Inovasi pelajar Gunungkidul agar pemotor makin utamakan keselamatan
Merdeka.com - Tingginya angka kecelakaan terjadi di Indonesia mengundang keprihatinan. Berawal dari rasa itu, beberapa orang pelajar di SMK Negeri 1 Ngawen, Gunungkidul, didampingi gurunya membuat sebuah inovasi diberi nama Safety Riding Kit S2-HK.
Inovasi berupa sebuah alat itu berbasis Mikrokontroler Arduino Nano. Alat temuan siswa dan guru SMKN 1 Ngawen ini berfungsi untuk mengamankan pengendara sepeda motor. Jika pengendara sepeda motor tidak membawa STNK, SIM dan helm maka sepeda motor tidak akan bisa digunakan karena mesinnya tidak mau menyala.
Safety Riding Kit S2-HK ini memiliki cara kerja unik. Pengendara sepeda motor jika ingin menggunakan sepeda motor ya harus menempelkan SIM dan STNK di badan sepeda motor. Tak hanya surat-surat saja yang harus dimiliki. Tali pengaman helm pun harus dalam keadaan terpasang Jika salah satu di antaranya tidak dipunyai maka sepeda motor tidak akan berfungsi.
-
Bagaimana orang-orang menghindari kecelakaan? Disebut kurang dari ratusan meter karena terlihat para warga dan beberapa pengendara roda dua lainnya membungkukkan tubuhnya untuk menghindari kecelakaan akibat dari tabrakan pesawat.
-
Di mana lokasi kecelakaan pemotor? Lokasi terjatuhnya sang pemotor begitu dekat dengan laju kendaraan dinas para pejabat.
-
Bagaimana cara menjaga keselamatan di perjalanan? Setelah mengetahui doa bepergian, selanjutnya dijelaskan tips menjaga keselamatan. Tips ini bisa dilakukan ketika Anda menggunakan kendaraan pribadi:
-
Dimana kecelakaan terjadi? Kecelakaan terjadi saat Oriza pergi ke Puncak untuk menghadiri acara kampus bersama teman-temannya.
-
Siapa yang mengalami kecelakaan? Chisa Anne stri dari vokalis band Repvblik Ruri Wantogia, membagikan kondisi terkini dari sang suami yang dikabarkan mengalami kecelakaan pada Jumat (6/9).
Taufik Kalfin Ashari (16), menceritakan bahwa ide awal pembuatan Safety Riding Kit S2-HK tak lepas dari kondisi pelajar SMK Negeri 1 Ngawen kerap menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Bahkan beberapa di antaranya meninggal dunia karena kecelakaan.
"Salah satu penyebab hingga meninggal dunia adalah tidak menggunakan helm saat naik sepeda motor. Ada juga yang tidak punya SIM tapi bawa sepeda motor. Dari prihatin melihat banyaknya teman yang menjadi korban kecelakaan ide membuat alat ini muncul," ujar Taufik ditemui di sekolahnya, Rabu (11/1).
Taufik menjelaskan bahwa bersama guru pembimbing, Taufik dan teman-temannya mengembangkan alat yang bagi pengendaranya wajib membawa SIM, STNK dan memakai helm sesuai dengan aturan. Selain menjaga keamanan pengendara, alat buatan SMKN 1 Ngawen ini sekaligus juga menjaga keamanan sepeda motor. Pasalnya jika tak membawa STNK, sepeda motor tidak bisa dihidupkan mesinnya.
Salah seorang Guru Pendamping Heru Raharjo menyampaikan, alat ini terdiri dari tiga komponen, yakni reader untuk membaca SIM dan STNK yang sudah ditambah kartu pengaman, sensor helm dan prosesor untuk mengolah data ketiga komponen tersebut sehingga kendaraan bisa berfungsi.
"Alat ini kami beri nama Safety Riding Kit S2-HK berbasis mikrokontroler Arduino nano, di mana perangkat keamanan berkendara yang berbasis kontrol SIM, STNK dan Helm keselamatan," papar Heru.
Heru menjabarkan bahwa saat ini, SMKN 1 Ngawen tengah mengembangkan alat tersebut agar lebih murah dan bisa diaplikasikan kepada masyarakat. SMKN 1 Ngawen juga sedang mengembangkan generasi kedua dari Safety Riding Kit S2-HK dengan komponen yang lebih ringkas.
"Untuk pembuatan alat uji coba ini kami membutuhkan biaya sekitar Rp 800 ribuan. Tetapi jika sudah diproduksi massal kemungkinan akan murah," ungkap Heru.
Untuk melindungi hak cipta Safety Riding Kit S2-HK saat ini pihak sekolah sedang memproses pematenan karya di Kementerian Hukum dan HAM. Harapannya pengajuan hak cipta ini bisa melindungi karya anak bangsa di pelosok Gunungkidul. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
77 persen kecelakaan yang terjadi di jalan raya melibatkan sepeda motor, dan 14 persen pengemudi masih di bawah umur 17 tahun.
Baca SelengkapnyaSebanyak 44 persen angka kecelakaan terkait dengan kegagalan fungsi rem
Baca SelengkapnyaTujuan operasi Patuh Lancang Kuning tahun 2024 ini yang paling utama yakni menekan angka kejadian laka lantas
Baca SelengkapnyaPolda Riau mencatat tahun ini kecelakaan cukup tinggi, banyak melibatkan angkutan umum
Baca SelengkapnyaMayoritas korban kecelakaan lalu lintas, saat ini didominasi oleh usia antara 6-25 tahun.
Baca SelengkapnyaMenurut Djoko, pengawasan terhadap bus pariwisata masih perlu diperketat dan harus ada sanksi bagi perusahaan bus yang lalai terhadap tertib administrasi.
Baca SelengkapnyaKapolres juga mengajak para pemilih pemula untuk aktif berpartisipasi dalam Pilkada 2024 dan tidak termakan informasi palsu atau hoaks.
Baca SelengkapnyaTidak ada biaya dibebankan kepada para pelajar. Karena semua ditanggung pihak sekolah.
Baca SelengkapnyaPolisi mendatangi para pelajar SMA 1 Ukui, Kabupaten Pelalawan, yang menjadi pemilih pemula di Pilkada serentak.
Baca SelengkapnyaCooling system dilakukan untuk menjaga dan mencegah potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaYLKI soal Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana: Sering Terjadi karena Sopir Kurang Tidur
Baca SelengkapnyaPara kurir diberikan berbagai pelatihan berkendara, mulai dari teknik mengemudi defensif hingga bagaimana cara melakukan pemeriksaan kendaraan.
Baca Selengkapnya