Ini tradisi kabinet yang hilang di era Jokowi
Merdeka.com - Penyusunan kabinet adalah hak prerogatif presiden. Kendati demikian, ada beberapa pakem yang terkesan selalu ada dalam pembentukan jajaran pembantu presiden sejak era Soekarno sampai Susilo Bambang Yudhoyono.
Itu termasuk posisi di kabinet yang dulu dirasa penting, tapi kini dihapuskan oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo buat lima tahun ke depan, selepas diumumkan di Jakarta, kemarin, Minggu (26/10).
Tradisi penyusunan kabinet ini, di luar wacana peleburan kementerian yang sudah biasa terjadi sejak republik berdiri 69 tahun lalu. Penambahan jumlah menteri perempuan di Kabinet Kerja 2014-2019 menjadi delapan orang, dari sebelumnya cuma empat, termasuk menggembirakan pegiat feminisme. Tapi ini bukanlah kebijakan terobosan atau sepenuhnya baru.
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa menteri Jokowi yang dipanggil MK? Empat menteri itu meliputi Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa bukber Kabinet Jokowi tidak dihadiri semua menteri? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Siapa saja yang dipecat selain Jokowi? Selain Jokowi, Gibran, dan Bobby, terdapat 27 kader lain yang juga menerima sanksi berupa pemecatan. Keputusan ini menunjukkan bahwa tindakan tegas diambil terhadap semua pihak yang terlibat dalam pelanggaran.
Dirangkum dari pandangan pengamat, komentar para netizen selepas susunan menteri diumumkan, ditambah arsip susunan kabinet sejak Orde Lama hingga Orde Reformasi, merdeka.com menyajikan beberapa tradisi yang kini hilang dalam komposisi pembantu Jokowi.
Selamat membaca!
Tidak ada menteri dari Suku Batak
Ini salah satu isu yang menghebohkan jagat dunia maya beberapa jam setelah komposisi Kabinet Kerja Jokowi diumumkan. Beberapa netizen protes, bagaimana bisa presiden tidak mengambil satupun etnis Batak di jajaran menterinya.Di Facebook, Twitter, Path, maupun BlackBerry Messenger, sebagian netizen ramai membicarakannya. Salah satu protes misalnya, "Nggak ada kau pakai orang BATAK jadi Menteri!!!! Okelah kalau begitu cara kau Jokowi! Berserah penuh, indah pada waktunya. Amin".Sebetulnya, di posisi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Kabinet Jokowi, ada nama Yasonna H. Laoly. Pria kelahiran Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara itu rupanya tidak dihitung sebagai perwakilan etnis Batak. Marga Laoly adalah marga Suku Nias.Dalam blog pribadinya, Budayawan Batak Ramlo R. Hutabarat membanggakan kesuksesan etnis Batak terus berada di pemerintahan. Beberapa sosok dari Toba, Karo, Simalungun, maupun Mandailing dikenal sebagai deretan Bapak Bangsa.Nama-nama klasik dari Orde Lama itu misalnya, Amir Syarifuddin, Adam Malik, Abdul Haris Nasution, atau Sutan Gunung Mulia Harahap. "Ketika kabinet Soekarno gonjang-ganjing, orang Batak pun tetap dipakai," tulis Ramlo.Di era Orde Baru, tetap ada posisi buat menteri beretnis Batak. Perwakilan Batak di Kabinet Susilo Bambang Yudhoyono pun dipertahankan, diwakili Sudi Silalahi dan M.S Kaban. Wakil Batak yang sempat digadang-gadang masuk kabinet Jokowi tapi akhirnya gagal, adalah Raden Pardede, mengisi kursi menteri keuangan, T.B Silalahi, buat posisi menteri pertahanan, maupun Luhut Panjaitan, calon kuat Menkopolhukam.
Muhammadiyah tidak dapat jatah
Ini isu sensitif lain yang menyebabkan Presiden Jokowi dikritik. Organisasi massa Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, sama sekali tidak diberi tempat di kabinet lima tahun mendatang.Bagi pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Phillip J. Vermonte, pilihan politik Jokowi ini mengkhawatirkan. Dalam rangakaian cuitannya di Twitter kemarin (26/10), Phillip takut, dengan tidak diakomodasi di kabinet, maka Muhammadiyah kurang mendukung pemerintahan baru.Padahal beberapa tokoh senior Muhammadiyah, misalnya Buya Syafii Maarif sudah ikut mendukung Jokowi. Bahkan Syafii aktif membantah fitnah soal Jokowi beretnis Tionghoa atau beragama non-muslim."Tak ada representasi Muhammadiyah, ini serius, Jokowi/PDIP tdk sensitif, tokoh2 Muhammadiyah bantu habis terpilihnya Jkw," kata Phillip.Jika diperiksa lagi, ada pakem tertentu yang biasanya diperoleh kader Muhammadiyah. Sepanjang pemerintahan Presiden Habibie, Gusdur, dan Megawati, kader-kader organisasi yang didirkan Kyai Haji Ahmad Dahlan itu dipercaya mengelola kementerian Pendidikan dan Kesehatan. "Di tengah banyaknya anggota Muhammadiyah yg dukung Prabowo, situasi ini bisa jadi rumit buat Jokowi ke depan," imbuh Phillip.
