Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

IPW minta Mabes Polri bentuk lembaga pengawas untuk Densus 88

IPW minta Mabes Polri bentuk lembaga pengawas untuk Densus 88 Penggerebekan terduga teroris di Cirebon. ©AFP PHOTO/STRINGER

Merdeka.com - Ketua Presidium Indonesian Police Watch, Neta S Pane menganggap kritik terhadap Densus 88 yang muncul belakangan ini merupakan bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi pemberantas terorisme tersebut. Masyarakat ingin Densus 88 kembali menangkap para teroris yang merupakan musuh masyarakat sesuai koridor hukum.

"Kita lihat desakan itu muncul karena rasa kecintaan," kata Neta di Kompolnas, Jakarta, Rabu (30/3).

Harus diakui, kata Neta, salah satu faktor yang membuat kepercayaan masyarakat mulai berkurang terhadap Densus 88 karena sejumlah oknum anggota yang arogan dan bersikap sebagai eksekutor. Padahal, seharusnya anggota memiliki kewajiban melindungi tersangka pelaku teror sampai ke ruang pengadilan.

"Iya ini muncul desakan karena anggota Densus 88 mulai bersikap eksekutor di lapangan. Seharusnya kan melindungi pelaku sampai diadili di persidangan," ujarnya.

Neta juga tidak sepakat jika Densus 88 harus dibubarkan. Hal ini mengingat, Densus 88 sangat berjasa memerangi terorisme di tanah air.

Kendati demikian, untuk meminimalisir sikap arogansi anggota Densus 88 di lapangan, Neta mengimbau agar Polri membuat lembaga pengawasan, sehingga nantinya, lembaga tersebut bisa mengawasi kinerja para anggota Densus 88.

"Munculnya desakan itu karena tidak ada pengawasan intensif terhadap mereka. Mabes Polri harusnya membentuk lembaga pengawas terhadap kinerja Densus 88," pungkas Neta.

Sebelumnya, sejumlah kritikan datang dari sejumlah pihak terhadap Densus 88. Polri diminta mengevaluasi kinerja Densus 88 setelah panglima sekaligus komandan rekrutmen kelompok teroris Neo Jemaah Islamiyah (JI), Siyono tewas usai berduel dengan anggota Densus 88.

Atas kematian Siyono, Densus 88 pun dituding telah melanggar HAM. Menanggapi hal tersebut, Polri tak tinggal diam. Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan mempertanyakan dasar dari tudingan itu.

Anton sedikit kecewa lantaran masyarakat kerap menyudutkan Polri atas kematian Siyono. Padahal, jelas terbukti jika Siyono adalah salah satu petinggi di kelompok radikal tersebut.

"Silakan saja seandainya itu memang mau dikatakan melanggar HAM atau lainnya, silakan saja," kata ‎Anton di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/3).

"Tapi kenapa ketika banyak TNI dan Polri jadi korban tidak ada satu orang juga mengatakan melanggar HAM. Justru ketika orang yang jelas-jelas bisa kita buktikan berdasarkan saksi, berdasarkan bukti bahwa dia adalah seorang petinggi teroris dikatakan melanggar HAM dari situ saja Polri sudah disudutkan," timpal Anton. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Ini Jabatan Pegawai KAI Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88
Ternyata Ini Jabatan Pegawai KAI Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88

DE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) ditangkap lantaran dirinya diduga terlibat aksi terorisme.

Baca Selengkapnya
Perintah Kapolri Jenderal Sigit ke Densus 88, Usut Jaringan Lain Tersangka Teroris Pegawai KAI
Perintah Kapolri Jenderal Sigit ke Densus 88, Usut Jaringan Lain Tersangka Teroris Pegawai KAI

Perintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.

Baca Selengkapnya
Respons KAI Karyawannya Jadi Tersangka Kasus Terorisme dan Diciduk Densus 88
Respons KAI Karyawannya Jadi Tersangka Kasus Terorisme dan Diciduk Densus 88

Tersangka diduga turut menyebarkan propaganda kelompok teroris ISIS di media sosial.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Waspadai Aksi Bela Palestina Ditunggangi Kelompok Teror
Densus 88 Waspadai Aksi Bela Palestina Ditunggangi Kelompok Teror

Aswin menegaskan kerja Densus 88 dalam menangkap tersangka teroris bukan berdasarkan isu melainkan alat buktii.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Tangkap Empat Terduga Teroris di Riau
Densus 88 Tangkap Empat Terduga Teroris di Riau

Belum diketahui terduga teroris itu masuk jaringan mana.

Baca Selengkapnya
Cegah Bahaya Radikalisme, Densus 88 Dilibatkan Dalam Pengamanan Pilkada Serentak
Cegah Bahaya Radikalisme, Densus 88 Dilibatkan Dalam Pengamanan Pilkada Serentak

Densus 88 memberikan pemahaman kepada para personel Polri dalam kegiatan pencegahan bahaya paham radikal.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer

Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).

Baca Selengkapnya
Sikat KKB Papua & Teroris, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Keluarkan Perintah Tegas ke Brimob & Densus 88
Sikat KKB Papua & Teroris, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Keluarkan Perintah Tegas ke Brimob & Densus 88

Kapolri mengeluarkan perintah tegas ke Brimob dan Densus 88 untuk sikat KKB serta teroris.

Baca Selengkapnya
IPW: Tersangka Dibebaskan Usai TNI Geruduk Polrestabes Medan
IPW: Tersangka Dibebaskan Usai TNI Geruduk Polrestabes Medan

Menurut Dedi kedatangan mereka ke Polrestabes Medan telah sesuai prosedur.

Baca Selengkapnya
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.

Baca Selengkapnya
Niat Buat Kekacauan saat Pemilu 2024, Satu Teroris di Riau Berhasil Diamankan
Niat Buat Kekacauan saat Pemilu 2024, Satu Teroris di Riau Berhasil Diamankan

Ramadhan tidak membeberkan secara detail sosok S yang bekerjasama dengan M.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Polri Buka Suara Terkait Ancaman Teror Jelang 17 Agustus di Balik Penangkapan Serangkaian Teroris
Densus 88 Polri Buka Suara Terkait Ancaman Teror Jelang 17 Agustus di Balik Penangkapan Serangkaian Teroris

Densus 88 Antiteror Polri menyebut sejauh ini tidak ada eskalasi peningkatan ancaman terorisme sampai dengan peringatan 17 Agustus.

Baca Selengkapnya