Istana tak setuju hacker Indonesia serang situs Australia
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia telah melontarkan protes terhadap Australia dan Amerika Serikat soal penyadapan yang dilakukan kedua negara itu. Namun, sikap ini dirasa kurang karena penyadapan dinilai mengganggu harkat dan martabat bangsa.
Para ahli peretas (hacker) situs Indonesia pun bertindak atas penyadapan ini. Para hacker lokal ini dengan caranya sendiri menyerang Australia melalui meretas dan merusak situs-situs resmi pemerintah Australia.
Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri, Teuku Faizasyah angkat bicara soal serangan hacker lokal itu terhadap situs milik pemerintah Australia. Dia mengaku tak bisa berbuat banyak tentang hal itu.
-
Apa yang diminta hacker dari pemerintah? Atas serangan itu pelaku meminta tebusan senilai USD8 juta atau Rp131 miliar (kurs Rp16.360) ke pemerintah.
-
Kenapa hacker menyerang negara-negara tertentu? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Kenapa orang melakukan penyadapan WhatsApp? Meskipun banyak metode yang dapat digunakan untuk menyadap, penting untuk memahami bahwa tindakan ini melibatkan pelanggaran privasi dan memiliki konsekuensi hukum serius jika dilakukan tanpa izin. Namun, dalam situasi tertentu, seperti pengawasan anak oleh orang tua, beberapa orang menganggap penyadapan diperlukan untuk melindungi mereka dari hal-hal negatif.
-
Bagaimana Anonymous beroperasi? Anonymous merupakan sebuah kelompok yang beranggotakan berbagai hacker dari seluruh dunia. Meskipun tergabung dalam sebuah kelompok, berbagai hacker yang tergabung di dalam grup ini sebenarnya tidak teorganisasi atau teratur dengan saklek dan hierarkis.
-
Siapa yang ngasih saran ke pemerintah tentang hacker? Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyebut serangan ransomware itu merupakan jenis baru dari pengembangan lockbit 3.0.
"Ini mencerminkan masyarakat kita menjadi bagian kehidupan internasional. Pemerintah tak bisa melarang atau membenarkan, karena itu reaksi yang bersifat individual. Itu dikembalikan ke individu," ujar Teuku usai menghadiri diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (9/11).
Meski demikian, dia tak setuju jika keahlian para anak bangsa ini dilakukan untuk tujuan yang tidak baik. Dia malah meminta para hacker lokal membantu pemerintah agar tak lagi dengan mudah disadap.
"Apakah ada tindakan yang lebih positif, misalnya menyalurkan teknologi informasi mereka untuk memperkuat penangkal penyadapan. Jadi itu yang bisa dikontribusikan anak-anak muda yang baik di zaman era informasi teknologi," tegas dia.
Teuku pun tak mau menanggapi soal apakah pemerintah akan menyerang balik penyadapan dengan cara meretas situs-situs Australia dan Amerika Serikat.
"Saya tak kompeten untuk itu. Saya yakin antar institusi pemerintah ada yang punya kapasitas untuk membangun jejaring, pakar teknologi informasi dengan anak muda mereka bisa berkontribusi pengaman teknologi informasi kita," pungkasnya.
Diketahui, para hacker asal Indonesia justru langsung bereaksi keras dengan menggempur habis-habisan situs penting pemerintah Australia, di antaranya situs intelijen. Akibatnya, situs-situs seperti Australian Intelligence Service yang beralamat di www.asis.gov.au tidak bisa dibuka dan down 100 persen hanya dalam hitungan jam saja tadi malam.
Serangan terhadap situs penting Australia diprediksi masih akan berlanjut hari ini. Serangan hacker Indonesia ini ternyata justru mendapat dukungan dari para hacker asal Australia. Padahal sebelumnya diprediksi akan terjadi cyber war antara keduanya.
"Namun, hacker Australia justru membantu Indonesia untuk menyerang website pemerintahan australia, karena mereka sendiri juga merasa kalau tindakan itu (penyadapan) tidak baik, dan itu termasuk mencuri data atau informasi negara lain," kata seorang penggiat Anonymous Indonesia dengan akun twitter @valdiapr kepada merdeka.com, Sabtu (8/11).
Menurut dia, hacker Australia juga menyarankan agar serangan tidak dilakukan secara acak dan hanya menyasar situs pemerintahan. Hacker Australia bahkan memberikan masukan situs-situs mana yang layak diserang, di antaranya situs intelijen Australia di Asio.gov.au.
Jika pemerintah baru memprotes keras, para peretas Tanah Air justru telah bertindak. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaPolri tidak menyerah begitu saja dengan kasus peretasan PDN.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia tak segan-segan memblokir X jika terbukti melegalkan penyebaran video porno.
Baca SelengkapnyaBSSN mengatakan, fenomena itu terjadi karena pengamanan siber terhadap aplikasi-aplikasi itu lemah.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam, Hadi Tjahjanto blak-blakan, rencana strategi pemerintah usai pusat data nasional diserang oleh kelompok hacker.
Baca SelengkapnyaKonsekuensi serius bagi X jika nekat memperbolehkan konten pornografi beredar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMaraknya aksi peretasan dipicu belum maksimalnya penerapan hukum khususnya UU ITE.
Baca SelengkapnyaTerkait rekomendasi umur untuk aturan pembatasan media sosial kepada anak, MUI belum membahas lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan tengah membuat sistem untuk bisa mendeteksi rekening atau akun keuangan yang digunakan untuk judiĀ online.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaNetizen Indonesia ramai-ramai mencari akun media sosial para tentara Israel. Mereka menyerbu mereka dengan hujatan di kolom komentar.
Baca Selengkapnya