Sekretaris Kabinet dihapuskan
Jabatan Sekretaris Kabinet sebetulnya tidak langsung ada ketika Republik Indonesia berdiri. Presiden RI ke-1 Soekarno baru membentuknya pada Kabinet Kerja IV yang dilantik 1963. Tokoh pertama kali menjabatnya adalah Abdul Waha Surjoadiningrat.Seskab bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas memberikan dukungan staf dan pelayanan administrasi kepada Presiden. Posisi ini dianggap penting, karena seiring kabinet makin gemuk, maka pengaturan jadwal rapat sampai komunikasi antar pembantu presiden memerlukan pengelola terpusat. Di era Orde Baru, Presiden Soeharto mempercayakan posisi ini buat Moerdiono. "Tugas saya bila ada menteri, wakil menteri, sekretaris menteri, yang tak menjalankan tugas akan saya tegur," kata Seskab Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II Dipo Alam yang belum lama purna tugas.Kini, Jokowi menghapus posisi Seskab. Pakem selama Orde Lama sampai Orde Reformasi soal pengelola Istana akan dia ubah. Jokowi meniru format kepresidenan Amerika Serikat, yakni menunjuk Kepala Staf Kepresidenan.Mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto menjelaskan tugas Kepala Staf Kepresidenan amat cair. Akan ada beberapa director yang memiliki tugas masing-masing, misalnya Political Director, Economy Director, dan Media Director."Di masa SBY, tugas ini dijalankan setgab. Nah ini sekarang harus dirancang kepala staf," kata Andi pada akhir September lalu.
Menko tidak terlalu tua
Ini pakem kabinet lain dari era Orde Lama sampai Orde Reformasi yang tidak dipertahankan Jokowi. Selama ini, posisi menteri koordinator, bidang politik, hukum, keamanan (polhukam), kesejahteraan rakyat (kesra), maupun perekonomian, dijabat politikus ataupun teknokrat senior, cenderung selalu di atas 60 tahun.Mereka diberi jabatan sebagai koordinator, lantaran dianggap berpengalaman dan akan lebih didengar oleh menteri-menteri teknis.Temuan ini disampaikan Pengamat Politik Luar Negeri Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah. Tidak hanya mengubah nama menko kesra menjadi pembangunan manusia dan Kebudayaan atau menambah satu kementerian koordinator bidang maritim, Jokowi sekaligus meremajakan para pengemban tugas koordinasi lintas menteri.Indroyono Soesilo baru 59 tahun, sementara Puan Maharani sekarang berumur 41. Sofyan Djalil walaupun makan asam garam di pemerintahan, baru sebulan menginjak 61 tahun. Paling tua adalah Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno yang kini 62 tahun. Tapi Tedjo yang sebelumnya aktif di Partai Nasional Demokrat, terhitung lebih muda dibanding Widodo A.S atau Soedomo saat menjabat posisi yang sama."Kita bisa berharap peranan menko akan sangat kuat di sini. Menko biasanya jabatannya orang yang rata-rata sepuh, usia 60-an. Sekarang kalau dirata-rata usia menko 50-an, sementara menteri teknis juga kebanyakan 50-an awal. Jadi bisa ada sinergi," kata Rezasyah kepada merdeka.com, saat dihubungi Minggu (26/10).
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayoritas para pembantu Prabowo itu berasal dari partai koalisi yang mendukungnya di Pilpres 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaDari rapat perdana itu terlihat Prabowo meninggalkan gaya dilakukan presiden sebelumnya Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan arahan kepada para menteri.
Baca SelengkapnyaDi mata Jokowi, bukan hal luar biasa dan mengkhawatirkan.
Baca SelengkapnyaKabar tersebut diungkap Mahfud MD yang menyebut ada kehangatanyang hilang dalam Kabinet Indonesia Maju
Baca SelengkapnyaReshuffle kabinet saat ini masih hak prerogatif Jokowi sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi sindiran Megawati.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melakukan reshuffle atau perombakan kabinet Indonesia Maju, Senin 19 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi baru saja melantik 3 menteri dan 1 wakil menteri. Tak hanya itu, Jokowi juga menambah 3 badan baru di akhir masa jabatannya.
Baca SelengkapnyaDua menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mundur dari kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Baca SelengkapnyaSaat ini rakyat Indonesia butuh pemimpin yang mampu melakukan perubahan dan perbaikan.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai fungsi MK kini tidak digunakan dengan baik karena intervensi kekuasaan.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah pernah menjanjikan kursi Menteri Pertahanan kepada Cak Imin.
Baca Selengkapnya