Ini Penyebab Hujan Ekstrem di Jabodetabek Hari Ini
Merdeka.com - Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (PSTA - LAPAN) menyatakan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) hingga Karawang berpotensi terjadi hujan lebat pada dini hari pada 20 hingga 21 Februari 2021.
Menurut anggota Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK) PSTA-LAPAN Erma Yulihastin, berdasarkan prediksi Satellite-based Disaster Early Warning System (Sadewa-LAPAN) hujan dini hari dengan intensitas lebih besar dari 10 milimeter per jam diprediksi kembali terjadi dalam durasi sekitar 3-4 jam pada 20-21 Februari 2021.
"Mekanisme yang menyebabkan hujan dini hari tersebut berkaitan dengan penguatan angin dan peningkatan suplai kelembapan yang berasal dari utara (Laut Jawa) dan barat laut (Selat Sunda) yang menuju pesisir utara Jakarta," katanya kepada Liputan6.com, Bandung, Sabtu (20/2).
-
Bagaimana cuaca ekstrem diprediksi? Diperpanjangnya penutupan berdasarkan informasi prospek prakiraan hujan selama satu bulan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
-
Kapan hujan tak menentu terjadi? Pancaroba antara musim penghujan dan musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret dan April, sementara pancaroba antara musim kemarau dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober hingga Desember.
-
Apa itu Cuaca Hujan? Cuaca hujan adalah kondisi cuaca di mana atmosfer memproduksi air dalam bentuk cair dan jatuh ke permukaan bumi.
-
Kapan BMKG memprediksikan hujan akan turun di Jawa-Nusa Tenggara? BMKG menjelaskan pola tekanan rendah di laut China Selatan itu akan berlangsung hingga 3-4 hari ke depan. Namun trennya akan cenderung menurun. Sehingga akan terjadi potensi peningkatan curah hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara mulai 23 Desember 2023.
-
Kapan cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Siapa yang mengumumkan potensi cuaca ekstrem di Jakarta? BPBD DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
Dia menjelaskan uap yang berasal dari laut Jawa berkaitan dengan penjalaran dan perkembangan sistem konveksi laut yang telah terbentuk di laut Jawa utara Jakarta pada waktu malam hari menjelang tengah malam.
Sementara itu tambah Erma, intrusi kelembapan yang berasal dari Selat Sunda berasal dari konveksi darat yang telah terbentuk sebelumnya sejak sore hari.
"Konveksi darat ini oleh angin dari barat laut yang kuat juga dipropagasikan menuju pesisir utara Serang, Banten, yang kemudian bergerak menuju ke timur di sepanjang pesisir Jawa bagian barat," kata Erma.
Erma menyebutkan penguatan angin dari utara yang terbentuk di utara pesisir Jawa bagian barat dipengaruhi oleh pembentukan CENS (Cross Equatorial Northerly Surge) kategori kuat (~8 m/det) yang dibangkitkan oleh pendinginan suhu permukaan laut di utara Laut Tiongkok Selatan.
Erma menerangkan indeks CENS 20-21 Februari diprediksi masih kuat meskipun cenderung menurun (6 m/det). Selain itu, pembentukan siklon Tropis Dujuan dan vorteks di Australia turut mempengaruhi dinamika cuaca.
"Sehingga konsentrasi kelembapan di selatan Indonesia menyebabkan peningkatan hujan terjadi di wilayah tertentu, yaitu Jawa bagian barat, Kalimantan bagian selatan, dan sekitar Nusa Tenggara Timur," ucap Erma.
Sebelumnya otoritas yang sama pada 18 Februari 2021, menyebutkan DKI Jakarta akan diguyur hujan menerus. Hal itu menjadi pembuktian peringatan dini hujan ekstrem yang akan berlangsung pada 18-19 Februari 2021 di Jakarta yang diterbitkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemarin (17/2)
Informasi tersebut juga dibuktikan oleh hasil prediksi Satellite - based Disaster Early Warning System (Sadewa) LAPAN yang menunjukkan bahwa hujan ekstrem mulai terjadi di kawasan Jakarta sejak pukul 23.00 WIB pada 17 Februari 2021 dengan intensitas yang semakin meningkat dan jangkauan wilayah yang meluas dan memanjang hingga meliputi Bekasi, Depok, Tangerang, bahkan hingga Karawang.
Reporter: Arie NugrahaSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini diprediksi akan disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaBMKG Ahmad Yani memperkirakan cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan. Kota Semarang yang dilanda banjir berpotensi dilanda hujan lebat.
Baca SelengkapnyaKondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.
Baca Selengkapnya"Waspada cuaca ekstrem pada 29 Januari - 1 Februari 2024," imbau BPBD DKI.
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca SelengkapnyaMengingat hujan masih akan mengguyur sejumlah daerah, masyarakat diminta waspada bencana hindro meteorlogi.
Baca SelengkapnyaJakarta diprediksi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir akan terjadi selama sepekan ke depan di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaSeluruh wilayah Jakarta akan turun hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada Jumat siang
Baca SelengkapnyaSeluruh wilayah Jakarta diprakirakan hujan ringan, sedang hingga tengah malam semua hujan disertai petir
Baca SelengkapnyaPanas melanda Jabodetabek di tengah musim hujan dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaHujan dengan intensitas sedang hingga lebat melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya
Baca Selengkapnya