Ini rokok paling digemari Soekarno, sampai pengawal ikut habiskan
Merdeka.com - Sedang ramai polemik harga rokok naik Rp 50.000. Ada yang setuju, banyak juga yang protes. Maklum bagi sebagian masyarakat sampai ada lelucon tak sehat. "Lebih baik nggak makan daripada nggak merokok..."
Bicara soal rokok, Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno juga gemar merokok. Lalu apa merek rokok yang biasa diisap si Bung Besar ini?
Pengawal pribadi Soekarno Mangil Martowidjojo menuturkan rokok favorit Bung Karno adalah merek State Ekspres 555 yang biasa disebut triple five atau five five five. Rokok yang dulu diproduksi Ardath Tobbaco Company sudah sulit ditemui di Indonesia saat ini.
-
Siapa yang mendorong kebijakan rokok? Lebih dari 100 pemangku kebijakan secara terbuka memihak industri rokok, dan sebagian di antaranya memiliki konflik kepentingan dengan industri tersebut,' jelas Manik.
-
Apa penyebab turunnya cukai rokok? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Mengapa penerimaan cukai rokok turun? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Siapa yang paling terpengaruh oleh iklan rokok? Kementerian Kesehatan melalui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Eva Susanti, mengungkapkan bahwa industri tembakau memanfaatkan berbagai platform media sosial untuk menjangkau audiens muda.
-
Kenapa harga koin emas naik? 'Saya tidak akan pernah melihat lelang seperti ini lagi,' jelas Edmund.
-
Bagaimana cukai rokok mempengaruhi industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
Kebiasaan Bung Karno, sehabis makan pasti makan buah. Setelah itu baru mengambil sebatang 555 dari kaleng dan mulai merokok. Uniknya, Soekarno jarang merokok sampai dekat ke puntung. Biasa baru di tengah sudah dimatikan.
Soekarno juga bukan perokok berat. Biasanya dia hanya merokok satu batang saja selepas makan.
Nah, ada cerita menarik dalam satu kunjungan Bung Karno keluar negeri. Suatu saat sehabis makan, Bung Karno ingin merokok. Tahunya rokok 555 di kaleng itu sudah habis. Dia pun heran.
"Bapak ini merokok cuma satu batang sehabis makan. Kok satu kaleng isinya 50 bisa habis?" sindir Soekarno.
Para pengawal Bung Karno salah tingkah dan tersenyum malu. Rupanya ketahuan, rokok yang dipegang pengawal itu juga diambil oleh para pengawal. Jelas cepat habis. Walau begitu Presiden Soekarno tak marah. Dia maklum saja.
Selepas kejadian itu Mangil Martowidjojo yang diserahi tugas memegang kaleng rokok presiden. Alasannya satu: Mangil tak merokok! Jadi rokoknya awet.
Presiden Soekarno memang egaliter. Kolonel Purn Maulwi Saelan, mantan wakil komandan pengawal Soekarno menuturkan tak pernah ada perbedaan makanan antara Presiden dan para pengawalnya saat kunjungan di luar negeri. Selepas acara kenegaraan, makan sama-sama saja.
"Misal tiba-tiba Bapak Presiden ingin es krim, kita berhenti di toko es krim. Semua makan sama-sama di sana. Memang beliau sangat dekat dengan para pengawal," kata Kolonel Maulwi saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semakin tingginya harga rokok mendorong perokok pindah ke alternatif rokok yang lebih murah.
Baca SelengkapnyaMenurut Menkes, perbincangannya dengan kelompok pelaku usaha sejauh ini positif.
Baca SelengkapnyaDewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPD APTI) Jawa Barat, Nana Suryana dengan tegas menyatakan tak setuju terhadap kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaSutrisno Iwantono menilai bahwa Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 maupun aturan turunannya, yakni RPMK berpotensi merugikan berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif cukai rokok sangat berpengaruh pada keputusan seseorang untuk merokok, semakin mahal maka prevalensi perokok semakin bisa ditekan.
Baca SelengkapnyaPengusaha menyoroti kinerja fungsi cukai yang tidak tercapai sebagai sumber penerimaan negara serta pengendalian konsumsi.
Baca SelengkapnyaKenaikan cukai rokok yang tak terkendali juga dapat memunculkan berbagai rokok ilegal.
Baca SelengkapnyaPengetatan iklan di luar ruang berpotensi untuk memukul kinerja industri rokok dan olahan tembakau turunannya hingga memicu PHK massal.
Baca SelengkapnyaSejatinya Indonesia sendiri merupakan negara produsen tembakau, berbeda dengan negara lain sebagai konsumen tembakau yang memberlakukan kebijakan FCTC.
Baca SelengkapnyaSejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca SelengkapnyaWHO baru-baru ini mendesak negara-negara di dunia untuk menerbitkan aturan yang melarang rokok elektronik atau vape aneka rasa.
Baca SelengkapnyaSalah satu yang dikhawatirkan yakni kenaikan cukai 2025
Baca Selengkapnya