Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini sepak terjang Adnan Buyung dalam dunia hukum Indonesia

Ini sepak terjang Adnan Buyung dalam dunia hukum Indonesia Adnan Buyung. ©2015 merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Pengacara kondang Adnan Buyung Nasution meninggal dunia di usia ke-81 setelah sempat dirawat akibat mengalami gangguan pada jantung. Jenazah saat ini masih berada di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.

"Meninggal pukul 10.15 WIB," kata Ketua Badan Pekerja Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Alvon Kurnia Palma kepada merdeka.com, Rabu (23/9).

Sebelum menutup usianya, Adnan dikenal sebagai pengacara sukses. Tidak sedikit orang-orang yang dibelanya lepas dari jeratan hukum, bahkan dia juga pernah menangani para politikus dan pejabat yang tersandung masalah.

Seperti apa sepak terjangnya?

Buyung dilahirkan di Jakarta pada 20 Juli 1934 lalu. Selain aktif di dunia hukum, dia juga pernah menjadi anggota DPR/MPR saat Soeharto didaulat menjadi Presiden Kedua RI.

Buyung dikenal sebagai sosok yang tangguh. Ketika Buyung berusia 12 tahun, Buyung hidup sendiri dengan adik semata wayangnya, Samsi Nasution, berdagang barang loakan di Pasar Kranggan, Yogyakarta. Di tempat itu pula, ibu Buyung yang bernama Ramlah Dougur berjualan es cendol. Sementara ayahnya, Rachmat Nasution, bergerilya melawan Belanda.

Sang ayah memberikan banyak pengaruh pada Buyung kecil. Selain seorang pejuang gerilya dan reformasi, Rachmat juga merupakan pendiri kantor berita Antara dan harian Kedaulatan Rakyat. Dia juga merintis The Time of Indonesia. Hal itu mendorong Buyung bergabung bersama Mobilisasi pelajar (mopel) dan pernah berdemonstrasi melawan pendirian sekolah NICA di Yogyakarta. Sejak itu, dia mulai aktif di berbagai organisasi.

Selepas SMA, Buyung mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB). Selang setahun, Buyung memilih pindah ke Fakultas Gabung Hukum, Ekonomi, dan Sosial Politik di Universitas Gajah Mada, namun itu tak berlangsung lama sebelum akhirnya berlabuh ke Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan di Universitas Indonesia.

Setelah lulus kuliah, Buyung tetap melanjutkan kuliah dan bekerja sebagai jaksa di Kejaksaan Negeri Istimewa Jakarta. Di tengah kesibukannya, Buyung tetap aktif dalam kegiatan politik, dia pernah mendirikan Gerakan Pelaksana Ampera. Bahkan, dia pernah mendapatkan skorsing akibat aksinya yang menentang pemerintah dalam peristiwa Gestapu.

Kejadian itu membuatnya dimutasi ke Manado, kemudian dipindah ke Medan. Mendapat perlakuan itu, Buyung memilih hengkang dan menganggur selama setahun.

Kemudian, Buyung memutuskan mendirikan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta dan membuka kantor pengacara (advokat). Kedua lembaga tersebut berjalan dengan baik dan terus berkembang. Hingga akhirnya dia mengembangkan LBH Jakarta dengan menambah kata yayasan di bagian depan dan Indonesia di belakang.

Gagasan untuk mendirikan LBH tersebut merupakan refleksi ketika Buyung menjalankan persidangan. Buyung melihat para terdakwa selalu pasrah menerima dakwaan, dan mereka butuh pembela. Namun, ide tersebut baru dapat dia realisasikan setelah dia melanjutkan belajar hukum di Universitas Melbourne.

Tidak berapa lama kemudian, Buyung mendapatkan persetujuan dan dukungan dari pemerintah. Selain presiden, Buyung juga mendapatkan suara dari Ali Sadikin Gubernur Jakarta saat itu. Sehingga, pada 28 Oktober 1970, lahirlah LBH yang diketuai oleh Buyung sendiri. Pada pembukaan LBH tersebut, Buyung mendapatkan 10 skuter dari pemerintah.

LBH banyak membantu orang-orang kecil mendapat bantuan hukum. Mereka yang selama ini tak mendapat bantuan dari pengacara, merasa sangat terbantu dengan pengacara dari LBH ini.

