Irfan, pemuda lawan begal Bekasi ternyata santri di Madura yang jago bela diri
Merdeka.com - Muhamad Irfan Bahri tak menyangka tiba-tiba disatroni perampok ketika hendak swafoto di jembatan Summarecon Bekasi, Rabu (23/5) dini hari. Pemuda 19 tahun ini terpaksa melawan dua orang pelaku yang membawa celurit. Dia hanya membela diri karena nyawanya terancam.
"Kalau tidak melawan, saya yang mati," kata Irfan kepada pers di rumah pamannya, RT 4 RW 7 Nomor 25, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi pada Selasa (29/5).
Irfan adalah seorang santri. Dia mondok di sebuah pondok Pesantren di Madura, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Di Madura, Irfan tak asing dengan benda tajam jenis celurit, apalagi selama menjadi santri sejak kelas 1 madrasah ibtidaiyah, Irfan juga belajar bela diri jenis silat bersama dengan santri lainnya.
-
Dimana penulis pergi saat liburan? Liburan kemarin, saya pergi ke Gunung Tanggamus di Kabupaten Tanggamus, Lampung. Saya belum pernah mendakinya sebelumnya. Saya pergi ke sana bersama beberapa teman saya. Kami mulai mendaki pukul 7 malam. Waktu itu sangat gelap tapi saya tidak merasa khawatir karena semua teman saya adalah pendaki profesional.
-
Mengapa Prabowo mengunjungi pondok pesantren? 'Saya datang untuk sowan mengucapkan terima kasih atas dukungan selama ini yang tidak pernah putus juga untuk minta doa, saya minta saran petunjuk dan tadi saya oleh ketua pembina Kiai haji Komarudin,' ujar Prabowo.
-
Dimana liburan dilakukan? Last week, I went to a traditional market to buy some daily needs.
-
Siapa yang pernah menjadi santri di Pondok Tegalsari? Salah satu sosok yang pernah jadi santri di Pondok Tegalsari adalah pujangga Ronggowarsito.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Dimana mereka berlibur? Baru-baru ini, keduanya menikmati liburan di Palu.
Baru sepekan dia berada di Bekasi untuk berlibur. Dia sengaja berlibur ke rumah pamannya. Saat itu, setelah salat tarawih, Irfan jalan-jalan bersama dengan sepupunya yakni AR. Awalnya ke alun-alun Kota Bekasi.
Sudah larut malam, Irfan memutuskan untuk pulang. Namun, karena penasaran dengan kawasan Summarecon, Irfan meminta diantarkan ke kawasan elit di pusat Kota Bekasi tersebut. "Pertama saya di bawah jembatan, lihat pemandangan. Kemudian naik ke atas," kata dia.
Sepeda motor diparkir di bahu jalan mengarah ke tugu piramida terbalik, Irfan berada di trotoar. Bersamaan dengan itu, dua orang tak dikenal menghampiri. Pelaku meminta Irfan dan AR menyerahkan telepon genggam mereka. AR terpaksa memberikan. Tapi tidak demikian dengan Irfan. Dia menolak.
Irfan melawan karena melihat celurit yang dibawa pelaku dibungkus sarung. Duel tak dapat dihindarkan.
"Celurit itu diacungkan, saya melihat dan beranggapan bahwa celurit masih menggunakan sarung, sehingga hanya dipakai menakut-nakuti," kata Irfan.
Irfan berhasil merebut celurit yang dibawa pelaku. Irfan menghajar dua pelaku. Satu di antaranya tewas karena mengalami luka bacok di perut, pinggang, dan leher. Sedangkan, IY selamat meskipun kini masih dirawat di RS Anna Medika karena juga mengalami luka bacok.
Saat diperiksa polisi, awalnya IY dan Arik mengaku diserang sekelompok pemuda. Namun, belakangan terungkap bahwa mereka melakukan perampokan kepada Irfan dan AR di Jembatan Summarecon Bekasi.
"Saya belum bisa pulang kampung, karena masih menjalani pemeriksaan lagi. Rencananya Kamis ini ke Polres," ujar Irfan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tengah mengikuti aktivitas seperti biasa, dia mendapat kejutan didatangi ibu.
Baca SelengkapnyaSelama tiga tahun, Kiai gadungan ini sudah melakukan aksi bejatnya kepada korban sebanyak tiga kali
Baca SelengkapnyaSantri Yatim Piatu Hafiz Quran Jatuh dari Lantai 3 Pesantren di Tasikmalaya
Baca SelengkapnyaPace Ijal merupakan warga Wamena yang lama tinggal di Bandung.
Baca SelengkapnyaSang pendiri pondok pesantren terkenal cerdas sejak kecil
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al Fatah di Desa Temboro Kabupaten Magetan ini jadi pusat Jemaah Tabligh terbesar di Asia Tenggara. Santrinya bisa naik kuda hingga unta.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan ini sudah dilaporkan orang tua korban ke pihak guru, tetapi tidak direspons.
Baca SelengkapnyaAndri menjelaskan saat ini kedua pelaku ditahan di Polres Tebo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaMomen tersebut seakan mengajarkan tentang pentingnya empati dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan.
Baca SelengkapnyaRatusan santri yang memadati Pelabuhan Jangkar berasal dari beberapa pondok pesantren di Situbondo.
Baca SelengkapnyaSantri Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Malang menjadi korban bullying (perundungan ) oleh seniornya.
Baca SelengkapnyaMomen pria asal Indonesia naik sepeda ke Mekkah. Tempuh waktu 7 bulan.
Baca Selengkapnya