Ini proses identifikasi tim DVI buat ungkap identitas korban Lion Air
Merdeka.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengidentifikasi 51 penumpang Lion Air PK-LQP yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang. Komandan Tim DVI Kombes Pol Lisda Cancer menjelaskan, proses identifikasi menggunakan dua metode yakni primer dan sekunder.
Metode Primer menggunakan sidik jari, gigi, dan DNA korban. Sedangkan, metode sekunder memakai rekam medis atau properti korban.
Lisda menerangkan, sidik jari atau gigi bisa digunakan apabila part of body atau bagian tubuh yang diserahkan ke Tim DVI mengandung sidik jari atau terdapat bagian gigi di dalamnya terutama rahang atas atau bawah. Jikalau tidak ada keduanya, Tim dokter terpaksa menggunakan DNA.
-
Bagaimana ilmuwan mengungkap identitas korban? Dilansir dari laman the Guardian, dalam jurnal Current Biology, para ilmuwan Italia, Jerman dan Amerika melakukan ekstraksi DNA nuklir dan mitokondria purba dari sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester saat sedang menjalani restorasi.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Apa jenis pemeriksaan yang dilakukan Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Bagaimana kematian korban diketahui? Kematian korban diketahui pertama kali oleh penghuni apartemen yang mencium aroma kurang sedap.
-
Bagaimana tim pencari harta karun mendeteksi bangkai kapal? Perusahaan ini dilengkapi dengan kapal bawah air tak berawak yang mampu menyelam hingga 6.000 meter di bawah permukaan laut, bersama dengan teknologi sonar yang baru.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
"Pokoknya kami menggunakan DNA apabila bagian-bagian tidak memberikan informasi yang lain selain DNA. Tapi kalau ada sidik jari kami akan pakai sidik jari," kata Lisda kepada Liputan6.com, Rabu (7/11).
Kemudian, hasilnya akan diperkuat dengan data sekunder yakni rekam medis atau properti milik korban.
"Data medis akan membantu kami mempercepat proses identifikasi," ujar dia.
Berapa lama prosesnya?
Metode sekunder menggunakan sidik jari tidak memakan waktu yang lama dibandingkan DNA. Lisda menjelaskan, sidik jari jauh lebih cepat lantaran Tim Inafis telah terlatih untuk hal ini.
Dia memperkirakan, sidik jari hanya memerlukan waktu kurang dari sehari. Itu akan lebih cepat apabila semasa hidupnya korban pernah rekam sidik jari di e-KTP.
"Kalau sudah terkoneksi dengan database berapa menit sudah selesai. Jadi jika kondisi jenazah bagus dan sudah rekam sidik jari di e-KTP akan lebih cepat," ujar dia.
Berbeda dengan pemeriksaan memakai DNA yang memakan waktu lebih lama. Paling cepat waktunya empat hari sejak jenazah diterima.
"Begitu kantong jenazah datang akan dikirim ke instalansi forensik. Di sana diperiksa dulu bagian tubuh yang diterima. Nanti dimasukan ke dalam mesin. Kemudian keluar profil DNA. Begitu juga sampel ante mortem dimasukin mesin keluar porfil DNA," tutur dia.
"Ini yang dicocokin. Ante mortem sekian itu siapa cocoknya dengan post mortem berapa. Di sini yang sedikit agak lama," tutup dia.
Reporter: Ady Anugrahadi
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaKerja sama tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data antemortem dari keluarga korban
Baca SelengkapnyaProses identifikasi satu jenazah membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam.
Baca SelengkapnyaTapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca SelengkapnyaKeluarga dari korban yang meninggal di Kali Bekasi, Jawa Barat, diminta membawa alat pribadi
Baca SelengkapnyaDari total 12 jenazah, tujuh di antaranya laki-laki dan 5 perempuan.
Baca SelengkapnyaPihak RS Polri akan mempersiapkan jika mau dibawa ke kediaman masing-masing.
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca SelengkapnyaKNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca Selengkapnya