Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini penyebab bahasa daerah bisa punah

Ini penyebab bahasa daerah bisa punah

Merdeka.com - Bahasa ibarat makhluk hidup yang akan menemui ajalnya jika tak ada yang memakainya. Maka tidak heran jika ke depan makin banyak bahasa daerah punah karena ditinggalkan pemakainya.

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Dingding Khaerudin mengungkapkan, untuk melestarikan bahasa daerah harus ada kepedulian dari masyarakat atau pemakainya.

“Jika masyarakatnya tak peduli dengan bahasanya, bahasa akan punah. Setiap makhluk hidup akan musnah, apalagi bahasa,” kata Dingding, saat berbincang dengan merdeka Bandung, Rabu (28/10).

Ia mengungkapkan faktor-faktor yang membuat bahasa punah, di antaranya faktor perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain. Ini menjadi faktor utama kepunahan bahasa, karena penduduk yang pindah tempat otomatis tidak akan memakai bahasa daerahnya.

“Jika perpindahan penduduk berujung pada perkawinan antar suku, keturunan mereka otomatis tidak lagi menggunakan bahasa daerah, baik bahasa daerah bapaknya maupun ibunya. Mereka akan memilih bahasa Indonesia yang lebih praktis. Jadi lenyaplah generasi pengguna bahasa daerah itu,” bebernya.

Idealnya, sambung dia, perkawinan antar etnis atau suku bisa tetap melestarikan bahasa. Orangtua bisa saja membekali anak-anaknya dengan dua bahasa daerah. Namun hal ini sulit dilakukan. “Mereka akan pilih bahasa yang praktis saja, tapi risikonya bahasa daerah hilang dari anak,” ujarnya.

Maka, kata Dingding, tidak heran jika beberapa waktu lalu LIPI merilis hasil risetnya tentang kepunahan bahasa daerah, bahwa tinggal sembilan bahasa daerah yang masih hidup di Indonesia. Riset tersebut berdasarkan jumlah pengguna bahasa daerah.

Sedangkan sembilan bahasa daerah yang masih hidup di antaranya bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Bali, bahasa Minang, bahasa Aceh, bahasa Batak, bahasa Lampung, bahasa Bugis, dan bahasa Sasak.

“Memang LIPI melihat dari banyaknya pengguna bahasa daerahnya. Tetapi kalau sudah penelitian ini, mau diapakan hasil penelitiannya? Apakah bahasa-bahasa itu dibiarkan saja punah, atau ada upaya pelestarian? Itu pertanyaan besarnya,” tandasnya.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Contoh Akulturasi di Indonesia, Ketahui Faktor Pendorong dan Penghambatnya
Contoh Akulturasi di Indonesia, Ketahui Faktor Pendorong dan Penghambatnya

Akultruasi adalah wujud perkembangan budaya yang dinamis.

Baca Selengkapnya
Ini 10 Negara dengan Bahasa Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
Ini 10 Negara dengan Bahasa Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup secara berdampingan dan saling membutuhkan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Masyarakat Fasih Minimal Satu Bahasa Daerah, Ini Alasannya
Jokowi Minta Masyarakat Fasih Minimal Satu Bahasa Daerah, Ini Alasannya

Indonesia negara besar dengan total 17.000 pulau dengan keberagaman budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kisah Masyarakat Baubau Sulawesi Tenggara Pakai Aksara Korea untuk Pertahankan Bahasa Cia-Cia
FOTO: Kisah Masyarakat Baubau Sulawesi Tenggara Pakai Aksara Korea untuk Pertahankan Bahasa Cia-Cia

Penggunaan aksara Korea atau Hangeul membuat bahasa Cia-Cia yang hampir punah kini mendapatkan perhatian kembali yang lebih besar.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Ini Keunikan Bahasa Betawi Dialek Jawa
Tak Banyak yang Tahu, Ini Keunikan Bahasa Betawi Dialek Jawa

Dialek Betawi Jawa ini memang belum banyak yang mengatahui, dan menjadi budaya unik serta khas.

Baca Selengkapnya
15 Faktor Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
15 Faktor Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia

Ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.

Baca Selengkapnya
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah

Anak muda zaman sekarang cenderung tidak tertarik untuk menjadi seorang pembatik

Baca Selengkapnya