Adnan Buyung dikenal kritis. Dia aktif mengkritik Soekarno, lalu tetap idealis zaman Soeharto. Begitu juga saat Presiden SBY. Buyung mengundurkan diri sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden karena menganggap Presiden SBY tak mendengarkan sarannya.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mantan Hakim MK Arsyad Sanusi Meninggal Dunia
Mantan Hakim MK Arsyad Sanusi Meninggal Dunia

Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008-2011 Muhammad Arsyad Sanusi meninggal dunia pada usia ke-79 tahun.

Baca Selengkapnya
Sahabat Kenang Sosok Romo Benny Semasa Hidup
Sahabat Kenang Sosok Romo Benny Semasa Hidup

Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK Indonesia) Yudi Latif mengaku keget mendengar kabar sahabatnya berpulang.

Baca Selengkapnya
Alami Henti Jantung, Mantan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko Meninggal Dunia
Alami Henti Jantung, Mantan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko Meninggal Dunia

Eddy sebelumnya terjert kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa Pemkot Batu.

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan Kenang Sosok Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono
Anies Baswedan Kenang Sosok Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono

Jenazah Gembong, saat ini berada di rumah duka Jalan Peninggalan Timur, Kebayoran Lama Utara.

Baca Selengkapnya
Innalilahi Wa Innailaihi Rojiun, SBY Berduka
Innalilahi Wa Innailaihi Rojiun, SBY Berduka

SBY sedang berduka atas meninggalnya Baginda Zaiful Akbar.

Baca Selengkapnya
Sidang Pembunuhan Casis TNI AL, Saksi Cerita Detik-Detik Eksekusi Korban Bersama Serda Adan
Sidang Pembunuhan Casis TNI AL, Saksi Cerita Detik-Detik Eksekusi Korban Bersama Serda Adan

Dirinya kenal dengan Serda Adan saat masih sekolah di pesantren pada 2012 silam.

Baca Selengkapnya
Alissa Wahid Sebut Romo Benny Sempat Idap Diabetes Sebelum Meninggal Dunia
Alissa Wahid Sebut Romo Benny Sempat Idap Diabetes Sebelum Meninggal Dunia

Penyebab pasti kematian Romo Benny apakah terkait dengan diabetes yang diidap atau hal lain, Alissa belum mendapat penjelasan detail.

Baca Selengkapnya
Anggota Bawaslu Provinsi Gorontalo Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya
Anggota Bawaslu Provinsi Gorontalo Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya

Praktis, Idris langsung terbang ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menumpang pesawat Lion Air

Baca Selengkapnya
Sudah Bunuh Casis TNI AL, Serda Adan Sempat Kuras Uang Keluarga Iwan Sutrisman Rp200 Juta Lebih
Sudah Bunuh Casis TNI AL, Serda Adan Sempat Kuras Uang Keluarga Iwan Sutrisman Rp200 Juta Lebih

Dalam berkas dakwaan terungkap dari ulahnya membohongi keluarga Iwan, Serda Ardan bisa mengantongi Rp200 juta lebih.

Baca Selengkapnya
Punya 'Bukti' Bullying dr Aulia, Menkes Desak Proses Hukum: Sudah Jelas Sekali!
Punya 'Bukti' Bullying dr Aulia, Menkes Desak Proses Hukum: Sudah Jelas Sekali!

Kendati belum menjawab secara gamblang terkait hasil investigasi kasus dugaan perundungan itu, Budi menyatakan telah sangat mengetahui apa yang terjadi.

Baca Selengkapnya
Kabar Duka Cita, Stafsus BPIP Romo Benny Susetyo Meninggal Dunia
Kabar Duka Cita, Stafsus BPIP Romo Benny Susetyo Meninggal Dunia

Menurut informasi yang diterima, Romo Benny meninggal dunia di RS Mitra Medika Pontianak.

Baca Selengkapnya
Kabar Duka, Ibunda Menteri Koperasi Budi Arie meninggal
Kabar Duka, Ibunda Menteri Koperasi Budi Arie meninggal

Kabar itu diunggah Budi Arie melalui akun media sosial instagram pribadinya.

Baca Selengkapnya