Ini penyebab anak bomber Mapolrestabes Surabaya selamat dari maut
Merdeka.com - AIS (8) selamat dari ledakkan aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, karena tubuhnya tidak terlilit bahan peledak. Saat bom yang dibawa oleh kedua orang tuanya meledak, tubuh terpental hingga tiga meter ke atas.
"Yang di Polrestabes anak kecil yang selamat itu nggak ada (peledak). Terus kemudian diangkat oleh anggota. Kalau itu ada, terus kemudian meledak, Kasat Narkoba saya turut habis itu," kata Irjen Machfud Arifin, Kapolda Jawa Timur, Selasa (15/5).
"Heroiknya, anggota langsung meyelamatkan. Orang tuanya tidak memberikan jaket yang berisi bom," tambahnya menegasnya.
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Apa yang meledak di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Bagaimana cara ibu korban membunuh kedua anaknya? Luka-luka yang ditemukan menunjukkan kekerasan yang ekstrem. MB ditemukan dengan delapan luka bacok di tubuhnya, sementara BN mengalami enam luka bacok.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Gundukan berukuran 60 x 20 meter itu berisi 76 anak-anak dan dua orang dewasa yang dikorbankan itu berkaitan dengan peradaban Suku Chimu, peradaban yang dikenal karena karya seni dan tekstilnya dari abad ke-12 hingga abad ke 15.
Kondisi ini berbeda dengan dua anak dalam aksi serupa di GKI jalan Diponegoro. Tubuh dua anak tersebut ikut meledak bersama ibunya.
Sebelumnya, Kapolri, Jenderal Tito Karnavian dalam keterangannya mengatakan, pelaku bom bunuh diri Puji Kuswati, berjalan bersama dua anaknya Fadila dan Pamela memasuki GKI di Jalan Diponegoro setelah diturunkan sang ayah. Sempat dihalangi satpam gereja, akhirnya bom meledak.
Puji yang memakai cadar tidak hanya melilitkan bom di dalam perutnya, tapi juga kepada dua anak perempuannya. Jenis bom ini membuat bagian perut terduga pelaku tidak utuh.
"Sementara bagian atas tubuh dan bagian kaki, relatif masih utuh," kata Tito di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu (13/5).
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen Haru Anak Korban Bom Surabaya Lolos jadi Polwan
Baca SelengkapnyaMomen haru terjadi usai putri anggota polisi korban bom Surabaya diterima seleksi Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi menunjukkan bahwa kakak beradik MB (14) dan BN (7) mengalami luka yang mengerikan.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu dan anak di Kota Palembang meninggal secara mengenaskan.
Baca SelengkapnyaSeorang anak perempuan berinisial S (4) menjadi korban penyanderaan oleh seorang pria tua.
Baca SelengkapnyaDari hasil penelusuran si ibu tersebut tidak masuk dalam pendampingan Dinsos bagi mereka yang orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ).
Baca SelengkapnyaMenurut Sutanto, sumber api saat ini diduga berasal dari rumah ketiga balita yang tewas dalam kebakaran tersebut.
Baca SelengkapnyaKecelakaan terjadi di Banyumas pada Mingau (21/1) lalu. Kecelakaan ini menewaskan 3 orang.
Baca SelengkapnyaSang anak berinisial AKE (12) sempat keluar rumah untuk minta tolong kepada tetangga, namun ayah, ibu, dan kembarannya tak selamat
Baca SelengkapnyaKorban yakni Nadila (13 tahun), dan dua anak kembar laki-laki berusia 10 tahun bernama Balki dan Balkia.
Baca SelengkapnyaTiga orang sekeluarga di Kabupaten Malang, Jawa Timur ditemukan tewas Selasa (12/12).
Baca SelengkapnyaBocah itu sempat dilaporkan hilang saat orang tuanya berkegiatan di Masjid Raya Al-Jabbar pada Minggu (17/12) malam.
Baca Selengkapnya