Insiden Mina terulang, PKB nilai Saudi kurang serius tangani haji

Merdeka.com - Insiden Mina yang merenggut 700-an jiwa lebih jemaah haji mendapat perhatian seluruh dunia. Sementara itu, banyak pihak mengaitkan musibah ini dengan sistem keberangkatan haji termasuk keamanan yang berlaku saat musibah itu terjadi.

Menurut Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding, musibah Mina tak lepas dari kurangnya keseriusan pemerintah Arab Saudi dalam menangani setiap prosesi haji yang ada. Anggapan haji sebagai sebuah rutinitas biasa oleh pemerintah Arab Saudi diduga menjadi salah satu penyebab kejadian yang memilukan ini.

"PKB turut berbelasungkawa. Semua kehendak Allah, tapi manajemen harus diperbaiki. Saya pernah jadi Ketua Komisi VIII dan beberapa kali ke Arab Saudi. Ada satu hal, perhatian, kultur pemerintahan Arab terhadap jemaah itu biasa saja. Mungkin karena anggap haji itu rutinitas," ungkap Karding di Kantor PKB, Jl. Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/9).

Tak hanya mengkritisi tanggung jawab pemerintah Arab Saudi, Karding juga meminta agar negara yang dipimpin oleh Raja Salman bin Abdul Aziz tersebut harus segera memperbaiki manajemen yang ada.

"Walaupun mereka melakukan perbaikan. Tapi dalam hal teknis pengaturan jadwal kapan keberangkatannya, hal itu mesti diperhatikan secara serius. Yang kemarin itu jauh di bawah standar," tukas dia.

Tiga jemaah asal Indonesia juga turut menjadi korban dalam tragedi Mina. Ketiganya diduga kuat keluar dari rombongan pada saat pelemparan jumrah. Menurut dia, hal ini juga perlu perbaikan dalam mana perlunya pembatasan jumlah jemaah dalam satu grup. Dengan ini kata dia, pemimpin grup bisa mengontrol anggotanya secara baik.

"Itu yang saya bilang, pembimbing kelompok itu harus membatasi jumlah. Gak boleh satu orang memimpin sampai ratusan. Itu juga latih mereka (jemaah) disiplin. Ada yang merasa sudah pengalaman lalu keluar dari jadwal," pungkas dia.