Insiden Saksi Dianiaya, DPR Nilai Reformasi Kultural di Polri Belum Berjalan Baik
Merdeka.com - Penganiayaan saksi kasus pembunuhan saat dimintai keterangan di Polsek Percut Sei Tuan disesalkan banyak pihak. Apalagi, peristiwa itu terjadi hanya selang beberapa hari setelah HUT Bhayangkara.
"Jadi memang ini sangat menyakitkan dan menyesakkan dada, karena kejadian ini selang beberapa hari setelah polisi merayakan ulang tahunnya. Yang seharusnya lebih baik. Apakah mereka tidak mendengar pidato dari Presiden, pidato dari Kapolri tentang reformasi kultural," ujar Anggota Komisi III DPR, M Nasir Djamil saat dihubungi merdeka.com, Jumat (10/7).
Menurutnya, insiden yang dialami Sarpan menjadi bukti bahwa reformasi di kepolisian belum berjalan dengan baik, sebagaimana yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo.
-
Apa yang diminta Komisi III kepada Polisi? Kebijakan Kapolri ini pun lantas turut mendapat dukungan dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Namun meski begitu, politikus Partai NasDem ini mewanti-wanti para jajaran yang bertugas saat Nataru 2024, agar tetap tegas dalam menegur masyarakat yang membahayakan dalam berkendara.
-
Apa pesan yang diberikan Kapolri? Kapolri memberi arahan agar Theodore bisa mempersiapkan segalanya sebelum berdinas seusai dilantik sebagai perwira. 'Kemarin saya bisa diberikan kesempatan berbincang-bincang sama Bapak Kapolri. Di situ Bapak Kapolri menitipkan pesan ke saya terutama untuk bagaimana kelanjutan pada saat dinas dan bekal apa saja yang perlu saya persiapkan,' kata Theodore.
-
Bagaimana cara Komisi III agar polisi bisa tegas? “Dua sikap yang penting bagi jajaran di lapangan; tegas dan humanis. Berikan pelayanan yang maksimal untuk masyarakat dan tegas dalam menegur yang menyalahi aturan,“ demikian Sahroni.
-
Siapa yang diimbau TNI-Polri untuk menjaga keamanan? Mereka mengimbau agar warga berpartisipasi aktif dalam kegiatan siskamling.
-
Kenapa Menkumham meminta jajarannya melakukan evaluasi? Dari refleksi ini, kita dapat mengevaluasi strategi kita, mengidentifikasi peluang baru, serta menetapkan tujuan yang lebih ambisius dan lebih baik untuk tahun mendatang,' sambungnya.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
"Jadi reformasi kultural itu belum berjalan dengan baik. Jadi perilaku yang cenderung menggunakan kekerasan itu kerap dilakukan oleh oknum oknum kepolisian. Nah, Oleh karena itu ini menjadi alarm bagi Kapolri dan jajarannya untuk evaluasi pola pembinaan dan pengawasan yang berjenjang di kepolisian," imbuhnya.
Kasus ini, sambung Nasir, seharusnya tamparan keras bagi institusi kepolisian agar segera membenahi sistem. Di samping, penerapan sanksi tegas kepada oknum yang menyimpang.
"Kepada mereka karena apapun tindakannya yang seharusnya mengayomi dan melindungi kok justru sebaliknya. Memang ini dibandingkan dengan polisi yang baik juga masih banyak sebenarnya. Tapi gara-gara kejadian ini seperti pepatah, gara-gara noda setitik rusak susu sebelanga. Gara-gara aksi koboi mereka itu, ikut rusak institusi yang malu itu juga kan polisi," imbuh Nasir.
Instruksi Presiden Jokowi untuk Reformasi Polri
Padahal pada HUT Bhayangkara ke-74 di Istana Negara, Rabu (1/7), Presiden Joko Widodo menginstruksikan reformasi Polri dalam menjaga kehormatan instansi dan kepercayaan masyarakat selama bertugas.
"Terus lakukan reformasi diri secara total dan bangun sistem dan tata kelola yang partisipatif, transparan, dan, akuntabel," ujar Jokowi.
Jokowi memerintahkan kepada Polri untuk memegang teguh nilai Tribrata dan Catur Prasetya untuk perubahan kultur kerja yang baik dalam diri Polri.
"Terapkan strategi proaktif dan humanis dalam menangani masalah sosial di masyarakat," tegas Jokowi.
Pesan serupa juga disampaikan Kapolri Jenderal Idham Azis. Dia ingin agar anggotanya tetap menjaga soliditas internal dengan baik, sebagaimana pesan dari Presiden Joko Widodo.
"Pada akhirnya sesuai dengan pesan Presiden, marilah kita menjaga soliditas internal kita dengan baik," kata kata Idham di Mabes Polri.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi III DPR berharap tidak ada lagi informasi mengenai pembiaran terhadap laporan KDRT kepada polisi.
Baca SelengkapnyaMenurut Nasir, kasus tersebut juga menjadi peringatan bagi institusi kepolisian untuk berbenah diri.
Baca SelengkapnyaPolitisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, senjata api itu seharusnya digunakan oleh aparat bila dalam kondisi terdesak dan darurat
Baca SelengkapnyaAdapun pembahasan rapat terkait persiapan penegakan hukum Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Hinca Panjaitan mengungkap fakta kepada Kapolri Listyo Sigit.
Baca Selengkapnya"Kasus ini sangat memprihatinkan, korban tewas sia-sia karena perilaku oknum yang brutal," kata Habiburokhman.
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh tersangka sudah ditangkap. Sementara satu orang inisial S masih buron.
Baca SelengkapnyaKomisi III juga mengecam tindakan salah tangkap yang dilakukan polisi.
Baca SelengkapnyaKoalisi menilai tindakan penculikan dan penyiksaan sampai hilangnya nyawa warga sipil ini telah mencoreng nama baik TNI.
Baca SelengkapnyaNatsir Djamil mengatakan dalam Pemilu 2024 setiap orang bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaAksi penembakan dilakukan Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar terhadap Kasat Reskrim Polres Solok AKP Ulil Ryanto Anshari
Baca SelengkapnyaAgar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca Selengkapnya