Ini penyebab belasan penerjun TNI dan tentara Malaysia nyasar
Merdeka.com - Belasan personel TNI dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) mendarat jauh dari Lapangan Benteng, Medan yang menjadi lokasi pendaratan. Para penerjun umumnya terdorong ke arah timur dari pusat Kota Medan.
Penyebab melesetnya pendaratan terjun payung para personel TNI dan tentara Malaysia itu diperkirakan karena cuaca tidak mendukung. Sebab menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), penerjunan itu terjadi saat angin bertiup kencang.
"Anginnya memang bertiup kencang, arahnya dari barat," kata Mega Sirait, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Bandara Polonia Medan, Rabu (12/6).
-
Dimana angin kencang terjadi? Di Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, hujan yang turun disertai angin kencang pada Selasa (9/1) sore menyebabkan pohon dan sebuah kendang ayam roboh.
-
Dimana angin monsun bertiup? Angin ini bertiup dari Australia menuju Asia, melintasi wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia.
-
Dimana arus petir menyebar? Arus listrik dari petir yang menyambar permukaan air dapat menjalar hingga 10 hingga 100 meter atau lebih, tergantung pada kekuatan sambaran.
-
Bagaimana Merapi meluncurkan awan panas? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Bagaimana BMKG menjelaskan cuaca panas di Jawa-Nusa Tenggara? Mengutip dari Instagram InfoBMKG, menjelaskan beberapa hal mengapa kondisi cuaca yang panas kembali terjadi. Padahal semestinya musim hujan.
-
Dimana awan panas guguran Merapi terjadi? Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya luncuran awam panas guguran sejauh 2.700 meter yang keluar dari kawah Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dia merinci, kecepatan angin di permukaan tanah ketika itu sekitar 13 knot, 11 knot di ketinggian 1.000 dan 2.000 kaki. Di ketinggian 3.000 angin bertiup dengan kecepatan 19 knot. Tiupannya semakin tinggi menjadi 25 knot pada ketinggian 4.000 kaki.
"Lalu, pada 5.000 kaki kecepatannya 33 knot atau sekitar 60 kilometer per jam. Normalnya rata-rata 15 knot," terangnya.
Mega memaparkan, kecepatan angin ini sudah dikoordinasikan dengan pelaksana penerjunan. "Tapi, acara penerjunan itu kan terjadwal, jadi tetap harus dilaksanakan," ujarnya.
Keterangan Mega soal kecepatan angin sejalan dengan pengakuan seorang penerjun yang mendarat di lapangan kompleks perumahan di Jalan Gaharu Medan. "Kecepatan angin tiga puluh knot," ucapnya sambil melipat payung.
Bintara ini bersama belasan personel TNI dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) diketahui mendarat jauh dari Lapangan Benteng, Medan. Para penerjun umumnya terdorong ke arah timur dari pusat Kota Medan. Dua penerjun pertama diketahui mendarat di lapangan perumahan Jalan Gaharu.
Kemudian ada yang mendarat di jalan antara Mal Palladium dan kantor Wali Kota Medan. Selain itu, 2 penerjun didapati mendarat di rel kereta api di Stasiun Besar Kereta Api. Di Jalan Pulau Pinang juga ada penerjun yang mendarat.
Empat penerjun mendarat di lokasi proyek konstruksi di Jalan Jawa. Bahkan ada yang mendarat di gedung belum jadi itu. "Mereka dibantu pekerja bangunan sebelum ambulans datang," kata Dedi Ginting, seorang saksi mata.
Sebelum menggelar upacara penutupan Ladgabma Malindo Darsasa-8AB/2013 di Lapangan Benteng, para personel menggelar latihan penanggulangan terorisme di Belawan, Lanud Soewondo dan Hotel Arya Duta, Medan.
Latihan gabungan dibuka Jumat (7/6) dan berlangsung hingga Rabu (12/6). Sebelum upacara penutupan, pasukan gabungan ini melakukan simulasi antiterorisme di Hotel Arya Duta. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaPada salah satu lokasi pesawat jatuh terjadi ledakan yang cukup keras.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaJalan lintas Sumatera terpantau macet parah sepanjang 12 kilometer pada Jumat (5/4) sore.
Baca SelengkapnyaKasau telah mengeluarkan surat perintah penyelidikan. Sehingga penyebab jatuhnya pesawat masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaPesawat tersebut sedang menjalani latihan formasi.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas Guguran
Baca SelengkapnyaMarsma Agung mengaku belum dapat memastikan penyebab pastinya.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem itu salah satunya dipengaruhi oleh kondisi wilayah Jateng yang telah memasuki musim pancaroba
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca Selengkapnya