IPW Harap Komjen Listyo Sigit Jadi Ikon Antidiskriminasi di Polri
Merdeka.com - Komjen Listyo Sigit Prabowo rencananya akan dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden Joko Widodo Rabu (27/1) besok. Dengan dilantiknya Sigit, Indonesia Police Watch (IPW) berharap mantan Kabareskrim itu bisa menjadi ikon Antidiskriminasi di tubuh Polri.
"Setelah dilantik menjadi Kapolri, tugas pertama Sigit adalah mencabut dan menghapus semua kebijakan yang berbau diskriminasi di tubuh Polri," kata ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam keterangan persnya, Selasa (26/1).
Neta mengungkapkan bahwa selama Indonesia merdeka, baru dua kali Kapolri dijabat Pati non Muslim. Yang pertama yaitu Widodo Budidarmo, kerabat Ibu Tien istri dari Presiden Soeharto dan Sigit yang merupakan mantan ajudan Jokowi.
-
Siapa istri dari Komjen Listyo Sigit Prabowo? Diana Listyo, istri dari Komjen Listyo Sigit Prabowo, adalah contoh wanita yang tampil anggun dalam seragam Bhayangkari.
-
Kapan Jenderal Soekanto menjabat sebagai Kapolri? Jenderal Raden Said Soekanto menjadi Kapolri dari tahun 1945 hingga 1959.
-
Siapa istri Kapolri? Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menutup Pendidikan Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Tingkat IV Angkatan ke-55 Batalyon Satya Dharma Tahun 2024. Tidak sendiri, Listyo hadir bersama dengan sang istri yaitu Juliati Sapta Dewi Magdalena.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa istri Sigit Harjojudanto? Dalam momen ulang tahun ke-73 Sigit Harjojudanto, sang istri, Elsje Anneke Ratnawati, terlihat setia mendampinginya.
-
Siapa yang Soeharto katakan sebagai patriot Indonesia? “Saya ini tentara. Tentara itu pedoman hidupnya Sapta Marga. Kami patriot Indonesia, pendukung dan pembela ideologi negara yang bertanggungjawab dan tidak mengenal menyerah.“
"Mengapa Sigit harus menjadi ikon Anti Diskriminasi? Sebab selama ini sulit sekali bagi Pati non Muslim untuk memegang jabatan tertentu di Polri dan Sigit berhasil lolos dari lubang jarum diskriminasi di tubuh kepolisian," ungkap Neta.
Oleh sebab itu, Sigit dinilai harus membawa paradigma baru di tubuh Polri, yakni paradigma yang anti diskriminasi. Neta mengungkapkan, ada tiga diskriminasi di tubuh Polri yang harus segera dihilangkan oleh Sigit.
Yang pertama, Sigita harus segera mencabut Surat Keputusan Kapolri No: Kep/407/IV/2016 tgl 20 April 2016 yang menyebutkan syarat menjadi Kapolda/Wakapolda harus berpendidikan Sespimti/Lemhanas/Sesko TNI. Sementara pendidikan Diklatpim TK I tidak diakui dan hanya syarat untuk Irwasda ke bawah.
"Ini jelas sangat diskriminatif dan Polri berpotensi diboikot LAN sebagai lembaga yang membuat Diklatpim untuk seluruh ASN," ujarnya.
Kedua, Pati Polwan Polri, kata Neta, selama ini juga ikut didiskriminasi dan sangat sulit untuk menjadi Kapolda. Dalam sejarah Polri, baru satu perempuan menjadi Kapolda, yakni Brigjen Rumiyah di Banten.
"Padahal jumlah penduduk perempuan di Indonesia saat ini lebih dari 55 persen," kata Neta.
Ketiga, perwira lulusan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) saat ini tidak bisa mengikuti Sespimma, Sespimmen dan Sespimti.
Para lulusan SIPSS diarahkan ke pendidikan Diklatpim I, II, dan III. Kebijakan diskriminatif itu dikeluarkan melalui Pengumuman Kapolri, Nomor: PENG/4/I/DIK.2.2/2021 tanggal 8 Januari 2021 tentang penyelenggaraan pendidikan SESPIMMA Angkatan ke-65 dan 66 T.A. 2021.
"Salah satu isi Poin nomor 3b, yaitu persyaratannya hanya untuk Perwira Lulusan Akpol dan SIP. Tentunya pengumuman ini sangat merugikan dan sangat diskriminatif bagi lulusan SIPSS," ujarnya.
Selanjutnya, jika melihat dari ST Kapolri Nomor: ST/299/I/DIK.2.5./2020 Tanggal 29 Januari 2020, pendidikan Diklatpim Tingkat I, terdapat syarat ketentuan usia anggota Polri minimal 47 tahun. Neta menilai syarat usia minimal tersebut sangat diskriminatif bagi lulusan SIPSS.
"Soalnya untuk di level AKP, rata-rata usia lulusan Personel Polri dari SIPSS berada pada usia 32 tahun, artinya jenjang kariernya akan tertunda sangat lama, sampai usia 47 tahun," kata Neta.
Oleh sebab itu, Neta juga berharap bahwa Sigit bisa mengungkap mengapa perwira SIPSS tidak diperbolehkan ikut Dikbangum Polri. Padahal, kata Neta, perwira SIPSS juga merupakan personel Polri yang sama dengan yang lainnya.
"Jika di internalnya saja, Polri sudah penuh dengan sika-sikap diskriminasi. Bagaimana anggotanya yang di lapangan bisa melindungi, mengayomi, dan menegakkan hukum di masyarakat dengan adil kalau kehidupan institusinya penuh dengan sikap diskriminasi?" tanya Neta.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelantikan Brigjen Dwi Irianto berdasarkan Surat Telegram Rahasia (STR) Mutasi Nomor: ST/759/IV/KEP./2024 tanggal 26 April 2024.
Baca SelengkapnyaInilah sosok polisi pemilik balok 3 di pundak yang kini bertabur bintang dan paling disegani di Kepolisian.
Baca SelengkapnyaMereka menjadi lulusan terbaik di angkatannya masing-masing.
Baca SelengkapnyaKapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo mengantongi nama Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri) untuk menggantikan Komjen Pol Agus Andrianto.
Baca SelengkapnyaSosok Letnan Jenderal Widi Prasetijono yang baru dilantik. Dulu ajudan Jokowi kini jadi.
Baca SelengkapnyaIa baru saja dilantik menjadi Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Senin (29/4). Sebelumnya, Dwi Irianto sudah mengemban berbagai jabatan penting.
Baca SelengkapnyaJenderal polisi eks ajudan Presiden RI kini punya karir moncer di kepolisian.
Baca Selengkapnyasaat Taruna, Ia berhasil menjadi lulusan terbaik Adhi Makayasa di Akademi Kepolisian.
Baca SelengkapnyaSiti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto sempat memberi pesan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaMomen syukuran ulang tahun Irjen Pol (Purn) Sidarto Danusbroto bertabur tokoh ternama di tanah air.
Baca SelengkapnyaKarir jebolan Akpol 1996 ini terbilang moncer, sejumlah posisi strategis pernah dijabat
Baca SelengkapnyaIrjen Achmad Kartiko menggantikan Irjen Pol Ahmad Haydar yang segera memasuki masa pensiun.
Baca Selengkapnya