indonesia.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Bagaimana Hemas Nura merespon berita tersebut? Hemas Nura memuji sang suami di kolom komentar karena telah melunasi rumahnya, dan juga mendoakan agar rezeki sang suami selalu lancar.
-
Bagaimana Hengky Kurniawan menanggapi kejadian itu? Hengky Kurniawan ikut membagikan momen lucu tersebut di akun media sosialnya. Pria berusia 40 tahun ini menuliskan caption dengan nada cemburu. 'Pemberani sekali. Siapa itu?' tulis Hengky Kurniawan.
-
Apa tuduhan terhadap Helmut Hermawan? Helmut disangka melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Misalnya tentang menu yang menyebut, bahwa di kafe berkapasitas 30 orang tersebut ada menu 'Nazi Goreng'. Padahal di kafe miliknya tidak pernah menyediakan menu dengan nama tersebut. Lainnya soal penafsiran hobi dan ideologi.
"Media ini salah tafsir hingga pada akhirnya saya tersudutkan, saya pun berusaha menanyakan kepada wartawan yang menulis berita karena sudah menyimpang dari makna," ujarnya. Dia mengaku kecewa dengan pemberitaan yang tidak jelas kebenarannya.
Adapun maksud dan tujuan didirikannya kafe ini tegas dia, murni sebuah pop culture atau seni kontemporer yang mengangkat tema perang dunia ke II dari sisi Jerman. "Perlu digarisbawahi bahwa ini murni seni, bukan ideologi apalagi ekstrimisme dan rasialisme," katanya.
Dalam sebuah blog yang dibuatnya, disebutkan bahwa kafe ini bukan pro nazi, dan tidak terafiliasi secara politik dengan ideologi Nazi-isme. "Ini semata hanya mengangkat tema militer jerman era perang dunia ke II," paparnya.
Untuk nama kafe, dijelaskan Henry nama Soldaten Kaffe memiliki arti Kafe untuk serdadu secara lugas dan menjelaskan bahwa cafe ini mengangkat sejarah militer.
"Saya mendekor ini menggunakan referensi kepada seragam militer dan peralatan yang digunakan pada PD II sesuai nama cafe ini," jelasnya.
Meyakinkan perihal itu, dia pun saat itu menampilkan foto di mana dia pernah mengisi beberapa acara dengan menggunakan pakaian tentara Indonesia, Jepang dan lainnya.
"Saya menggunakan pakaian perang Jepang, pada acara Bandung Lautan Api bersama teman-teman sebagai pembela tanah air saya menggunakan pejuang kemerdekaan Indonesia. Jadi bukan sebatas militer Jerman saja," paparnya.
Dia mengaku dirinya hanyalah korban pemberitaan sepihak. "Saya menyatakan bahwa saya hanya menjadi korban dari pemberitaan dan jauh melenceng. Seperti ada unsur rekayasa dengan mendramatisir," tegasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini tanggapan pemilik kafe di Vietnam usai dapat dukungan usir turis Israel di tokonya.
Baca SelengkapnyaUstaz Gunawan mengaku sebagai korban dari konten viral.
Baca SelengkapnyaKini pria bernama Hendra itu menjadi sosok pengusaha sukses dengan omzet mencengangkan yang begitu menginspirasi.
Baca SelengkapnyaCamat di Gresik menjelaskan duduk perkara tuduhan intimidasi ke keluarga bocah dicolok tusuk bakso.
Baca SelengkapnyaSeorang pria membagikan curhatan pilunya setelah dihujat oleh warganet hanya karena membuat video saat berjualan.
Baca SelengkapnyaWakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat meralat ucapannya terkait isu Kapolri memerintahkan Dirbinmas untuk memenangkan paslon 02
Baca SelengkapnyaSosok bintang dua Polri membagikan momen kelihaiannya dalam meracik kopi di sebuah kedai. Aksi ini mendadak membuatnya terlihat jadi seorang 'barista'.
Baca SelengkapnyaHendropriyono mengaku dirinya hanya mengikuti perintah dari Presiden kala itu dalam rangka menjalankan tugas negara sebagai pejabat pemerintahan.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami luka saat melerai perselisihan antara juru parkir.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita yang bekerja sebagai pegawai bioskop memberikan sebuah pesan tegas dan menohok khusus untuk pria yang makan nasi padang di dalam gedung bioskop.
Baca SelengkapnyaEdi Darmawan mengaku dirinya sudah ditipu Netflix dan menyarankan warganet tak tonton Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso.
Baca SelengkapnyaNA bersama teman kos lainnya berencana pindah. Meski murah, namun mereka sudah tak lagi nyaman tinggal di sana.
Baca Selengkapnya