IPW desak polisi ungkap pemilik unimog massa Prabowo
Merdeka.com - Indonesia Police Watch (IPW) meminta pihak Polda Metro Jaya untuk mengungkap pemilik dari tiga unit truk unimog milik massa pendukung Prabowo - Hatta yang disita dalam aksi demonstrasi terkait sidang putusan sengketa Pilpres 2014 di Mahkamah Konstitusi.
"IPW mengapresiasi Polda Metro Jaya yang menyita tiga truk Unimog milik pendukung Prabowo yang dibawa dalam aksi demo di MK beberapa hari lalu. Namun, Kapolda Metro Jaya harus mengungkap siapa pemilik ketiga unimog dan apa motivasinya membawa kendaraan itu dalam aksi demo," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane di Jakarta, Senin (25/8).
Menurut Neta, dalam kondisi aksi unjuk rasa di MK, seharusnya hanya instansi militer yang berhak menggunakan kendaraan sejenis unimog. Truk unimog adalah kendaraan paramiliter atau kendaraan angkut untuk kegiatan militer, terutama di medan perang.
-
Siapa yang protes soal UMP? Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan mogok nasional awalan ini melibatkan sejumlah pabrik di kawasan industri di seluruh Indonesia.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Bagaimana reaksi pengendara mobil saat diprotes? Pengemudi mobil itu justru membuka kaca sambil mengeluarkan pistolnya.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
"Oleh sebab itu, kepemilikan dan penggunaan kendaraan sejenis unimog seharusnya dilarang untuk kalangan sipil. Tentu sangat ironis jika unimog bisa digunakan dalam aksi demo massa di MK," ujarnya.
Neta berpendapat penggunaan truk paramiliter dalam aksi demonstrasi bisa menimbulkan beberapa dampak buruk, salah satunya sebagai alat provokasi.
"Adanya unimog itu bisa membuat massa demonstran beranggapan bahwa aksi mereka didukung kalangan militer sehingga massa cenderung agresif dan radikal," katanya.
Selain itu, dia menilai kehadiran tiga unit truk unimog tersebut cenderung membuat aparat kepolisian kerepotan mengendalikan aksi demo.
"Terbukti dalam aksi di MK kemarin, unimog digunakan untuk memprovokasi massa dan polisi, dengan cara melindas barikade kawat berduri," ucapnya.
Tidak hanya itu, unimog dalam aksi demo tersebut juga sempat menabrak dua orang polisi hingga harus dirawat di rumah sakit.
"Aksi provokasi dengan unimog ini berhasil memancing massa bertindak brutal melempari polisi. Akibatnya, polisi membalas dengan tembakan 'water cannon' dan peluru karet. Dampaknya sejumlah orang terluka," ungkapnya.
Oleh karena itu, IPW berharap Polda Metro Jaya dapat memproses supir dan pemilik unimog secara hukum.
"Jika unimog itu tidak memiliki izin, polisi harus menyitanya. Jika surat-suratnya lengkap, polisi harus menjelaskan bagaimana izin dan surat-surat tersebut diperoleh," ujar Neta.
Selain itu, ia mengatakan pemerintah perlu bersikap tegas dan konsisten untuk tidak mengizinkan kalangan sipil untuk memiliki kendaraan paramiliter, seperti unimog. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PSI, Raja Juli Antoni menyayangkan aksi segerombolan pemotor yang membawa bendera PDIP tersebut
Baca SelengkapnyaPihak TNI memastikan pria berbadan gempal itu bukanlah anggota TNI melainkan sipil.
Baca SelengkapnyaPengemudi Pajero yang terlibat dalam insiden ini diduga adalah seorang Purnawirawan Mayjen TNI
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku belum mengetahui peristiwa tersebut.
Baca SelengkapnyaViral emak-emak jalan-jalan sambil dikawal mobil Patwal Polri, ramai jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaWakil Sekjen PBNU Suleman Tanjung, mengatakan, unjuk rasa yang digelar belasan orang di PBNU pada Jumat (2/8) kemarin murni didalangi oleh PKB.
Baca SelengkapnyaRaja Juli Antoni merasa heran dengan tindakan yang dilakukan oleh segerombolan massa tersebut.
Baca SelengkapnyaGanjar menegaskan bahwa pemasangan baliho menggunakan mobil berpelat merah merupakan tindakan yang salah.
Baca SelengkapnyaPemotor sambil membawa bendera warna merah itu menggebar knalpot brong
Baca SelengkapnyaCamat tidak mengakui adanya perintah untuk menyebarkan ratusan APK tersebut.
Baca SelengkapnyaMarkas Besar (Mabes) TNI menegaskan pengemudi Toyota Fortuner ugal-ugalan bukan adik seorang Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaAndika Perkasa menanggapi Menhan Prabowo yang sering bagi-bagi sepeda motor ke Babinsa.
Baca Selengkapnya